Berita HITZ

22 Desember 2018

Psikologi Behavior Menurut Pemikiran John B. Watson


PSIKOLOGI BEHAVIOR WATSON





A.    Biografi John B.Watson (1878-1958
John B.Watson dilahirkan disebuah peternakan dekat Green Ville, South Carolina, dimana pendidikan awalnya diberikan disebuah sekolah  yang hanya memiliki satu ruang. Ibunya adalah seorang perempuan yang sangat religious, dan ayahnya justru sebaliknya. Ayah Watson sering minum-minuman keras, melakukan kekerasan, dan hubungan asmara diluar nikah. Ketika Watson berusia 13 tahun, ayahnya pergi mennggalakan mereka dengan wanita lain, tak pernag kembali dan Watson membencinya sumur hidup. Beberapa tahun kemudian, ketika Watson sudah kaya dan terkenal, ayahnya pergi ke newyork untuk menemuinya, tetapi Watson menolak untuk menemuinya.

B.     Manusia dalam Pandangan Watson
Manusia dianggap memberikan respon secara pasif terhadap stimulus – stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu system yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan mengganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
·         Memberikan respon terhadap factor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
·         Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
·         Sangat dipengaruhi oleh factor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
·         Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif.

C.     Aliran Behavioristik
Aliran ini menganggap manusia sebagai mesin layaknya alat pengatur panas. Maksudnya manusia sebagai sistem konflik yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. aliran ini juga menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Ini di prakarsai oleh John B Watson (1879-19580 yang lama di universitas  John Hopkins. Watson menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokilogi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi. 
Aliran perilaku mempunyai 3 ciri penting : 
·         Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen atau bangunan perilaku
·         Menekankan pada perilaku yang dipelajari daripada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme kecenderungan menolak perilaku bawaan
Difokuskan pada perilaku binatang. Tidak ada perbedaan esensial antara perilaku manusia dan perilaku binatang dan bahwa kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang

D.      Konsep Watson tentang Kehidupan Psikis Individu
Aliran behaviorisme melahirkan pendekatan yang sangat kontradiktif dengan aliran yang mendahuluinya, yaitu aliran psikoanalisa, yang memandang bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh insting tak sadar dan dorongan-dorongan nafsu rendah. Aliran ini tidak mengakui konsepsi ketidaksadaran/kesadaran yang menjadiu inti dari psikoanalisa, namun lebih memandang aspek stimulasi lingkungan yang bisa membentuk perilaku manusia dengan sesuka hati lingkungan eksternal itu. Penjelasan terbentuknya perilaku manusia beranjak dari penelitian yang bersifat obyektif-empirik dan rasional melalui tingkah lakku yang secara nyata dapat diamati dan diukur. Aliran ini menolak pendekatan psikoanalisa yang bersifat subyektif, karena dianggap terlalu hipotesis dan intuitif tanpa dukungan temuan yang bersifat empiris. Sementara itu, asumsi-asumsi dalam psikologi behavioristik melalui eksperimen- eksperimen dengan hewan sebagai subyek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pola dasar perilaku manusia dan proses perubahannya.

E.      Madzhab Behaviourisme Watson
Behaviorism (Atau behaviorisme), Juga disebut perspektif pembelajaran (Di mana setiap tindakan fisik adalah perilaku), merupakan filsafat psikologi yang didasarkan pada proposisi bahwa semua hal yang dilakukan organisme termasuk; bertindak, berpikir dan merasa - dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Sekolah pemikiran behavioris berpendapat bahwa perilaku demikian dapat dijelaskan secara ilmiah tanpa harus ditinjau baik untuk peristiwa fisiologis internal atau konstruksi hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme terdiri dari posisi bahwa semua teori harus memiliki korelasi observasional tetapi tidak ada perbedaan filosofis antara proses publik yang dapat diamati (seperti tindakan) dan proses pribadi yang dapat diamati (seperti pikiran dan perasaan).


Konsep Pemikiran Skinner dan Albert Bendura


SKINNER DAN ALBERT BENDURA




<script data-ad-client="ca-pub-7351021323858199" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
A.    
Biografi B.F Skinner

Burrhus Frederic skinner (B.F. Skinner) lahir di Susquehanna, Pennsylvania, pada tanggal 20 Maret 1904. Ia merupakan anak pertama dari pasangan William Skinner dan Grace Mange Burrhus Skinner. Ayahnya adalah seorang pengacara dan seorang politisi, sedangkan Ibunya adalah seorang Ibu rumah tangga. Skinner tumbuh dalam suasana dan lingkungan yang nyaman, bahagia, dan dengan derajat ekonomi keluarga menengah ke atas.
Pada tahun pertama Skinner di perguruan tinggi, adiknya, Ebbie meninggal dunia. Sejak saat itu kedua orang tuanya menginginkan Skinner menjadi anak rumahan “The Family Boy” saja. Ketika Skinner tamat dari sekolah menengah, keluarganya pindah ke Scranton, Pennsylvania. Skinner masuk ke Peguruan Tinggi Hamilton, sebuah sekolah kesenian liberal di Clinton, New York. Setelah mendapatkan gelar sarjana muda di Inggris, Skinner menyadari ambisinya untuk menjadi seorang penulis yang kreatif. Namun, usahanya tidak produktif karena ia malah tidak memiliki ide untuk disampaikan dan dituangkan dalam tulisan-tulisannya. Hingga satu tahun itu disebut sebagai “Tahun Kegelapan” bagi Skinner.
Setelah mendapatkan gelar PhD pada tahun 1931, Skinner menerima beasiswa dari Dewan Penelitian Nasional untuk melanjutkan penelitian laboratoriumnya di Harvard. Skinner pun menjadi pecaya diri dengan identitasnya sebagai seorang behavioris. Di tahun 1960, Skinner telah berhasil mewujudkan fase terpenting dalam rencananya.
Pada tahun, 1936, Skinner mulai mendapatkan posisi atau kedudukan pada pengajaran dan penelitian di Universitas Minnesota. Kemudian menikah dengan Yvonne Blue. Skinner mempunyai 2 orang anak, yaitu Julie yang lahir pada tahun 1938 dan Deborah (Debbie) yang lahir pada tahun 1944. Dalam tahun-tahunnya di Minnesota, Skinner menerbitkan buku pertamanya yang berjudul The Behavior of Organisms (1938).
Pada tahun 1945, Skinner meninggalkan Minnesota untuk mengetuai/mengepalai sebuah Departemen Psikologi di Universitas Indiana. Skinner menulis Wolden Two, sebuah novel khayalan yang menggambarkan sebuah masyarakat sosial dengan permasalahan dalam penyelesaian masalah yang berhubungan dengan perilaku ahli teknik. Meskipun tidak diterbitkan hingga 1948, bukunya disajikan oleh penulis dengan terapi langsung dalam bentuk emotional catharsis.

B.     Skinner Memandang Manusia
F. Skinner memegang pandangan deterministik atas sifat dasar manusia, menurutnya manusia tidak bebas, tetapi dikontrol oleh dorongan dari lingkungannya. Manusia dapat terlihat seolah-olah termotivasi oleh internal, namun pada kenyataannya motivasi tersebut berada di luar individu. Manusia akan mengontrol hidupnya dengan cara memanipulasi lingkungan mereka kemudian membentuk perilaku mereka.  Perilaku manusia sangat kompleks, namun mereka berperilaku dengan mengikuti aturan hokum.
Teori kepribadian Skinner condong pada kausalitas, perilaku disebabkan oleh sejarah yang dialami oleh individu tersebut atas penguatan dan kemampuan bertahan hidup. Sekalipun pada saat manusia memikirkan masa depan, pikiran tersebut ditemukan oleh pengalaman masa lalu, pemikiran ini berada di luar kesadaran seseorang.

Konsep Skinner tentang Kehidupan Psikis Individu
Skinner memiliki tiga asumsi dasar dalam membangun teorinya :
1.      Behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu)
2.      Behavior cn be predicted (perilaku dapat diramalkan)
3.      Behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol)

C.    Madzhab Behaviorisme dalam Perspektif B. F. Skinner

B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar.
Dari semua pendukung teori behaviorisme (tingkah laku), mungkin teori Skinner lah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar. Beberapa program pembelajaran seperti teaching machine, mathematics, atau program-program lain yang memakai konsep stimulus, respons, dan faktor penguat (reinforcement), adalah contoh-contoh program yang memanfaatkan teori Skinner.

D.    Biografi Albert Bandura
Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925, di Mundare suatu kota kecil di dataran utara Alberta Kanada. Ia tumbuh sebagai anak laki-laki satu-satunya dari keluarga dengan lima kakak perempuan. Kedua orang tuanya telah beremigrasi dari negara Eropa Timur saat mereka remaja. Ayahnya berasal dari Polandia dan Ibunya berasal dari Ukraina Bandura didukung oleh kakak-kakak perempuannya untuk menjadi mandiri dan dapat bergantung pada dirinya sendiri. Dia mendapat gelar B.A. dari University of  British Columbia, kemudian M.A. pada tahun 1951, dan Ph.D. pada tahun 1952 dari University Lowa. Bandura menyelesaikan progam doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University. Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen. Pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai profesor dan seterusnya menerima anugerah American Psychology Association untuk Distinguished scientific contribution pada tahun 1980.

E.     Manusia dalam Pandangan Albert Bandura
Bandura melihat manusia memiliki kapasitas untuk menjadi banyak hal, dan kebanyakan dari hal tersebut dipelajari melalui modeling. Apabila pembelajaran manusia bersifat bergantung terhadap pengalaman langsung yang bersifat percobaan dan kegagalan maka proses ini akan menjadi sangat lambat, berat dan berbahaya. Untungnya manusia telah mengembangkan kapasitas kognitif dengan pembelajaran melalui observasi yang memungkinkan mereka untuk membentukdan merancang hidup mereka melalui kekuatan modeling.
Konsep kemanusiaan Bandura lebih bersifat optimistik daripada pestimitik karena menyakini bahwa manusia mampu untuk mempelajari perilaku baru selama hidupnya. Akan tetapi, perilaku disfungsi dapat bertahan karena efikasi diri yang rendah atau karena dipersepsikan mendapat penguatan. Walaupun begitu, perilaku tidak sehat ini tidak perlu berlanjut, karena kebanyakan manusia mempunyai kapasitas untuk berubah dengan mengimitasi perilaku produktif dari orang lain, dan menggunakan kemampuan kognitif mereka untuk memecahkan masalah. Teori kognisi sosial Bandura tentu saja lebih menekankan pada faktor sosial dariapada faktor biologis. Akan tetapi, Bandura menyadari bahwa faktor genetik memiliki kontribusi pada variabel manusia dalam paradigma triadic reciprocal causation. Akan tetapi bahkan dalam model ini kognisi lebih berpengaruh, sehingga faktor biologis menjadi tidak terlalu penting. Disamping itu, faktor sosial jelas lebih penting pada kedua variabel lainnya-lingkungan dan perilaku.

F.     Konsep Albert Bandura Tentang Kehidupan Psikis Individu
Menurut Bandura , meskipun prinsip belajar mampu untuk menjelaskan perubahan dari tingkah laku tetapi prinsip tersebut juga harus memperhatikan dua hal yang ditolak oleh pandagan behaviorisme Bandura berpendapat bahwa,Manusia itu mampu berpikir dan mengatur dengan sendiri tingkah lakunya sehingga manusia itu sendiri tidak menjadi objek semata dari pengaruh lingkungan.
Banyak aspek dari dari fungsi kepribadian yang melibatkan interaksi orang tersebut dengan orang lain. Teori kepribadian yang menandai menurut Bandura yaitu tingkah laku itu diperoleh dan dipelihara.
1. Konsep saling menentukan ( recirocal determinan) yaitu suatu pendekatan yang menjelaskan tetntang tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral dan juga lingkungan.
2. Tanpa Penguatan (beyond reinforcement).
Belajar melalui observasi tanpa ada reinforcement yang terlibat, berarti tingkah laku ditentukan oleh antisipasi konsekuensi, itu merupakan pokok teori belajar sosial.
3. Berpikir (cognition)
Bandura mengemukakan manusia adalah suatu pribadi yang mampu mengatur dirinya sendiri, pribadi yang mempengaruhi tingkah lakunya dengan mengatur lingkungan, pribadi yang menciptakan dukungan kognitif, dan pribadi yang mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri.


G.    Madzhab Behaviorisme Albert Bandura

Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.Kondisi  lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.

Sejarah psikologi ternyata dari ilmu filsafat lohh!


Psikologi sebagai bagian dari ilmu filsafat






A.    PSIKOLOGI BAGIAN dari ILMU FILSAFAT
            Psikologi sebagai suatu ilmu merupakan ilmu yang relatif muda dibanding dengan ilmu-ilmu yang lain. Jiwa manusia sudah menjadi topik pembahasan para filsuf sejak zaman sebelum masehi. Filsafat sendiri sangat berpengaruh dalam psikologi karena para ahli psikologi pada masa itu adalah ahli filsafat. Pada saat itu ,para filsuf sudah membicarakan aspek kejiwaan manusia.tokoh-tokoh filsufat Yunani kuno,Plato dan Aristoteles. Pada zaman kuno tidak ada spesialisasi dalam lapangan keilmuan,jadi semua tergolong pada satu lapangan yaitu filsafat. Sementara ahli filsafat mengatakan bahwa filsafat adalah induk lmu pengetahuan. Sebagai induk ilmu pengetahuan,filsafat adalah ilmu yang mancari hakekat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban secara terus-menerus,sehingga mencapai pengertian yang hakikat tentang sesuatu.

B.     PLATO dan PEMIKIRANNYA (429-343M)
Plato adalah seorang yang menganut dualisme yang sebenar-benarnya.Tentang “jiwa“,Plato menyebukan sebagai bersifat immaterial. Pendapatnya jiwa menempati dua dunia  yaitu dunia sensoris (penginderaa) dan  dunia idea (yang bersifat aslinya adalah berfikir). Jiwa adalah bagian manusia yang tidak dapat mati,dan dunia tempat kita memandang idea-idea yang murni dan abadi. Plato sering disebut sebagai seorang rasionalis atau penganut paham rasionalisme. Plato mengatakan bahwa dunia kejiwaan berisi ide-ide,menurut Plato,psyhe (jiwa) terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Berfikir,berpusat di otak dan dinamakan logisticon
2. Berkehendak,berpusat di dada dan dinamakan thumeticon
3. Keinginan,berusat di perut dan dinamakan abdomen
            Menurut Plato,bahwa tiap manusia sudah ditetapkan status dan kedudukan dalam masyarakat sejak lahir. Paham ini dinamakan Nataivisme.  Menurut Plato manusia satu dengan manusia yang lain itu berbeda.

C.    ARISTOTELES dan PEMIKIRANNYA (384-322M)
Aristoteles adalah murid Plato. Dalam bukunya  yang judulnya “De Anima” tentang sifat-sifat dasar jiwa dan “parra Naturalia” tentang esei-esei  mengenai beberapa topik seperti sensasi,persepsi,memori,tidur dan mimpi. Setiap benda di dunia mempunyai dorongan untuk tumbuh dan menjadi sesuatu sesuai dengan tujuan yang sudah terkandung dalam benda itu.
Istilah-istilah yang digunakan Aristoteles :
·         Hule          : terbentuk
·         Morphe      : yang membentuk
·         Entelechi   : dorongan tumbuh pada manusia berbentuk dorongan untuk merealisasikan diri
·         Dikotomi    : pandangan mengenai fungsi dari jiwa dibagi dua yaitu kemampuan untuk mengenal dan kemampuan berkehendak.
Dalam De Anima, Aristoteles mengemukakan macam-macam tingkah laku manusia dan adanya perbedaan tingkat tingkah laku pada organisme-organisme yang berbeda-beda. Tingkah laku pada organisme.

D.    CIRI-CIRI PEMIKIRAN FILSAFAT
·         Cara berfikirnya dipimpin oleh gereja.
·         Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles 
·         Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.

Konsep pemikiran Alfred Adler dan Carl Gustav Jung


KONSEP PEMIKIRAN ALFRED ADLER dan CARL GUSTAV JUNG




A.    BIOGRAFI ALFRED ALDER
Alfred Adler adalah seorang psikolog, dokter, terapis, sekaligus pendiri awal aliran psikologi individual. Ia lahir di Wina pada tanggal 7 februari 1870. Ia tinggal di Austria dan pekerjaannya adalah sebagai Psikiatris, istrinya bernama Raissa Epstein, kemudian ia meninggal pada tanggal 28 Mei 1937.
Alferd Adler memulai karier sebagai seorang dokter spesalis mata, kemudian ia beralih menjadi dokter umum. Pada tahun 1910 ai besama Sigmund Freud, Rudolf Reitler, dan Wilhelm Stekel membentuk Vienna Psychoanalytic Society, sekaligus menjadikan Adler sebagai pemimpin pertamanya. Karena adanya sebuah ketidakcocokan pemikiran dengan psikoanalisa kemudian Adler memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai seorang pemimpin dan keluar dari komunitasnya. Walaupun terdapat perbedaan dalam komunitas itu tetapi Adler dan Freud tetap saling menghormati dan tetap mengakui kejeniusan satu sama lain.

B.     KONSEP PEMIKIRAN ALFRED RIDLER
Pemikiran-pemikiran Alferd Adler dipengaruhi oleh filsuf Hans Vaihinger dan karya sastra dari dostoevsky. Pada saat ia masih menjadi anggota dari Vienna Psychoanalytic Society, ia mengembangkan teori inferioritas organik dan kompensasi. Pengembangan ini menuntun Adler untuk masuk ke dalam dunia fenomenologi dan pengembangan karyanya terkenal dengan The Inferiority Complex.
Aliran Adler adalah Psikologi Individual yaitu yang memfokuskan pada psikologi sosial, komunitas, sekaligus psikologi dalam. Aliran psikologi individual didasari pemikiran bahwa hubungan seseorang terhadap masyarakat adalah bagian penting pembentuk kepribadian mereka.

C.    BIOGRAFI CARL GUSTAV JUNG
Carl Gustav Jung merupakan Psikiater Swiss dan perintis psikologi analitik. Pendekatan jung terhadap psikologi yang unik dan berpengaruh luas ditekankan pada pemahaman “psyche” melalui eksplorasi dunia mimpi,seni,mitologi,agama serta filsafat.
Ia lahir pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil, Swiss. ia adalah anak dari seorang pendeta desa yang bernama Paul Jung dan ibunya bernama Emile Preswerk Jung. Ayah Jung adalah fiolog dan seorang pendeta protestan, yang lahir dari keluarga yang banyak menghasilkan banyak ahli kitab suci,teolog, dan dokter.


D.    KONSEP PEMIKIRAN CARL GUSTAV JUNG
Sebelum Jung bertemu dengan Freud, Jung telah mempunyai teori psikoanalisis dan metode terapinya sendiri yang kemudian terkenal dengan nama psikoanalitik, dan secara konsisten dikembangkan selama ia bersatu dengan Freud(Jung 1913). Teorinya disebut psikoanalitik, karena mendasarkan ketidaksadaran jiwa, tetapi mempunyai banyak  perbedaan dengan teori Freud. Jung memandang menusia dengan menghubungkan teologi dan kausalitas. Bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh sejarah individu dan rasanya, dan tujuan-tujuan dan aspirasi .Jadi faktor-faktor masa lalu dan masa yang akan datang berpengaruh pada tingkah laku manusia. Bahwa tingkah laku pada manusia yang baik dibimbing oleh masa lalu sebagai aktualitas dan masa yang akan datang sebagai potensialitas.

E.     PANDANGAN ADLER dan JUNG

Ø  Menurut Carl Gustav Jung
Pembagian Psyche
      Jung tidak berbicara tentang kepribadian melainkan psyche. Psyche adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan, dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Jung membagi Psyche menjadi 3 bagian yaitu: ego, personal unconscious ( alam bawah sadar personal ), collective unconscious ( alam bawah sadar kolektif )
Ø  Menurut Alferd Adler
Manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidak berdayaan ini menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungab kepada orang lain.
Berdasarkan paradigma tersebut kemudian Adler mengembangkan teorinya yang secara ringkas disajikan pada uraian berikut :
·         Individualitas sebagai pokok persoalan
·         Pandangan teologis : Finalisme semu
·         Dorongan kemasyarakatan
·         Gaya hidup, Leitlinie
·         Diri yang kreatif

F.     FREUD DAN FREUDIANISME
Sigmund Freud (lahir di Freiberg, 6 Mei 1856 & meninggal di London, 23 September 1939) adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi.Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari. Freud merupakan tokoh menonjol terkait dengan pendapat-pendapatnya di bidang psikologi. Banyak istilah-istilahnya yang digunakan oleh umum, misalnya: ego, super ego, dan kompleks Oedipus.

Ø  Freudianisme dan Budaya, menunjuk ke bukti kecerdasan, mimpi, dan apa yang disebut slip Freudian, ia menunjukkan bahwa seseorang dapat mengungkapkan koherensi dan makna signifikan dalam aspek bahasa manusia dan perilaku yang sebelumnya dianggap tidak berarti.
Ø  Freudianisme dan sastra, seperti teori-teori Marx, Freud menyediakan berbagai cara menyelidiki budaya manusia dan artefaknya, termasuk sastra. Temuannya telah menyebabkan kritik untuk memperlakukan karya sastra dari sudut pandang psiko-biografi, bertanya tentang ciri-ciri kepribadian atau trauma yang menjelaskan karya penulis.
Ø  Perbedaan Jung dan Adler dengan Freud
a.) Jung dan Adler
- Terbuka pada berbagai kemungkinan
- Melakukan pengujian pada hipotesa
- Fokus pada alam bawah sadar di luar kesadaran inidividu
- Alam bawah sadar terbentuk hanya sebagian oleh pengalaman individu
- Alam bawah sadar cenderung kreatif
b.) Freud
- Teori bersifat pasti dan 
spesifik

<script data-ad-client="ca-pub-7351021323858199" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
- Menekankan pada sistem tertutup dan langsung pada kesimpulan
- Fokus pada penggambaran struktur alam pikiran
- Berhipotesa bahwa keseluruhan alam bawah sadar terbentuk dari isi individu
- Alam bawah sadar bersifat patologis

Apa sih Psikologi kognitif dan transpersonal itu? Kamu Penasaran?


PSIKOLOGI KOGNITIF DAN TRANSPERSONAL


A.    Pengertian

1.      Psikologi Kognitif, adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental seperti perhatian, penggunaan bahasa, daya ingat, persepsi, pemecahan masalah, kreativitas, dan pola pikir. Kognitivisme merupakan suatu bentuk materi yang sering disebut sebagai model kognitif atau perceptual. Di dalam model  ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-tujuannya. Belajar  disini dipandang sebagai perubahan persepsi dan pemahaman,yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini juga menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian situasi saling berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut.
2.       Psikologi Transpersonal, kata transpersonal berasal dari kata trans yang berarti melampaui dan persona berarti topeng. Secara etimologis, transpersonal berarti melampaui gambaran manusia yang kelihatan. Dengan kata lain, transpersonal berarti melampaui macam-macam topeng yang digunakan manusia. Psikologi transpersonal merupakan salah satu bidang psikologi yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologi dengan kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama.

B.     Tokoh-tokoh  Psikologi Kognitif dan Transpersonal

1.      Psikologi Kognitif
·         Jean Piaget
Dilahirkan  di Neuchâtel, Swiss, 9 Agustus 1896  – meninggal 16 September 1980 pada umur 84 tahun) adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan kognitifnya. Menurut Ernst von Glasersfeld, Jean Piaget adalah juga "perintis besar dalam teori konstruktivis tentang pengetahuan". Karya Piaget pun banyak dikutip dalam pembahasan mengenai psikologi kognitif.          
Piaget memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu alamiah dari Universitas Neuchâtel, dan juga belajar sebentar di Universitas Zürich. Selama masa ini, ia menerbitkan dua makalah filsafat yang memperlihatkan arah pemikirannya pada saat itu, tetapi yang belakangan ditolaknya karena dianggapnya sebagai karya tulis seorang remaja. Minatnya terhadap psikoanalisis, sebuah aliran pemikiran psikologi yang berkembang pada saat itu, juga dapat dicatat mulai muncul pada periode ini.
2.      Psikologi Transpersonal
·         Carl Gustav Jun
Ia lahir di kesswill 26 juli 1875, jung lulus pada tahun 1900 sebagai dokter dirumah sakit terkenal burgholzli di zurich. Dan menikah dengan emma rauschenbach tahun 1903. Mereka dikaruniai tiga orang putri dan satu anak laki-laki, keluarga mereka tinggal di kusnacht, kota satelit dari zurich. Mereka menetap disana sampai akhir hayatnya.
Teori Jung dari kepribadian karena tekanannya yang kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu seperti produk dan wadah sejarah leluhur.
a)   Struktur kepribadian yaitu: ego, ketidak sadaran pribadi, kesadaran kolektif.
b)   Dinamika kepribadian yaitu: energy psikis, nilai-nilai psikis, daya konstlelasi suatu kompleks, Prinsip ekuivalensi, prinsip entropi, penggunaan energy.
c)   Perkembangan kepribadian yaitu: kausalitas versus teleology, sinkronisitas, hereditas, tahap-tahap perkembangan, progresi dan regresi, proses individual, fungsi transenden, sublimasi dan represi, perlambangan.

C.    PRINSIP DASAR PSIKOLOGI
1)      Prinsip dasar psikologi kognitif
a)      Prinsip teori Gestalt
Teori psikologi kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weitheimer) yang menyatakan bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan.
Ada 2 hukum wajib dalam teori Gestalt:
• Pragraz (kejelasan)
• Closure (totalitas)
Konsep yang penting dalam teori ini INSIGHT, yaitu: pengmatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi masalah.

b)      Cognitive Development (Jean Piaget )
Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu :
• Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf
• Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya
• Interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social
• Ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu dapat mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.



2)      Prinsip dasar psikologi Transpersonal
a.       Fokus Pada Dimensi Spiritual
Konsep  Psikologi Transpersonal berfokus pada dimensi spiritual manusia yang dianggap bahwa dalam dimensi tersebut ternyata mengandung berbagai potensi dan kemampuan yang luar biasa yang kadang diabaikan. Hal ini berhubungan dengan pengalaman subjektif atau yang dinilai secara pribadi menurut pandangannya sendiri atau dari pengalaman luar bisa yang dialami oleh seseorang.
b.      Mengarah pada Kesadaran Manusia
Konsep Psikologi Transpersonal menunjukkan bahwa bidang ilmu psikologi ini mencoba untuk menjajaki lebih dalam dan melakukan telaah ilmiah pada dimensi yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang hanya berhubungan dengan kebatinan, ruhaniawan, agamawan, mistikus, atau sesuatu yang berhubungan dengan gaib.
c.       Pendekatan pada Perkembangan
Konsep Psikologi Transpersonal dimulai dari tahap prapersonal yakni ketika manusia masih berada dalam kandungan sampai usia 3 sd 4 tahun. pada masa ini, kesadaran hanya mengenai tentang keinginan untuk bertahan hidup, mendapatkan perlindungan, dan merasa terikat dengan orang lain atau membutuhkan bantuan orang lain.
d.      Mengakui Adanya Pandangan Spiritual
Psikologi Transpersonal mengakui bahwa kesadaran diri telah terurai serta telah mengakui adanya pandangan dunia spiritual dalam dirinya sebagai sesuatu yang utama dan membentuk proses atau sebagai terapi jiwa. Psikologi Transpersonal dapat digunakan oleh terapis dengan jalan mengarahkan seseorang pada komitmen atau pada orientasi dan pengalamannya terhadap kehidupan.
e.       Proses Pencerahan
Konsep Psikologi Transpersonal juga akan membantu memberikan pengalaman atau hidup yang lebih cerah karena secara tidak langsung telah membimbing seseorang untuk memiliki kepribadian atau akhlak yang lebih baik, terapis akan menggunakan teknik teknik yang mempertajam intuisi dan memperdalam kesadaran personal dan transpersonal tentang dirinya sendiri yang berhubungan dengan spiritual.