Berita HITZ

26 September 2020

Susah Cari Buku? Ini Dia Rekomendasi Aplikasi Buat Cari Ebook GRATIS !!

Hai semuanya ..

<script data-ad-client="ca-pub-7351021323858199" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Pandemi gini susah banget yaa harus cari buku. Udah cuman bisa dirumah aja, belajar cuman bisa lewat Hp atau laptop. Eh, malah disuruh bikin tugas dengan referensi buku. Aduh, mesti cari dimana nih buku? Masa beli buku sih? Kan mahal, udah gitu selama dirumah aja ngga dikasih uang saku ㅠㅠ beli buku pake duit siapa?

Eitz, jangan nangis dulu. Jujur, sebagai mahasiswa saya juga pusing cari buku buat tugas kuliah. Apalagi, saya ngga mampu buat beli buku buat setiap mata kuliah haha ..

Terus nih yaa, kadang ada ngga sih tugas-tugas kuliah atau sekolah yang bahasanya susah dimengerti. Contohnya bahasa inggris, bingung mau pake kamus yang mana? Kalo bawa buku berat kalo di internet takut jelek. Kalo kamu bingung baca rekomendasi aku :

Klik!

https://silasvetabeauty.blogspot.com/2020/11/rekomendasi-aplikasi-bahasa.html

Okey, karena saya ngga mau kalian pusing, seperti saya. Kita langsung cek yuk aplikasi apa saja yang mendukung untuk mencari ebook kuliah dan ada novel juga sebagai bonusnya.

Lets get it !!!

1. Aplikasi Ipusnas




IPusnas adalah aplikasi perpustakaan digital persembahan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Nah, di aplikasi ini kamu bisa nih cari-cari koleksi buku kuliah atau pun novel yang kamu suka. Cara penggunaanya gampang banget kamu tinggal pilih judul yang kamu mau, kemudian  pinjam dan baca cuman pakai jari kamu!

Sekarang saya mau jelasin lebih detail tentang aplikasi ini. Kebetulan saya udah pakai aplikasi ini cukup lama. Saya bahas kekurangannya dulu yaa

1. Sebenarnya ngga semua buku yang kita cari ada, jujur selama saya gunain aplikasi ini, buku yang saya cari jarang ketemu. Tapi, walaupun ngga ketemu, saya coba cari aja materi yang saya mau semisal saya cari materi tentang "kebudayaan Jawa" nah biasanya akan ada rekomendasi buku. Udah tuh tinggal pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan kamu. Jadi, saya sangat menyarankan kamu untuk memikirkan kata kunci yang tepat dalam mencari buku.

 2. Entah kenapa saya sulit banget buat cari buku psikologi. Bukan umum yaa tapi lebih ke materi spesifiknya gitu seperti 'Modifikasi Perilaku'

3. Terakhir, kamu harus nunggu antrian kalo buku yang kamu cari habis. Kenapa? Yaa karena masih dipinjem sama orang jadi kalian antri dan harus cepet kalo bukunya restock. Saya pernah, tapi cuman sekali.

4. Oh iya, bukunya emang harus dipinjam yaa, ngga bisa kalo kita mau liat previewnya doank.

Sekarang kelebihan,

1. Jujur, aplikasi ini sangat membantu saya dalam mencari referensi buku. Asal kata kunci kamu tepat buku akan ketemu.

2. Gratis, iya ebook di aplikasi ini gratis ngga berbayar sama sekali. Kamu  bebas akses kapan pun dan dimanapun dengan syarat data internet nyala yaa

3. Cara daftarnya gampang, kalian tinggal daftar pake email, yaa kayak daftar akun media sosial

4. Pilihan buku lengkap, jadi semua genre ada, semua jenis buku ada kalian tinggal cari dan pilih sesuka kalian.

Itu dia review saya tentang aplikasi ipusnas sekarang kita ke aplikasi selanjutnya.

2. E-perpus Batang


Okey, kalo yang ini konsepnya sama kayak ipusnas tadi. Jadi saya ngga akan jelasin banyak. Sekarang saya akan bahas kekurangannya terlebih dahulu. Hmm, jujur yaa sedikit disayangkan karena jumlah bukunya masih kurang. Daripada ipusnas, E-perpus Batang ini lebih sedikit koleksinya. Itu aja. Tapi, untuk buku psikologi cukup banyak kok, seperti 'Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus' misalnya.

Kalo bicara soal kelebihan, jujur E-perpus Batang ini lebih rapih aplikasinya. Tertata per-koleksi, mungkin karena ngga terlalu banyak yaa.  Terus yang paling saya suka adalah, saya ngga perlu pinjam bukunya, jadi bisa tuh kalian preview bukunya alias dibaca sekilas buat cari materi kuliah kamu. Meskipun E-perpus Batang ini dari Kota saya tinggal alias Batang Jawa Tengah, tapi setahu saya semua orang bisa akses dan daftar karena seperti yang sudah saya bilang tadi, kamu cuman daftar email seperti daftar akun media sosial. Hmm, Oh iya, saya sempat melihat ada E-perpus dari daerah lain. Silakan bisa cek daerah masing-masing yaa

Aplikasi selanjutnya adalah ...

3. Oodles Book


Nah, ini sangat cocok buat yang suka baca novel seperti saya hehe ... Sebenarnya semua aplikasi ada novel juga tapi menurut saya aplikasi ini lebih banyak genre novelnya. Bahkan di aplikasi ini banyak buku klasik, saya suka sekali. Selain novel, ada banyak buku psikologi sebenarnya, bahkan buku dari pak Freud ada loh.

Kalo saya boleh jujur aplikasi ini memiliki koleksi jauh lebih banyak dari pada aplikasi yang sudah saya sebutkan tadi. Aplikasi ini menggunakan buku-buku bahasa inggris yaa. Kalo buat saya pribadi sih, bisa meningkatkan kosa kata saya hehe. Tapi, asli bagus banget novel-novelnya.

For the last is ...

4. Perpustakaan digital


Nah kalo yang ini sebenernya bukan aplikasi yaa. Jadi perpustkaan digital ini bisa kalian temui di pencarian aplikasi telegram. Tetapi, perlu digaris bawahi bahwa kebanyakan buku di perpustakaan digital ini novel dari berbagai genre. Saya sering banget cari buku psikologi tapi ngga ketemu apa-apa. Saya sedih sih, karena koleksinya cukup banyak tapi ternyata memang khusus Novel saja.

5. Z-library


Ini bukan aplikasi tapi, ini web gitu dan banyak banget buku-buku yang bisa kamu baca. Sebatas cari, klik buku, unduh. Dan semua itu gratis. Untuk bukunya bentuknya pdf yaa.  

Jadi misal kalian mau cari buku 'psikologi pendidikan' maka akan muncul rekomendasi buku kayak gini ..


Atau kalian bisa juga, cari buku dan penulisnya. Buku disini juga ada versi bahasa indonesia dan inggrisnya. Jadi cocok banget buat kalian yang cari referensi.

Hmm, saat kalian buka buku yang kalian pilih akan muncul kayak gini...


Terus tinggal unduh deh. Gratis. Gampang kan?

So, saya kira cukup untuk aplikasi ebook yang bisa saya rekomendasikan, berhubung aplikasi-aplikasi tersebut juga yang sering saya pakai. Sebenarnya kalo pencarian google semacam web institute tertentu  juga ada. Mungkin lain waktu saya akan merekomendasikannya untuk kalian.

Saya harap informasi ini bisa membantu kalian dalam mencari ebook gratis yaa.

See you ..

21 Juni 2020

Kamu Penulis? Ini Cara Membangun Mental dan Sikap Seorang Penulis Best Seller






Seperti yang telah tertera di judul, kita akan membahas mengenai mental dan sikap menjadi seorang penulis. Kenapa? meskipun terkesan sepele namun membangun jiwa seorang penulis itu cukup sulit loh. Tidak semua penulis mampu menerapkan dasar-dasar dari jiwa seorang penulis buku best seller.

<script data-ad-client="ca-pub-7351021323858199" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Disclaimer : Tulisan ini saya kutip dari buku karangan Isa Alamsyah yang berjudul '101 DOSA PENULIS PEMULA'

Baiklah mari kita mulai diskusi pada hari ini teman-teman. Dengan dosa-dosa penulis pemula dalam membangun jiwa seorang penulis :



1. 


Banyak sekali penulis yang langsung berhenti menulis karyanya karena dikritisi secara pedas atau penulis merasa kesal karena naskah tidak kunjung di terima oleh penerbit bahkan dilirik pun tidak. Wah itu sih kesal banget yaa kan?

Padahal banyak sekali penulis top dunia yang mengalami penolakan dimana-mana. Jadi kalau ada yang menertawakan karya kita, mencemooh tulisan kita, anggap bagian dari proses, yang penting tetap belajar dan terus mengembangkan diri.

Lalu siapa sih kira-kira penulis best seller yang pernah mengalami penolakan dan cemoohan dari orang lain?

Chiken Soup For The Soul

Kalian tahu tidak novel Chiken Soup For The Soul?  

Yang ini guys...
Jadi, chiken soup for the soul itu merupakan salah satu buku seri non fiksi tersukses sepanjang sejarah. Jadi sampai Januari 2006, sudah di buat lebih dari 105 judul. Nah, terbitan pertama terjual sekitar 2 juta eksemplar dan kini secara keseluruhan sudah terjual 100 juta eksemplar dan diterjemahkan dalam 54 bahasa.

Wah kalau gitu pasti para penerbit rebutan tuh buat terbitin buku ini? Hmm ... menurut kalian gimana?

Ternyata ... Pada kenyataannya buku chiken soup for the soul ini telah ditolak oleh 33 penerbit sebelum akhirnya Health Communication bersedia untuk menerbitkannya. Semua Penerbit besar New York mengatakan kalau isinya terlalu mengenai hal-hal yang baik, padahal orang suka membaca kisah-kisah tragis dan buruk. Singkatnya, tidak ada yang ingin membaca buku yang berisi cerita-cerita pendek yang baik-baik.

Baru deh setelah 33 kali penolakan buku, karangan Jack Canfield ini langsung menduduki #1 New York Times bahkan Jack Canfield tercatat sebagai pemegang Guiness Book World Record karena ke tujuh bukunya secara berturut-turut menduduki posisi # 1 New York Times Best Seller! WOW

Harry Potter


Siapa sih yang tidak mengenal novel ini?
Novel paling fenomenal sepanjang sejarah. Sampai bulan Juli 2013, seri Harry Potter sudah terjual sampai 450 juta kopi dan menempatkannya sebagi seri terlaris. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam 73 bahasa. Empat seri terakhir secara berturut-turut menjadi buku tercepat penjualannya dalam sejarah dengan jumlah penjualan mencapai 11 juta kopi di Amerika hanya dalam waktu 24 jam sejak dikeluarkan.

Sukses Harry Potter telah membawa penulisnya J.K. Rowling dari seorang janda miskin di London, menjelama wanita terkaya yang mempunyai penghasilan lebih dari Ratu Inggris.

Kok Bisa? Keren banget sih itu.

Anehnya ketika J.K. Rowling mengirim tiga bab pertama dari novelnya itu dan dimasukkan ke dalam folder plastik yang cantik, lalu dikirimkan ke seorang agen. Namun, agen tersebut langsung mengembalikkan naskahnya.

"Mungkin ia segera mengirimkan kembali paket tersebut pada hari yang sama ketika menerimanya," kata J.K. Rowling mengenang masa-masa sulitnya.

Tak sampai disitu, J.K. Rowling telah mencoba mencari agen penerbit lain, namun hasilnya selalu sama. Banyak alasan yang membuat penerbit-penerbit tersebut menolak karyanya. Ada yang mengatakan ceritanya tak masuk akal, terlalu berkhayal, kurang membumi, dan sebagainya. Namun, ada juga yang menganggap cerita itu kurang menarik,

Bahkan novel sekelas Harry Potter aja dinyinyirin ya guys.

2. 

Malas dan cepat puas adalah salah satu penyakit yang akan menghambat karir di bidang kepenulisan. Sebenarnya sifat ini akan menghambat karir apapun. Jika ingin profesional dan meraih pencapaian tinggi maka penulis harus membuang jauh-jauh rasa malas dari keseharian kita.

Beberapa sikap malas yang akan sangat menghambat kemampuan menulis di antaranya :

a. Malas membaca, padahal membaca sendiri merupakan pusat pembelajaran bagi penulis pemula, bagaimana mungkin kita menghasilkan karya bagus kalu tidak pernah membaca karya bermutu.

b. Malas mengembangkan diri, seringkali penulis terlalu berpuas diri terhadap pencapaiannya semisal pernah memenangkan lomba menulis atau salah satu karyanya pernah di terbitkan atau mendapat banyak like dari postingan tulisan kita di media sosial. Padahal hal tersebut tidak menjadi tolak ukur kemampuan kita dalam menulis sebuah karya. Meskipun pada akhirnya kita akan sesukses J.K. Rowling dan penulis terkenal lainnya, bukan berarti kita harus berhenti untuk mengembangkan diri. Kenapa? Ada milyaran otak di kepala orang di bumi ini. 

Setiap otak memiliki kreatifitas dan daya imajinasinya masing-masing. Sedangkan, dalam dunia sastra jika kita tidak banyak belajar hal baru kemampuan kita dan pengetahuan mengenai riset dalam sebuah cerita tidak akan berkembang. Di jaman modern seperti ini manusia membutuhkan imajinasi yang tinggi agar dapat bersaing. Menghasilkan karya yang di sukai banyak orang tidaklah mudah maka kita harus tahu apa yang di sukai oleh pembaca.

c. Malas mencatat, banyak ide brilian yang muncul pada setiap otak manusia, menurut kalian seberapa lama ide tersebut akan bersarang di otak? Apakah kalian akan mencatat ide tersebut ada hanya menunda sampai kalian lupa? Bagaimana jika ide selama sepuluh detik yang melintas di otak kalian adalah ide brilian yang akan mencatat sejarah kepunulisan? 

Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk rajin mencatat setiap ide yang muncul, sekecil atau bahkan yang sederhana sekalipun kalian harus selalu mencatat. Ada banyak akses bagi kalian untuk mencatat. Kalian tidak membutuhkan buku di zaman sekarang ini, kalian pasti sudah tahu media-media yang cocok untuk sekadar mencata di zaman teknologi.

d. Malas menulis, apakah seorang penulis akan berhenti menulis karyanya? Apakah penulis sejati merasa malas dengan ide briliannya? Jika kalian seorang penulis sejati tidak seharusnya kalian merasa malas.

3.  


Banyak penulis yang mengeluh kesulitan menulis karena kehabisan ide. Padahal mengatakan kehabisan ide itu seperti mengatakan tidak bisa bernapas, padahal oksigen ada di mana-mana. Ini bukan perumpamaan berlebihan tapi justru sangat tepat.

Penulis yang kehabisan ide, bukan karena tidak ada ide, melainkan karena tidak mempunyai perangkat yang bisa menangkap sumber ide yang berkeliaran di sekitar. Sumber ide untuk menulis ada di mana-mana, di rumah, sekolah, pasar, kantor, jalan dan sebagainya. Sumber ide pun bisa berasal dari siapa saja, bisa dari teman, saudara, diri sendiri, kekasih, siapa saja.

Sumber ide bisa dari apa saja, bisa dari komputer, botol, kasur, meja, mobil dan apa saja yang terlihat, maupun tidak terlihat. Akan tetapi, untuk bisa menangkap semua itu menjadi sebuah ide di butuhkan perangkat penangkap ide dalam diri kita. Perangkat yang paling penting adalah hati yang peka dan pikiran yang jernih dan tajam. Dengan itu kita bisa menangkap semua yang ada di sekitar untuk tulisan.

Maka dari itu, setelah kalian membaca tulisan diatas mulai sekarang pertajamlah hati dan pikiran termasuk indra yang ada pada tubuh kalian.

4. 


Apa motivasi kalian dalam menulis?
Apakah karena hobi?
Apakah hobi adalah motivasi yang kuat?

Orang yang menulis karena hobi, maka ketika ada kesibukkan lain, ia akan mengabaikan dulu hobinya. Jika kemudian tidak ada kesempatan sama sekali maka ia pun tidak akan menulis.

Ini penyebab banyak sekali anggota di grup kepenulisan yang mengatakan cerpennya tidak selesai-selesai atau ada member yang sesekali aktif lalu menghilang, kadang baca tips kadang diabaikan. Kadang dalam satu bulan bahkan satu tahun tidak berkarya lagi. Kenapa? Sebab Kebanyakan berkarya hanya berdasarkan hobi atau kesukaan. 

Mentalitas penulis yang melakukan kegiatan menulis hanya atas dasar suka saja tidak akan cukup membuat seseorang bertahan dalam dunia kepenulisan. Pada orang yang mempunya hobi menulis bisanya mereka akan beralasan : Lagi sibuk, lagi ngga mood, belum dapat suasana yang enak buat nulis dan sebagainya.

Berbeda dengan mereka yang menulis karena kebutuhan, kewajiban, atau pekerjaan. Alasan-alasan tersebut tidak masuk dalam kamusnya. Wartawan harian umum misalnya. Setiap hari harus menghasilkan karya tulisan baik artikel atau berita belum lagi mereka memiliki target. Kalau gitu, pantas tidak jika kita tidak produktif? padahal kita yang membuat cerita, mengembangkan ide milik kita sendiri dan kita bebas dalam menulis kapan pun kita mau. Gimana nih menurut kalian?

Intinya, seseorang bertahan dan tetap menulis karena mereka mempunyai motivasi, punya alasan. Sebaliknya, orang berhenti menulis karena tidak memiliki motivasi. 

sekarang kalian jawab yaa ..
Apa motivasimu dalam menulis?

5. 

Kebiasaan paling buruk pada penulis pemula,, terutama yang masih remaja, adalah meningkat kata seenaknya atau menggunakan bahasa alay yang tidak jelas.

Penulis yang menggunakan bahasa alay, tulisannya sulit dimengerti terutama oleh penulis senior yang tidak suka bahasa alay. Akibatnya, diabaikan. Efek selanjutnya karena di abaikan, maka si pemula tidak mendapat perhatian, tidak mendapat masukan atau ilmu baru sehingga mereka merugi. Lebih buruknya mereka tidak mau menulis dan cita-cita menjadi penulis kandas.

contoh : 

A5lmmualaikum..! Aq sk bgt puisi, smpai skrg aq bz bkin puizi & alhdllh 5krg gbung di grup. Jd Bz liat karya yg indh. itung2 menyelam 5mbil mnum suzu... 5iapa tau da yg mau ngorbitin karya aq..!

Haduh! siapa itu yang masih suka nulis kayak gitu? saya aja pusing baca-nya.

Jadi, bagi kalian yang memiliki dosa-dosa seperti penjelasan yang telah di paparkan di atas harap bertaubat yaa ... walaupun terkesan sepele tapi itu semua sangat membantu kalian saat ingin menerbitkan bukunya. Semakin kecil kesalahan kalian dalam menulis, peluang karya kalian untuk di terbitkan semakin besar loh.

Okey, saya kira cukup, untuk pembahasan hari ini yaa
Jika kalian ingin bertanya silakan tinggalkan komentar dan follow IG penerbit kali di @penerbitromizaisy.

Terimakasih
Admin





08 Juni 2020

Kesalahan Dalam Menulis Tag Dialog yang sering dilakukan penulis. Kamu salah satunya?

Assalamualaikum teman-teman :D

Udah lama banget aku ngga nulis blog lagi. Aku bener-bener kangen banget sama kalian. Cuman Jujur aku ngga tahu harus buat konten apa lagi, karena sebenarnya banyak banget yang mau aku tulis. Coba donk request kalian mau aku nulis apa !!

****

Nah, hari ini aku mau share ke temen-temen semua tentang 'Tag Dialog'. Ada yang tahu? Kalo kamu belum tahu simak yukk..



Tag dialog adalah keterangan kalimat langsung yang tidak bisa berdiri sendiri (berupa frasa) dan menjelaskan kalimat langsung di depannya.

Sering kali, kami menemukan kesalahan penggunaan tag dialog saat melakukan editing naskah. Kedengarannya ini merupakan masalah sepele namun, pada kenyataannya masih banyak sekali penulis terutama yang masih pemula, suka keliru dengan penggunaan tanda baca atau huruf kapital dalam penulisan dialog. Karena memang sedikit membingungkan bagi yang baru menyelami dunia menulis. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita akan berdiskusi mengenai penulisan tag dialog.

Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaan tag dialog yang BENAR dan SALAH. Okey?


1. Dialog yang menggunakan tanda titik pada akhir dialog.
Dialog benar : "Aku sangat mencintai kamu."
Dialog salah : "Aku sangat mencintai kamu".
Jadi, penggunaan titik diletakkan sebelum tanda kutip.

2. Jika dialog tersebut menggunakan narasi.
Dialog benar : "Kamu sangat cantik." Dia menatapku penuh cinta.
Dialog salah : "Kamu sangat cantik." dia menatapku penuh cinta.

Jika diperhatikan dengan baik, penulisan dialog di atas memiliki perbedaan mengenai  penggunaan huruf kapital pada awal narasinya.

3. Dialog dengan penggunaan tanda koma pada bagian akhir.
Biasanya penggunaan tanda koma diikuti dengan tag dialog. Tag dialog biasanya diawali dengan : ucap, ungkap, ujar, kata, dan yang lainnya.

Dialog benar : "Maaf, aku sudah merepotkanmu," ucap Keren penuh penyesalan.

Dialog salah : "Maaf, aku sudah merepotkanmu." Ucap Keren penuh penyesalan.

Perbedaan di atas dalam penggunaan tanda titik dan huruf kapital. Ingat! Jika berupa tag dialog maka gunakan tanda baca koma bukan titik dan gunakan huruf kecil pada awalan tag dialog bukan kapital. Sementara jika penggunaan dialog tagnya berada di awal seperti contoh di bawah ini :

Contoh benar : Gerald berkata, "Aku akan melamarnya, karena aku sangat mencintainya."
Contoh salah : Gerald berkata. "Aku akan melamarnya, karena aku sangat mencintainya."
Begitulah penulisan dialog tag yang berada di awal atau akhir.


Hayo.. sekarang udah tahu dimana letak kesalahannya? Jika masih belum paham kalian boleh menanyakannya lewat komentar di bawah, untuk kita diskusikan bersama. 

4. Jika narasi pada sebuah dialog berada di awal.

Contoh benar : Aku mengangguk. "Kau benar, An."
Contoh salah : Aku mengangguk, "Kau benar, An."

Yang membuat perbedaan contoh tersebut adalah penggunaan tanda baca (.) dan (,)

5. Tanda seru pada bagian akhir dialog. Kamu mungkin sudah mengetahui kalau tanda seru itu untuk pemberi peringatan atau penegasan.

Contoh benar : "Keluar dari rumahku sekarang!" bentak Ana.
Contoh salah : "Keluar dari rumahku sekarang." bentak Ana.

Kalian melihat perbedaannya bukan? Dalam penggunaan tanda baca.

6. Untuk dialog yang menggunakan tanda tanya pada akhir dialognya.

Contoh benar : "Siapa dia?" tanya Lea.
Contoh salah : "Siapa dia?" Tanya Lea.

Kalau kamu perhatikan contoh di atas, yang membuat berbeda hanya penggunaan kata Tanya yang menggunakan huruf kapital. Karena yang benar tidak menggunakan kapital. Namun, jika ternyata dialognya seperti di bawah ini :

"Apa dia bukan orang yang kamu cari?" Menatap dalam ke arah seorang wanita yang sedang menangis di hadapannya.

Melihat contoh tersebut, mungkin kamu ingin bertanya, kenapa narasi bagian awalnya kapital? Nah, ini Kamu harus tahu, bahwa kalimat (Menatap dalam ke arah seorang wanita yang sedang menangis di hadapannya.) kalimat tersebut bisa dianggap dengan kalimat yang baru.

Sekarang coba kamu perhatikan dialog yang satu ini :

"Dia bukan orang yang kamu cari?" tanya Ana menatap ke arah sahabatnya yang sedang menangis di hadapannya.

Pada bagian narasi ada kata tanya, berbeda dengan contoh sebelumnya. Maka dari itu contoh kedua masih bisa dianggap dengan kesatuan kalimat.

7. Dialog yang menggunakan tanda baca elipsis atau titik tiga. Kamu sudah tahu bukan kalau elipsis itu untuk memberikan sebuah jeda dalam dialog.

Contoh : "Jadi ... kamu benar tidak mengingatku?"

Nah, elipsis digunakan jika dalam dialog ada kalimat yang harus jeda. Tapi jika menggunakan elipsisnya pada akhir dialog bagaimana? Kamu ingin bertanya seperti itukan. 

Oke, perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh pertama : "Tolong hentikan tangisanmu. Aku pusing mendengarnya ...."
Contoh kedua : "Tolong hentikan tangisanmu. Aku pusing mendengarnya ..." ucap Budi.

Kedua contoh di atas itu benar semua tidak ada yang salah. Hanya saja memiliki dua perbedaan. Pada contoh pertama menggunakan (....) karena pada dialog tersebut elipsis berada di akhir dialog dan tidak ada narasi lagi setelahnya. Berbeda dengan contoh yang kedua.

8. Penggunaan kata ganti nama seseorang dalam dialog ataupun nama panggilan.

Contoh : "Jangan tidur larut malam ya, Nak."

Jika kamu menulis dialog yang serupa dengan contoh di atas. Maka kamu harus ingat, sebelum kata (Nak) gunakan tanda koma. Kamu mungkin kamu tahu kenapa kata (Nak) menggunakan huruf kapital, sebab kata (Nak) merupakan kata ganti nama seseorang. Huruf kapital juga berlaku untuk kata panggilan seperti (Mba, Kak, Mas, dll) pahamkan.

Nah, sekarang jika dialognya seperti di bawah ini :

Contoh pertama : "Aku sangat berharap papamu merestui hubungan kita," ucap Dessy pelan.

Contoh kedua : "Aku ingin Papa merestui hubungan kami," ucap Tejo.

Jika kamu perhatikan ada perbedaan di antara kedua contoh tersebut. Iya, pengunaan huruf kapital dan tidak pada kata (Papa) mengapa demikian? Sebab pada contoh pertama di mana kata Papa menggunakan kapital karena sosok yang berada di sana dan mungkin ikut dalam percakapan. Sementara pada contoh yang kedua kata (papamu) tidak menggunakan kapital karena sosoknya tidak ada di sana.

Baik, materinya sudah tersampaikan semuanya yaa, aku harap kalian paham dan seandainya kalian belum paham kalian bisa memberikan pertanyaan di kolom komentar. Terimakasih.

27 Maret 2020

Eliminasi Kepanikan Massa Terhadap COVID – 19

UIN WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS PSIKOLOGI dan KESEHATAN 
PRODI PSIKOLOGI
Penulis : Tasya Safitri
(1807016015)

Coronavirus atau COVID – 19 merupakan jenis virus baru yang muncul pertama kali di Wuhan, China. Virus ini termasuk cepat penularannya, karena menular antar manusia melalui tetesan cairan pernapasan melalui tangan atau sesuatu yang padat. Ketika orang orang yang sehat memiliki kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus ini, kemudian memegang wajah atau bagian lain maka virus tersebut akan masuk kedalam tubuh manusia atau orang tersebut. Sebutan COVID – 19 merupakan istilah yang digunakan untuk virus baru ini, dilansir dari the sun COVID – 19 merupakan singkatan dari Corona (CO), Virus (VI), Disease (D) dan tahun 2019 (19), yang ditemukan pertama kali pada tahun 2019. Sebelum menggunakan istilah COVID – 19, para ahli menyebutnya dengan Coronavirus. 2019 – nCoV yang mengacu pada novel Coronavirus. Coronavirus baru disebut 2019 – nCoV. Sehingga sekarang virus baru ini disebut dengan COVID – 19. 


Coronavirus itu sendiri merupakan keluarga besar virus yang berbentuk seperti matahari dan bisa menyebabkan penyakit dari flu sampai penyakit pernapasan yang parah. Sejak pertama terdeteksi di Wuhan China, virus ini telah menyebar luas baik di China itu sendiri dan sampai ke negara – negara lain. Saat ini ada 115 negara yang terkena wabah COVID – 19 setelah beberapa minggu ditemukan, sehingga badan kesehatan dunia atau WHO mengumumkan wabah coronavirus atau COVID – 19 sebagai pandemic global. Pandemi adalah suatu wabah baru yang menyebar secara global atau diseluruh dunia melampaui kewajaran. Selain itu COVID – 19 memiliki gejala khas yaitu batuk, demam , kesulitan bernapas, nyeri otot hingga kelelahan. Pada kasus yang parah COVID – 19 dapat menyebabkan pneumonia berat, sindrom gangguan pernapasan akut, sepsis, dan syok septik. Saat ini orang yang telah terinfeksi COVID – 19 atau Coronavirus di Indonesia ada 893 kasus positif, kemudian 35 orang sembuh dan 58 orang meninggal pada Kamis, 26 Maret 2020. Serta di dunia saat ini pada Kamis, 26 Maret 2020 pukul 10.29 WIB jumlahnya bertambah ada 473.137 kasus, dimana jumlah kematian mencapai 21.336 pasien sedangkan yang dinyatakan sembuh ada 114.779 orang. Sedangkan negara yang terjangkit saat ini ada 198 negara. 

Pandemi ini membuat kepanikan di masyarakat. Kepanikan yang terjadi pada masyarakat membuat ketidaknormalan perilaku masyarakat. Hal ini dapat terlihat adanya fenomena warga atau masyarakat berbondong – bondong  membeli kebutuhan pokok atau biasa disebut panic buying. Seorang dokter spesialis penyakit menular, yaitu dr. Abdu Sharkawy mengatakan bahwa kepanikan warga itu lebih berbahaya dari virus itu sendiri. Ia juga menyampaikan bahwa menimbun tidak akan membantu, karena mengingat tingkat kesembuhan dari COVID – 19 cukup tinggi dari kasus yang ada. Serta penularan sering terjadi karena kontak tangan antar individu. Banyak dokter atau tim medis yang menyarankan untuk sering mencuci tangan dan menjaga kesehatan. Beberapa masyarakat menjadi panik karena mengingat virus mudah menular dan belum memiliki vaksin atau anti virus karena tergolong baru. Sekarang banyak peneliti yang sedang melakukan penelitian untuk menemukan vaksin dari COVID – 19. Menurut WHO vaksin untuk COVID – 19 sedang diteliti dan ditargetkan siap dalam 18 bulan kedepan, untuk menekan penyebaran virus ini WHO mengeluarkan protokol kesehatan untuk menangani dan menghadapi COVID – 19.

Untuk mendukung kebijakan ini beberapa negara melakukan kebijakan seperti lockdown, isolasi, dan lain – lain. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penularan virus ini. Di Indonesia sendiri upaya pemerintah untuk menekan penularan virus ini ada beberapa dari mengganti kegiatan kerja langsung menjadi online, mengganti kegiatan belajar mengajar di sekolah dan perguruan tinggi secara online, dan tidak lupa menghimbau masyarakat untuk tidak berpergian jika tidak penting, serta menyiapkan beberapa rumah sakit rujukan dan menyiapkan semua kebutuhan medis seperti APD dan lainnya. Serta menghibau masyarakat untuk melakukan social distance. Serta mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan tidak menimbun barang – barang atau kebutuhan pokok. 

Dalam situasi seperti ini tidak heran jika banyak kalangan masyarakat yang mengalami kepanikan. Dalam psikologi kepanikan ini timbul dari kecemasan, arti dari kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan ketakutan disertai tanda somatik pertanda system saraf hiperaktif. Kecemasan sendiri memiliki sumber yang besar namuntidak diketahui sedangkan ketakutan didasari dari respon emosional terhadap ancaman atau bahaya dari luar yang direspon secara sadar. Sehingga untuk mengurangi kepanikan dan kecemasan masyarakat beberapa psikolog dan organisasi psikologi membuka layanan konseling untuk membantu masyarakat menghadapai COVID – 19.  

Untuk mengurangi/eliminasi kecemasan masyarakat perlu langkah-langkah kongkrit dan terencana oleh pemerintah yang didukung masyarakat. Pertama, sosialisasi yang masih kepada seluruh masyarakat tentang COVID-19 secara mendetail. Kedua, adanya media center dan keterbukaan dari pemerintah, sehingga masyarakat mendapatkan info yang valid terkait perkembangan COVID-19. Masyarakat sendiri harus menjauhkan dari berita-berita hoaks yang menyesatkan, sehingga kepanikkan terkurangi. Ketiga, mengupayakan pola hidup sehat dan mentaati seluruh aturan pemerintah. Dengan demikian penanganan virus dapat secara menyeluruh. Keempat, kita sebagai mahkluk Allah SWT harus memaknai kejadian untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya. Kejadian ini tidak hanya dilihat dari segi negatifnya, tetapi juga ditinjau dari positifnya. Semoga kejadian ini dapat segera teratasi dan kehidupan masyarakat dapat berjalan seperti sedia kala.

Gejala Corona or psikosomatik?



UIN WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS PSIKOLOGI dan KESEHATAN 
PRODI PSIKOLOGI
Penulis : Nisa Azzahra
(1807016003)

COVID19

Pada saat kita mendengar berita mengenai virus corona atau COVID19 seketika akan merasakan gejala tersebut seperti tenggorokan gatal, hidung tersumbat, badan terasa nyeri, suhu tubuh terasa demam padahal suhu terbilang normal. Itu merupakan reaksi psikosomatik.



Salah satu yg membuat reaksi ini bisa timbul adalah KECEMASAN kita yang dipicu oleh berita-berita yang terus menerus terkait COVID19 ini.

Dalam buku Psychiatric Mental HealtNursing (2006) Somatofrom Disorder merupakan interaksi yang kompleks antara pikiran dan tubuh dan menyebakan penderita mengalami gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan dan sering kali juga pasien mengalami gangguan jiwa lainnya. Dalam PPDGJ III gangguan Somatofrom mempunyai ciri utama yaitu adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang-ulang disertai dengan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga telah dijelaskan oleh dokter tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.

Mekanisme terjadinya psikosomatis oleh Maramis (2004) dijelaskan bahwa, ketika ada suatu stimulus emosi datang pada diri individu kemudian akan ditangkap oleh pancaindera, stimulus tersebut diteruskan ke sistem limbik yang merupakan pusat emosi. Dari sistem limbik, emosi disadari dan kemudian diambil keputusan-keputusan untuk mengambil tindakan-tindakan, yang kemudian diekspresikan, lalu muncul perintah-perintah dari sistem limbik yang disalurkan melalui thalamus dan hipotalamus ke organ-organ yang kemudian diekspresikan dalam berbagai bentuk seperti gejala tubuh yang membuat tidak nyaman.

Jika dirasa stimulus tersebut berbahaya bagi individu, maka akan menimbulkan reaksi psikis yang berujud ketegangan emosi yang diikuti oleh aktifitas organ tubuh secara hiperaktif, misalnya detak jantung yang bertambah cepat, ketegangan otot atau meningkatnya tekanan darah. Apabila gangguan tersebut berlangsung terus-menerus maka dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh, sehingga terjadilah psikosomatis (Muchlas dalam Aji, 2001).

Amygdala atau pusat rasa cemas sekaligus memori kita jadi terlalu aktif bekerja, akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi kerja berat itu. Amygdala yang bekerja berlebihan ini juga mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan, kita jadi selalu dalam kondisi FIGHT or FLIGHT atau siaga terus menerus. Ketidakseimbangan ini yang membuat gejala psikosomatik muncul sbg suatu reaksi untuk siap siaga menghadapi ancaman.

Faktor-faktor penyebab psikosomatis :

  1. Faktor sosial dan ekonomi
  2. Faktor perkawinan atau keluarga
  3. Faktor kesehatan
  4. Faktor psikologis


Pengaruh psikologis yang dapat menyebabkan muncul maupun memperparah penyakit-penyakit fisik yang disebabkan oleh stressor. Stres psikologis yang disebabkan karena berita COVID19 yang menyebar dengan cepat dapat menyebabkan reaksi psikosomatik.

Gejala yang biasanya muncul saat mendengar berita COVID19 seperti tenggorokan gatal, hidung tersumbat, badan terasa nyeri, suhu tubuh terasa demam padahal suhu terbilang normal.

Beberapa tips menjaga kesehatan mental di tengah pandemik COVID-19, yang disarankan oleh PDSKIJAYA, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa DKI Jakarta dan WHO.


  1. Menerima bahwa rasa tidak nyaman yang muncul adalah kewajaran dan jangan terlalu dipikirkan karena itu akan memicu stres
  2. Komunikasi dengan orang yang dapat membuat Anda nyaman. Walaupun socialdistancing bukan berarti kita tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain.
  3. Terapkan pola hidup bersih sehat. Tidur teratur, aktivitas fisik yang bisa dilakukan dalam ruangan, cuci tangan secara berkala, relaksasi, dll
  4. Pantau informasi perkembangan keadaan dari sumber yang tepat dan tepercaya, misal dari WHO dan Kementerian Kesehatan. Hindari laporan media dan broadcastchat yang sumbernya tidak jelas dan cenderung mengkhawatirkan.
  5. Ketika ketidaknyamanan muncul, alihkan dengan aktivitas menyenangkan
  6. Jangan merokok, minum alkohol, atau narkoba untuk mengatasi perasaan tidak nyaman. 
  7. Jika Anda tak lagi bisa mengendalikan stres atau perasaan yang tidak nyaman segera berkonsultasi dengan profesioal seperti psikiater atau psikolog.

Sumber :








26 Maret 2020

Takut Terpapar Masyarakat menjadi Self Diagnose hingga Alami Psikosomatik

UIN WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS PSIKOLOGI dan KESEHATAN 
PRODI PSIKOLOGI

Penulis: Cynthia Septiandinny
(1807016002)

Kamis, 26 Maret 2020

VIRUS CORONA  saat ini telah menginfeksi lebih dari 100 negara di dunia dan mengakibatkan 6.400 orang meninggal dunia. WHO pun telah menyatakan virus Corona sebagai pandemi. Artinya, virus Corona telah menyebar ke hampir seluruh dunia dan populasi dunia kemungkinan akan terkena infeksi dari virus ini. Jadi, sebagian dari populasi dunia akan jatuh sakit. Virus Corona atau COVID-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Virus ini masih berhubungan dengan penyebab SARS dan MERS yang sempat merebak beberapa tahun lalu.

Corona virus (coronaviruses Covid 19) dilaporkan telah menyebar lebih di 102 negara di dunia dengan total kasus positif mencapai 110.000-an orang. Penyebaran awalnya terjadi di wilayah daratan Tiongkok yakni 80.735, disusul Korea Selatan 7.382 kasus dan kini 579 (data bisa berubah sewakt-waktu) orang terpapar virus corona di Indonesia.

Membaca berita soal virus corona Covid-19 setiap hari mungkin membuat banyak dari kita merasa memiliki gejala serupa. Tiba-tiba badan meriang, tenggorokan kering maupun sesak napas. Pada sisi lain, ternyata ada juga kalangan yang kecemasannya semakin menjadi meningkat  seiring tumpah ruahnya informasi tentang Covid-19. Ketidakjelasan informasi, antara fakta dan hoaks, membuat orang-orang semakin risau akan kondisi kesehatan mereka.

Ketika khawatir tentang virus corona, tubuh dapat menciptakan apa yang terasa seperti gejala. Hal ini kemudian dapat membuat seseorang berpikir benar-benar terjangkit virus corona yang pada akhirnya akan mengarah pada lebih banyak kecemasan dan gejala yang memburuk. Sebagai contoh, peringatan untuk tidak menyentuh hidung justru membuat orang “sadar” bahwa ada timbunan virus di hidungnya. Saat diimbau untuk mengecek suhu badan, orang malah tiba-tiba merasa demam. Bahkan ketika bagian tubuh tertentu terasa kurang nyaman, dan belum ada informasi apa pun yang dapat dijadikan rujukan tentang itu, orang justru yakin pada dirinya telah berkembang gejala baru Covid-19.

Jika seseorang menderita serangan panik dan tiba-tiba mengalami nyeri dada atau kesulitan bernapas tanpa sebelumnya disertai batuk atau demam, kecil kemungkinan ia terinfeksi virus corona. Pikiran tidak dapat membedakan antara bahaya nyata dan yang dirasakan. Ketika kita merasa terancam dan rentan, adrenalin mengalir ke seluruh tubuh, menyebabkan peningkatan kecemasan dan sering memicu nyeri dada, sesak napas dan merasa terlalu panas. Jika Anda memiliki riwayat kecemasan dan serangan panik, ingatkan diri bahwa kemungkinan besar gejala tersebut bersifat psikosomatis, bukan karena terserang virus. Ketika Anda merasa kewalahan dan gejala fisik muncul, berhentilah sejenak dan cobalah beberapa teknik pernapasan. Jika gejala Anda mereda setelah tubuh lebih rileks, dapat diyakini bahwa itu disebabkan oleh panik, bukan virus corona.

Lalu apa sih kecemasan dan psikosomatik itu?

Kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan ketakutan disertai tanda somatik pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif . Kecemasan dan ketakutan memiliki komponen fisiologis yang sama tetapi kecemasan tidak sama dengan ketakutan.

Gejala somatik :

  1. Keringat berlebih.
  2. Ketegangan pada otot skelet: sakit kepala, kontraksi pada bagian belakang leher atau dada, suara bergetar, nyeri punggung.
  3. Sindrom hiperventilasi: sesak nafas, pusing, parestesi.
  4. Gangguan fungsi gastrointestinal: nyeri abdomen, tidak nafsu makan, mual, diare, konstipasi.
  5. Iritabilitas kardiovaskuler: hipertensi, takikardi.
  6. Disfungsi genitourinaria: sering buang air kecil, sakit saat berkemih, impoten, sakit pelvis pada wanita, kehilangan nafsu seksual. 

Gejala psikologis :
Gangguan mood: sensitif sekali, cepat marah, mudah sedih.
  1. Kesulitan tidur: insomnia, mimpi buruk, mimpi yan berulangulang.
  2. Kelelahan, mudah capek.
  3. Kehilangan perasaan yang tidak nyata.
  4. Sangatgan motivasi dan minat.
  5. Perasaan sensitif terhadap suara: merasa tak tahan terhadap suara-suara yang sebelumnya biasa saja.
  6. Berpikiran kosong, tidak mampu berkonsentrasi, mudah lupa.
  7. Kikuk, canggung, koordinasi buruk.
  8. Tidak bisa membuat keputusan: tidak bisa menentukan pilihan bahkan untuk hal-hal kecil.
  9. Gelisah, resah, tidak bisa diam.
  10. Kehilangan kepercayaan diri.
  11. Kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu berulang-ulang.
  12.  Keraguan dan ketakutan yang mengganggu.
  13. Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang telah dilakukan. 

Sedangkan psikosomatik adalah gangguan dengan gejala-gejala yang menyerupai penyakit fisik dan diyakini adanya hubungan yang erat antara peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut. Ganggaun psikosomatis terjadi pada seseorang yang mempunyai organ yang secara biologis sudah peka atau lemah. Misal; lemah pada kepala maka akan mengalami migran, lemah pada pencernaan maka akan mengalami psikosomatis maag.

Bagaimana solusinya agar Anda tidak self diagnose?

  1. Carilah informasi seputar perkembangan virus corona Covid-19, kesehatan dan penanganan virus dari portal berita yang kredibel. Pastikan Anda memiliki banyak sumber agar tidak mudah termakan informasi hoaks.
  2. Berhubungan dengan teman atau orang yang dicintai melalui panggilan telepon, video atau chatting. Teknologi modern sekarang ini sudah cukup membantu Anda tetap terhubung baik dan terasa dekat dengan orang di luar.
  3. Ada pula aktivitas yang baiknya Anda kurangi saat mengisolasi diri, jangan terlalu sering mengonsumsi informasi virus corona Covid-19.
  4. Anda cukup melihat informasi seputar corona Covid-19 saat pagi hari dan malam hari sebelum tidur. Cara seperti ini berfungsi mencegah Anda "overdosis" informasi dan akhirnya makin khawatir.

Data diri Penulis :

Cynthia Septiandinny lahir di Batang Jawa Tengah pada tanggal 07 September 2000. Saat ini sedang berkuliah di UIN Walisongo Semarang Fakultas Psikologi dan Kesehatan prodi Psikologi semester 4.