TEORI WiLLIAM JAMES
A.
Biografi William James
William James lahir pada tanggal 11 Januari 1984 di New York City.
Ayahnya, seorang kaya raya yang mandiri, adalah seorang penulis masalah-masalah
teologis. Masa pendidikan awal James terkadang terganggu, ia mendapatkan
keuntungan dari pengalaman yang luas dan bervariasi, ia dapat belajar bahasa
Perancis dan Jerman. Pada tahun 19864, ia sangat tertarik pada seni, tetapi
sains menang dan ia masuk Harvard Medical School dengan mendapatkan gelar M.D
pada tahun 1869. Pada tahun 1872 ia menjadi seorang guru psikologi di Harvard.
Dorongan dan pluralisme dari komunitas akademik ini terbukti menjadi latar
belakang bagi James. Di samping menaruh perhatian pada struktur tubuh, ia
terpukau dengan persoalan struktur pikiran dan emosi manusia dan berbagai
variasi pengalaman manusia. Ia juga disulitkan dengan masalah yang berkenaan
dengan perdebatan antara kebebasan dan determinisme, kemungkinan kebenaran
pasti, dan realitas Tuhan.
B.
Madzhab madzhab william james
1.
Pragtisme
James memekankan
nilai paragtisme untuk psikologi, kaidah utama yang menyatakan bahwa validitas
dari sebuah ide atau konsepsi harus diuji melalui konsekuensi-konsekuensi
praktisnya. Ekspresi populer dari sudut
pandang pragmatis adalah “segala sesuatu adalah benar jika bisa
berfungsi”. Pragtisme dikembangkan pada
1890 oleh Charles Sanders Peirce, seorang matematikawan dan filosof sekaligus
sahabat seumur hidup james.
2.
Teori
Emosi
Diterbitkan dalam sebuah artikel tahun 1884 dan kemudian dimuat
dalam The Principles, yang bertentangan dengan pemikiran mengenai hakikat emosi
kondisi emosional yang ada saat itu.
Kalangan psikologi berasumsi bahwa pengalaman mental subyektif dari
sebuah emosi akan mengawali ekspresi atau aksi jasmani.
3.
Tiga
bagian Diri
James berpendapat,
bahwa perasaan seseorang tentang dirinya terdiri dari tiga aspek :
·
Diri
materi : terdiri dari segala sesuatu yang kita sebut sebagai hanya dimiliki
oleh diri kita, seperti tubuh kita, keluarga, rumah atau gaya berpakaian.
·
Diri
social : merujuk pada pengakuan yang kita terima dari orang lain
·
Diri
spiritual : merujuk pada diri batin atau sunyektif kita.
4.
Teori
Kebiasaan
Tindakan
repetitif atau kebiasaan melibatkan sistem syaraf dan dapat meningkatkan
kelenturan materi syaraf. Sebagai
akibatnya, kebiasaan menjadi lebih mudah dilakukan pada pengulangan berikutnya
dan hanya membutuhkan lebih sedikit perhatian sadar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar