Berita HITZ

22 Desember 2018

Sejarah Psikologi Menjadi Ilmu yang Mandiri


PSIKOLOGI AWAL WUNDT


A.    Ide Munculnya Psikologi Sebagai Ilmu yang Mandiri

Pada akhir abad ke 19 tahun 1879 Wilhem Wundt (Jerman, 1832-1920) mendirikan laboratorium Psikologi pertama di Leipzig yang menandai titik awal Psikologi sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri sebagai tokoh psikologi ekperimental Wundt memperkenalkan metode intropeksi yang digunakan dalam eksperimen-eksperimennya. Ia dikenal sebagai tokoh penganut struktualisme karena ia mengemukakan suatu teori yang menguraikan struktur dari jiwa. Wundt percaya bahwa jiwa terdiri dari elemen-elemen (Elementrisme dan ada mekanisme tertentu dalam jiwa yang menghubungkan elemen-elemen kejiwaan satu sama lain sehingga membentuk suatu struktur kejiwaan yang utuh yang disebut asosiasi. Oleh karena itu Wundt juga dianggap sebagai tokoh asosianisme.
Edward Bradford Titchener (1867-1927 mencoba menyebarluaskan ajaran-ajaran Wundt ke Amerika. Tetapi orang Amerika yang terkenal praktis dan pragmatis kurang suka pada teori Wundt yang dianggap terlalu abstrak dan kurang dapat diterapkan secara langsung dalam kenyataan. Mereka kemudian membentuk aliran sendiri yang disebut fungsionalisme dengan tokoh-tokoh nya antara lain:
a)         Wilhiem James 1842-1910
b)         James M keen cattel 1866-1944
Aliran ini mengutamakan fungsi jiwa dari pada mempelajari strukturnya. Ditemukannya teknik evaluasi psikologi (sekarang psikotes) oleh Cattel merupakan bukti betapa pragmatisnya orang-orang Amerika.
Meskipun sudah menekankan pragmatisme namun aliran fungsionalisme masih dianggap terlalu abstrak bagi segolongan sarjana Amerika. Mereka menghendaki agar psikologi hanya mempelajari hal yang benar-benar objektif saja. Mereka hanya mau mengakui tingkah laku ynag nyata (dapat dilihat dan diukur) sebagai objek psikologi (behaviorisme). Pelopornya adalah John Broades Watson (1878-1958 yang kemudian dikembangkan oleh Edwerd Chase Tolman (1886-1959) dan B. F. Skinner (1904).
Selain di Amerika di Jerman sendiri ajaran Wundt mulai mendapat keritik dan koreksi. Salah satunya dari Oswald Kulpe (1862-1915), salah seorang muridnya yang kurang puas dengan ajaran Wudnt dan kemudian mendirikan alirannya sendiri di Wurzburg. Aliran Wurzburg menolak anggapan Wundt bahwa berpikir itu selalu berupa image (bayangan dalam alam pikiran. Kulpe berpendapat pada tingkat berpikir yang lebih tinggi apa yang dipikirkan itu tidak lagi berupa image tapi ada pikiran yang tak terbayangkan (Imageless Thought).
Di Eropa muncul juga reaksi terhadap Wundt dari aliran Gestalt. Aliran gestalk menolak ajaran elementisme Wundt dan berpendapat bahwa gejala kejiwaan (khususnya persepsi, yang banyak diteliti aliran ini) harus dilihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh (suatu Gestalt) yang tidak terpecah dalam bagian-bagian.  Diantara tokohnya adalah Max Wertheimer (1880-1943), Kurt Koffka (1886-1941), Wolfgang Kohler (1887-1967). Di Lepzig pada tahun 1924 Krueger memperkenallkan istilah ganzheit masih dianggap sama dengan istilah Gestalt dan aliran ini sering tidak dianggap sebagai aliran tersendiri namun menurut tokohnya krueger, Ganzaik tidak sama dengan Gestalt dan merupakan perkembangan dari psikologi Gestalt. Ia berpendapat bahwa psikologi Gestalt terlalu menitikberatkan kepada masalah persepsi objek padahal yang terpenting adalah pengahyatan secara menyeluruh ruang dan waktu bukan persepsi saja atau totalitas objek-objek saja.
Perkembanagn lebih lanjut dari psikologi Gestalt adalah munculnya “teori medan (field theory)” dari kurt lewin (1890-1947). Mulanya lewin tertarik pada faham gestalt, tetapi kemudian ia mengritiknya karena dianggap tidak adekua. Namun demikian, berkat Lewin, sebagai pengembangan lebih lanjut di Amerika Serikat lahir aliran “psikologi kognitif” yang merupakan perpaduan antara aliran behaviorisme yang tahun 1940-an sudah ada di Amerika dengan aliran gestalt yang dibawa lewin. Aliran psokologi kognitif sangat menitikberatkan proses-proses sentral (seperti sikap, ide, dan harapan) dalam mewujudkan tingkah laku. Secara khusus, hal-hal yang terjadi dalam alam kesadaran (kognisi) dipelajari oleh aliran ini sehingga besar pengaruhnya terutama dalam mempelajari hubungan antar manusia (psikologi sosial). Diantara tokohnya adalah F.Heider dan L.Fertinger.
Akhirnya, lahirnya aliran psikoanalisa yang besar pengaruhnya dalam perkembangan psikologi hingga sekarang, perlu mendapat perhatian khuhus. Meskipun peranan beberapa dokter ahli jiwa (psikiater), seperti jean martin charcot (1825-1893) dan piere janet (1859-1947) tidak kurang pentingnya dalam menumbuhkan aliran ini, namun sigmund freud lah (1856-1939) yang dianggap sebagai tokoh utama yang melahirkan psikoanalisa. Karena psikoanalisa tidak hanya berusaha menjelaskan segala sesuatu yang tampak dari luar saja, tetapi secara khusus berusaha menerangkan apa yang terjadi di dalam atau dibawah kesadaran manusia, maka psikoanalisa dikenal juga sebagai “psikologi dalam (Depth pshology)”.

A.    Laboratorium Wundt
Pada tahun 1875, ia pindah ke Leipzig, Jerman. Di universitas Leipzig ia mendirikan phsycological institute dimana ia juga memperoleh posisi sebagai profesor. Pada tahun 1879 ia mendirikan laboratorium psikologi yang menandakan bahwa psikologi menjadi cabang ilmu yang mandiri.
Dalam usahanya menyelidiki berbagai gejala kejiwaan di laboratoriumnya, Wundt banyak menggunakan metode eksperimen,karena itu ia dikenal sebagai seorang eksperimentalis. Dari itu Wundt menyadari bahwa eksperimen harus dilakukan dengan metode tertentu dan bahwa faktor pribadi tidak dapat diabaikan dalam penelitian psikologi. Karena itu Wundt menggunakan metode introspeksi atau selbsbeobachtung, dimana orang percobaan diminta untuk melihat ke dalam dirinya sendiri setelah suatu eksperimen dan menceritakan kembali apa yang dialami dan dirasakan selama eksperimen berlangsung. Karena itu Wundt dikenal sebagai seorang introspeksionis. Dalam salah satu karyanya ia menulis “Psychology begins with introspection” (Psikologi mulai dengan introspeksi). Mengenai introspeksi, Wundt mengajukan beberapa ketentuan, yaitu (a) observer harus mampu menentukan kapan proses itu terjadi, (b) observer harus memusatkan perhatiannya, (c) observer harus mampu mengulangi observasi berulang kali, (d) eksperimenter harus mampu mengontrol manipulasi dari stimulus.

B.     Pokok Pikiran Wundt
Deskripsi singkat mengenai pemikiran : Wundt menekankanm penelitiannya pada metode eksperimen yang menjelaskan cara untuk membawa mind kedalam batas-batas ruang lingkup natural science yang obyektif dan empiris dan metode ini pula dalam Psikologi Fisiologis diakui Wundt sangat kuat untuk menggali elemen-elemen soul yang mendasar (misalnya persepsi, emosi,dll).

Tidak ada komentar: