PSIKOLOGI HUMANISTIK ABRAHAM
MASLOW
A.
BIOGRAFI ABRAHAM HARLOD MASLOW
Abraham Harold
Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908.1 Abraham
Harold Maslow adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Orang tuanya adalah
imigran berkebangsaan Rusia-Yahudi yang pindah ke Amerika Serikat sebagai
pembuat senjata. Pada masa kanak-kanaknya. Maslow adalah satu-satunya anak
laki-laki Yahudi di sebuah perkampungan non Yahudi di pinggiran kota Brooklyn.
Ia sendiri seperti merasa sebagai orang negro pertama yang berada di sekolah
yang seluruh muridnya adalah anak-anak kulit putih dan diperlakukan sama
seperti anak-anak negro, terisolasi, tertekan dan tidak bahagia.
Sejak kecil,
Maslow berbeda dengan yang lain. Ia seorang yang pemalu, neurotik, dan depresif
namun memiliki rasa ingin tahu yang besar dan kecerdasan otak yang luar biasa.
Dengan IQ 195, ia unggul di sekolah.
Ketika beranjak remaja, Maslow mulai mengagumi karya para filsuf seperti
Alfred North Whitehead, Henri Bergson, Thomas Jefferson, Abraham Lincoln,
Plato, dan Baruch Spinoza. Sejak kecil dan remaja, Maslow sudah senang membaca.
Pagi-pagi dia pergi ke perpustakaan yang dekat dari rumahnya untuk meminjam
buku. Apabila berangkat ke sekolah, dia pergi satu jam sebelum masuk kelas. Selama
satu jam tersebut dia pergunakan untuk membaca buku yang dia pinjam dari
perpustakaan. Di samping berkutat dalam kegiatan kognitif, ia juga mempunyai
banyak pengalaman praktis. Ia bekerja sebagai pengantar koran dan menghabiskan
liburan dengan bekerja pada perusahaan keluarga. Di samping berkutat dalam kegiatan kognitif,
ia juga mempunyai banyak pengalaman praktis. Ia bekerja sebagai pengantar koran
dan menghabiskan liburan dengan bekerja pada perusahaan keluarga.
B.
PSIKOLOGI HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW
Manusia adalah makhluk yang
kreatif,yang dikendalikan bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksaddaran
(psikoanalisis),melainkan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri.Pada
tahun 1958 Maslow menamakan psikologi humanistik sebagai ”kekuatan yang
ketiga”, disamping psiklogi behavioristik dan psikoanalisis sebagai kekuatan
pertama dan kekuatan kedua.
Maslow menjadi terkenal karena teori
motivasinya,yang tercermin dalam bukunya ”motivation and personality”. Ia
mengajukkan teori tentang hierarchy of needs. Kebutuhan-kebutuhan atau needs
ini adalah innate,yaitu:
1.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang berkaitan langsung
dengan kelangsungan hidup manusia,sehingga pemuasannya tidak dapat ditunda.
Kebutuhan-kebutuhan dasar biologis antaralain adalah meliputi kebutuhan makan,
minum, oksigen, istirahat, aktif, keseimbangan temperature, seks, dan stimulasi
sensorik. Kebutuhan – kebutuhan ini akan mendesak untuk didahulukan pemuasannya
disbanding kebutuhan-kebutuhan lain. Seorang individu tidak akan beranjak pada
kebutuhan lain,sebelum kebutuhan dasar ini terpenuhi.
Konsep Maslow tentang kebutuhan fisiologis ini, sekaligus merupakan
jawaban terhadap pandangan behaviorisme, bahwa satu-satunya motivasi tingkah
laku seseorang adalah kebutuhan fisiologis. Bagi Maslow,konsep ini dapat hanya
berlaku jika kebutuhan fisiologis belum dapat terpenuhi. Jika
kebutuhan-kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, seorang individu akan menuntut
kebutuhan lain yang lebih tinggi begitu seterusnya.
2.
Kebutuhan akan rasa aman (the safety needs)
Kebutuhan akan keamanan merupakan kebutuhan dasar kedua yang
mendominasi dan memerlukan pemuasan setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi.
Adapun hal-hal yang masuk dalam kategori kebutuhan akan keamanan antaralain
adalah : keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa
takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum,
batas-batas, kekuatan pada diri pelindung dan lain-lain.
3.
Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki (the belongingness and love
needs)
Setelah seseorang memenuhi kebutuhan akan rasa amannya, ia akan
beralih kepada kebutuhan berikutnya, yakni kebutuhan akan rasa cinta dan
memiliki. Sebuah dorongan dimana seorang individu berkeinginan untuk menjalin
hubungan relasional secara efektif atau emosional dengan individu lain, baik
dalam lingkungan keluarga maupun diluarnya.
Perasaan saling percaya dengan hubungan sehat penuh kasih adalah
bagian dari perasaan cinta yang sessungguhnya. Tanpa adanya perasaan saling
percaya, hubungan cinta seseorang akan menjadi rapuh dan rusak. Seringkali
cinta menjadi runtuh jika salah satu pihak ada perasaan takut
kesalahan-kesalahannya terungkap. Perasaan ini akan menjadikan hubungan cinta
menjadi dangkal. Kebutuhan cinta adalah meliputi cinta yang memberi dan cinta
yang menerima.
4.
Kebutuhan akan penghargaan (the esteem needs)
Setelah kebutuhan akan cinta dan memiliki terpenuhi, kebutuhan
mendasar berikutnya yang muncul adalah kebutuhan akan harga diri. Kebutuhan ini
berasal dari dua hal: pertama, keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan,
keunggulan, kemampuan, dan kepercayaan diri; kedua, nama baik, gengsi,
prestise, status, ketenaran dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, arti
penting, martabat, atau presiasi. Kategori pertama berasal dari diri sendiri,
dan yang kedua berasal dari orang lain.
5.
Kebutuhan untuk aktualisasi diri (the needs for self-actualization)
(Maslow, 1970).
Apabila kebutuhan yang satu telah terpenuhi maka kebutuhan lain
yang lebih tinggi menuntut untuk dipenuhi,demikian seterusnya. Kebutuhan untuk
aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi menuntut untuk
dipenuhi, demikian seterusnya. Kebutuhan untuk aktualisasi diri merupakan
kebutuhan yang paling tinggi.
Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih
memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus
mempelajari kedalaman sifat manusia, selain mempelajari perilaku yang Nampak juga perilaku yang tidak nampak
mempelajari ketidaksadaran sekaligus mempelajari kesadaran. Intropeksi sebagai
suatu metode penelitian yang telah disingkirkan, harus dikembalikan lagi
sebagai suatu metode penelitian yang telah disingkirkan, harus dikembalikan
lagi sebagai metode penelitian psikologi. Psiokologi harus mempelajari manusia
bukan sebagai tanah liat yang pasif, yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan
dari luar, tetapi manusia adalah makhluk yang aktif, menentukan geraknya
sendiri, ada kekuatan dari dalam untuk menentukkan perilakunya.
Ada empat ciri
psikologi yang berorientasi humanistik yaitu:
1.
Memusatkan
perhatian pada person yang mengalami,dan karenanya berfokus pada pengalaman
sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2.
Menekankan
pada kualitas-kualitas yang khas manusia,seperti kreatifitas, aktualisasi
diri,sebagai lawan dari pemikiran tentang manusia yang mekanistis dan
reduksionistis.
3.
Menyandarkan
diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
4.
Memberikan
perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemulian dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap
individu(Misiak dan Sexton,1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi
humanistic,juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered
therapy.
C.
TEORI AKTUALISASI DIRI (SELF- ACTUALIZATION)
1.
Konsepsi Metamotivation atau B-values
Abraham Maslow
mendasarkan teorinya tentang aktualisasi diri pada asumsi dasar, bahwa manusia
pada hakikatnya memiliki nilai instrinsik kebaikan. Dijelaskan lebih lanjut
oleh Maslow dalam teorinya tentang hirarki kebutuhan, bahwa kebutuhan manusia
didorong oleh dua bentuk motivasi, yakni motivasi kekurangan ( deficiency
motivation) dan motivasi pertumbuhan ( growth motivation).
2.
Karakteristik Aktualisasi diri
a. Mampu melihat realitas
secara lebih efisien
b. Penerimaan terhadap diri
sendiri, orang lain dan kodrat
c. Spontanitas,
kesederhanaan, dan kewajaran.
d. Terpusat pada persoalan
e. Memisahkan diri:
kebutuhan akan kesendirian
f. Otonom; kemandirian
terhadap kebudayaan dan lingkungan
g. Kesegaran dan apresiasi
yang berkelanjutan
h. Pengalaman puncak
D.
PANDANGAN ISLAM TENTANG TEORI HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW
Humanistik
berasumsi bahwa manusia memiliki potensi yang baik. Psikologi ini memusatkan
perhatiannya untuk menelaah kualitas-kualitas insan, yakni sifat-sifat dan
kemampuan khusus manusia yang melekat pada eksistensi manusia, seperti
kemampuan abstraksi, daya analisis dan sintesis, imajinasi kreativitas, dan
kebebasan berkehendak, tanggung jawab, aktualisasi diri, makna hidup,
pengembangan pribadi, sikap etis, rasa estetika, dan lain-lain.
Kualitas-kualitas ini merupakan ciri khas manusia dan tidak dimiliki oleh
mahluk lain semisal binatang. Humanistik memandang manusia sebagai pemilik
otoritas atas dirinya sendiri. Asumsi ini menujukan bahwa manusia adalah mahluk
yang sadar, mandiri, pelaku aktif yang dapat menentukan hamper segala tingkah
lakunya. Seluruh aktivitas ini diarahkan untuk menumbuhkan serta mengembangkan
harkat dan martabat manusia.
Islam memandang
manusia dari 3 aspek yaitu aspek Jismiah, nafsiah, dan ruhaniah.Aspek Jismiah
adalah aspek yang meliputi organ fisik-biologis manusia dengan segala
perangkat-perangkatnya. Aspek nafsiah adalah keseluruhan kualitas khas manusia
berupa pikiran, perasaan, kemauan, dan kebebasan. Aspek ruhaniah adalah aspek
yang mencakup psikis manusia yang berisfat spiritual karena manusia pada
dasarnya memiliki potensi beragama, artinya manusia butuh kepada Tuhan.
Humanistik Abraham Maslow hanya
mencakup daripada dua aspek saja yaitu aspek jismiah dan aspek nafsiah. Teori
herarchy of need (herarki kebutuhan) Maslow juga tidak tepat dalam pandangan
Islam. Maslow mengatakan bahwa terpenuhinya satu jenjang kebutuhan merupakan
syarat untuk melangkah ke jenjang selanjutnya. Sedangkan Islam memandang
manusia mencapai tingkat aktualisasi diri yang dijelaskan Maslow tidak harus
memenuhi perjenjang kebutuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar