Cinta .. beberapa kali aku sempat membahas tentang arti cinta bagiku.
Tetapi, kali ini aku akan berusaha untuk lebih jujur terhadap diriku dan juga orang-orang yang saat ini sedang membaca tulisan ini.
Sebenarnya aku adalah tipe orang yang mudah sekali untuk menyukai. Bahkan hanya dengan menatapnya, mendengar suaranya atau bahkan hanya dengan membaca tulisannya. Aku selalu berpikir, "apa orang ini menyukaiku? apa dia menganggapku spesial?"
Aku sangat benci dengan apa yang aku pikirkan ketika pertama kali bertemu pandang dengan orang itu yang bahkan aku tidak pernah berbincang dengannya. Aku benci ketika pikiranku berimajinasi tak karuan, menebak-nebak bagaimana dia akan memandangku sebagai seorang perempuan. Meskipun dari hati dan pikiranku beribu-ribu kali mengatakan "jangan berpikir macam-macam, semua itu hanya imajinasi. Apa yang dia lakukan itu adalah perilaku manusia pada umumnya. Dia hanya temanmu."
Aku sangat sadar dengan segala yang aku pikirkan dan pikiran "bahwa dia akan mencintaiku" akan memudar setelah aku mengenalnya lebih dalam. Rasanya aku seperti gadis polos yang akan mudah untuk dibodohi. Oleh karena itu, aku berusaha keras untuk melindungi diriku sendiri supaya aku tidak mudah untuk menyukai seseorang.
Aku tahu, menyukai dan mencintai seseorang adalah hal yang naluriah untuk dirasakan oleh setiap manusia. Tapi bagiku, menyukai dan mencintai seseorang adalah sebuah ancaman. Aku tidak bisa atau bahkan melarang diriku sendiri untuk menyukai atau mencintai laki-laki.
Kalau kau bertanya kenapa? apa alasannya? apa aku memiliki pengalaman buruk tentang cinta?
Jika aku memberitahumu sebuah kebenaran apa kamu berjanji untuk tidak tertawa atau mengolokku?
Meskipun begitu, bagaimana responmu tentangku itu bukanlah sesuatu hal yang bisa aku kendalikan.. Jadi aku akan tetap mengatakannya.
Aku sama sekali tidak pernah menjalani hubungan percintaan secara nyata dengan laki-laki yang ada disekitarku. Aku hanya pernah memilki perasaan sayang dan tulus kepada orang yang bahkan belum pernah aku temui sebelumnya dan tak pernah sekalipun mendengar suaranya. Dia adalah "Love at the Beginning of April" ku. tepat ditanggal cantik 21 April 2015. Bulan dan juga tanggal yang akan selalu aku kenang.
Aku tidak akan menjelaskannya lebih detail, yang jelas, aku pikir dia bukan cinta pertamaku. Aku tidak mencintainya. Aku hanya terbiasa dan memiliki perasaan tulus untuk dia. Dia pernah menemaniku disaat kehidupan realitaku sangat menyakitkan. Dia memberikan aku sebuah kehangatan yang sama sekali belum pernah aku rasakan.
Tetapi apa kamu tahu, semenjak mengenal dia, memiliki banyak kenangan indah dengan dia dan juga terluka karena dia. Aku semakin dan semakin menutup diri untuk menyukai seseorang. Aku pikir bukan karena aku memiliki perasaan trauma untuk kembali disakiti hanya saja ... aku belum bisa mencintai diriku sendiri melebihi rasa sukaku padanya.
Lalu, jika kamu bertanya, apakah itu berarti aku akan kembali padanya, jika seandainya dia kembali? Apakah aku akan menyayanginya dan kembali tulus pada dia?
Jawabannya TIDAK. Aku sama sekali tidak tertarik ataupun berniat untuk menjalin hubungan kami kembali. Hubungan kami telah berakhir beberapa tahun lalu. Dari dulu hubungan kami juga adalah sebuah kesalahan. Aku memang menyukainya tapi hanya sebatas saat itu. Meskipun begitu aku tidak akan pernah lupa bagaimana kenangan itu sedikit demi sedikit mulai terajut.
Kamu tahukan? Setiap orang pasti berubah. Begitupun aku dan dia. Kami tidak akan pernah bisa merajut kenangan yang sama ataupun mengulanginya. Hatiku sudah telanjur terluka jadi aku tidak ingin apapun, segala sesuatu yang bersangkutan dengan dia.
Oleh karena itu, seberapa banyak orang berkata tentang "cinta" aku tidak pernah benar-benar mempercayainya. Bagiku, cinta seperti sebuah ancaman yang akan memberikan aku rasa sakit bahkan saat sebelum bertemu dia.
Di dunia ini ada bebagai macam sakit, aku tidak bisa membiarkan sebuah benalu untuk hidup pada pohon yang akan membusuk. Aku tidak ingin dia semakin menghisap sari pohon itu. Jadi, aku lebih suka membunuhnya bahkan sebelum berkembang. Mungkin inilah alasanku, sebagai peringatan bahwa mereka belum layak untuk mencintaiku dan aku tidak ingin mencintai ataupun dicintai.
Setidaknya dengan begitu aku bisa melindungi diriku sendiri, beban hidupku sudah terlalu berat untuk aku pikul jadi aku tidak ingin lebih banyak menanggung beban, apalagi untuk sebuah cinta yang bahkan aku tidak benar-benar mengerti apa maknanya.
Jadi sekarang aku harap kamu mengerti maksudku. Jika saat ini aku belum bisa mencintai siapapun sebelum aku berhasil mencintai diriku sendiri. Aku juga tidak bisa memintamu untuk membantuku dan menjadikan kamu sebagai alasan aku untuk mencintai diriku sendiri. Aku tidak bisa melakukannya karena sejatinya aku layak untuk dicintai dan aku berharga. Oleh karena itu aku akan memberikannya di momen waktu yang tepat. Cinta.