Berita HITZ

Tampilkan postingan dengan label Umroh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Umroh. Tampilkan semua postingan

09 Oktober 2023

Alhamdulillah Umroh : Thawaf Sunnah dan ke Pasar Kaget

Assalamualaikum wr.wb.

Setelah setahun berlalu begitu aja dan setelah banyak niat untuk melanjutkan cerita yang mulai kehilangan detail kecilnya. Aku putusin buat melanjutkan kisah umrah bersama keluargaku. semoga ingatanku masih bisa terceritakan dengan detail yaa huhuhu ..

Dari hasil cerita di postingan terakhirku kemaren adalah jumatan di masjidil haram yaa. Jadi aku langsung aja buat ke cerita di keesokan harinya yaitu di hari Sabtu tanggal 14-05-2022.

***

Pagi hari menjelang subuh keluargaku dan rekan ayahku bertemu di lobi hotel untuk pergi ke masjid untuk menunaikan salat subuh. Seperti biasa kami berangkat 30 menit sebelum adzan berkumandang. Setelah melewati barikade penjagaan  kami sampai di lantai 2 masjidil haram yang kemudian disusul oleh suara adzan subuh.

Singkat cerita setelah salat subuh keluargaku dan rekan ayahku kumpul di lingkup ka'bah tepatnya dilantai 1 setelah menuruni eskalator lalu lanjut buat tawwaf sunnah, sama seperti umrah, kami keliling ka'abah sebanyak 7 kali dengan doa yang kami hafal juga kalimat pujian kepada Allah seperti : "Subhannallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adzim." 

Waktu itu aku juga berdoa kepada Allah agar aku bisa melihat ka'bah lebih dekat mengingat jamaah yang hadir tergolong tidak sepadat biasanya sehingga aku berharap agar aku bisa melihat ka'bah, sampai akhirnya kami bisa melihat ka'bah begitu dekat meskipun tidak bisa menyentuh ka'bah karena ada pembatas (mengingat saat itu masih strict soal pencegahan covid).

Beginilah ka'bah ketika dilihat dengan sangat dekat.


Jujur aku bener-bener ngga bisa berkata apa-apa. Aku cuman bisa terpukau dan bersyukur sedalam-dalamnya. Ini adalah keajaiban terbesar dan masih ngga nyangka sampe sekarang kalo aku pernah ke baitullah. "Subhanallah."

Oh iya aku juga akan kasih rekaman pendek suasana saat aku deket ka'bah yaa. Supaya kalian juga ikut merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. 

Selain melihat ka'bah yang begitu dekat aku juga mendengar rintihan dan doa dari para jamaah lain dengan bahasa yang tidak aku ketahui (maaf untuk audio dalam video aku matiin dan tidak bisa aku publikasi) Jujur saat itu aku merasa sedih, terharu dan berbagai emosi lain yang ngga bisa aku jelasin. Rasanya bisa menginjakkan kaki di tanah Arab pun sudah terlihat mustahil apalagi aku bisa sedekat ini dengan ka'bah yang sungguh keajaiban yang ngga bisa aku bayangkan seumur hidupku.

Berhubung ngga bisa berlama-lama karena para askar tuh suka mukul-mukul pembatas gitu lho buat tertibin (yaa mungkin karena para jamaah tuh pada berdesakan jadi ngedorong pembatasnya makanya askarnya begitu) juga intinya diusir buat gantian sama jamaah lain. 

Akhirnya kita pergi menjauh dari ka'bah dan cari jalan keluar dari lautan manusia. 

Sebelumnya aku juga mau kasih tunjuk maqam ibrahim ke kalian. Maqam ibrahim ini merupakan sebuah batu yang terdapat bekas telapak kaki nabi Ibrahim saat membangun ka'bah.


Kalian bisa lihat dibagian yang aku kasih watermark, kalo dicermatin akan kelihatan bekas telapak kakinya.

Lanjut, setelah keluar dari kerumunan kami lanjut salat sunnah tepatnya di pinggir lingkaran ka'bah sebaris dengan belakang hijir ismail. Paham ngga yaa?

Jadi kami ngga bisa salat masuk di hijir ismail karena masih ada pembatas dan ngga bisa tepat di belakang hijir ismail karena padat orang thawaf. Maka solusinya salat sunnahnya di pinggir lingkaran ka'bah gitu.

Nah setelah salat sunnah kami berdoa cukup lama sampai matahari mulai terang. Mungkin sekitar jam 07.00 atau 08.00 pagi waktu KSA.

Disitu kami memberikan kesempatan bagi keluarga, saudara, teman, rekan, tetangga yang ingin memanjatkan doa kepada Allah, meskipun melalui panggilan video. Hal ini kami lakukan untuk memudahkan orang-orang yang 'titip didoakan' supaya tidak ada yang terlewat. 

Buat aku sendiri, aku melakukan panggilan video dengan teman dekatku semasa kuliah. Dimana dia adalah orang yang paling berjasa yang temenin dengan semua kesulitanku dan membantuku. Aku juga melakukan panggilan video dengan salah satu teman kosku. Mereka semua ikut berdoa dan aku harap apa yang mereka doakan Allah kabulkan seperti halnya aku yang berada di baitullah.

Satu hal yang aku sadari, ternyata saat aku telfon di Indonesia sudah jam 11.00 siang sedangkan di Makkah waktu itu baru memasuki waktu dhuha. Aku cukup terkejut karena Indonesia sudah sesiang itu.

Lanjut, setelah panggilan video selesai kami lanjut berfoto. Untuk mengabadikan momen dan tentunya selagi dapat kesempatan untuk berfoto mengingat kalo bukan diwaktu pagi sepertinya sulit untuk foto karena kondisi yang terlalu padat.


Jika kalian bisa lihat digambar pakaian kami sangat 'rungkut'. Untuk laki-laki wajib menggunakan ihram apabila ingin salat di depan ka'bah atau memasuki lingkungan ka'bah. Kalo perempuan ngga harus pakai-pakaian putih. 

Satu lagi, selama di Arab kami ngga pernah pakai mukena kayak di Indonesia. Tapi, salatnya kurang lebih seperti itu. Menggunakan dress panjang, atasan mukena dan kaus kaki panjang. Selain karena budayanya berbeda juga mementingkan fleksibilitas mengingat sebagian besar waktu dihabiskan untuk ibadah. Oleh karena itu jangan heran kalo kalian melihat orang timur mengenakan dress hitam, kerudung pashmina hitam, kaus kaki lalu salat tanpa menggunakan mukena. Memang jika dilihat selama aku umrah budaya ketika salat kaum perempuannya pakaiannya seperti itu termasuk untuk aktifitasnya. 

Jangan heran kalo banyak perempuan pakai  burqa atau niqab atau cadar karena memang budayanya. Kalo teoriku karena silau dan berpasir sih makanya mereka memakai pakaian hitam sampai menutup wajah. Kecuali kalo salat, wajahnya ngga ketutup dan mereka cantik-cantik guys. Itu fungsi penutup juga.

Kalo kalian belum tahu bedanya bisa lihat gambar ini 

Nah aku mau sedikit cerita nih soal pakaian yang aku lihat selama di Arab karena pakaiannya seperti gambar itu dari mulai di Bandara King Abdul Aziz sampai kemana-mana deh pakaiannya begitu.

Jujur sebagai orang yang jarang banget liat perempuan pakai pakaian seperti itu aku takut sih. Apalagi yang pakai burqa, bener-bener semuanya ketutup, muka aja ngga keliatan (meskipun kainnya transparan gitu lho sebenernya) mana warnanya item semua. Jujur banget aku kalo ketemu yang pakai burqa berasa ketemu malaikat pencabut nyawa TT. Mana biasanya mereka itu yang jadi garda depan apalagi waktu di Makkah mereka yang selalu jaga di pintu masuk masjid Masjidil Haram yang bikin kaget waktu mereka gerak terus ngomong. Dalam hati rasanya pengen teriak dan ngibrit lari. Yaa tau sendiri lah orang Arab kayak gimana, mana tegas dan disiplin, kan suka tuh ngecekin tas jamaah sebelum masuk masjid (sebagai bagian dari keamanan).

Eh tadi sampai mana ceritanya. Lupa.

Soal foto-foto yaa. Cukup lama ambil foto-fotonya habis itu kita pulang ke hotel buat sarapan pagi.

Akan tetapi setelah keluar dari masjid kami nemuin suasana baru guys. Di jalanan tuh banyak banget burung merpati tuh berkeliaran pada makan. Literally sebanyak itu. Bahkan memang ada kok yang jual makanan burung gitu. 


Lebih jelasnya aku kasih videonya yaa. Jujur sayang banget aku rekamnya ngga pelan-pelan guys. Tapi aku harap bisa menggambarkan kondisi saat itu.


Kalian bisa denger sendiri seramai apa pagi itu. Ditambah ternyata kalo pagi tuh ada banyak banget pedagang yang jualan pakaian, aksesoris, tasbih dsb disepanjang jalan. Bener-bener sebanyak itu. 

Bisa liat ngga yang dibawah tulisan watermark, itu baru salah satu bentuk barang atau tempat jualannya. Itu masih ada banyak banget pedagangnya. Belum yang tongkrong diatas kotak telepon (abangnya masih muda dan ganteng tapi galak kalo jualan alias susah diajak kompromi yaa walaupun pada akhirnya beberapa kali beli barangnya.)

Aku akan kasih videonya di postingan lain setelah cerita ini.

Cerita dikit, jadi para pedagang itu tiba-tiba dateng gitu lho kalo di Indonesia tuh semacam pasar kaget. Entah darimana dan kapan mereka muncul ataupun pergi.

Tapi sependek pengetahuanku mereka kayak kucing-kucingan sama polisi juga. Jadi kalo tiba-tiba ada 'razia' mereka bisa kabur gitu aja. 

Selain itu mayoritas dari mereka bisa berbahasa Indonesia dan menerima mata uang Indonesia khusus 50 ribu-100 ribu rupiah. Biasanya slogan mereka bilang gini "Jokowi .. jokowi ... Murah ... Murah ... 100 ribu aja" atau "uang jokowi bisa" atau "sepuluh riyal .. sepuluh riyal" dsb.

Bahkan mereka bisa lho diajak tawar menawar pakai bahasa Indonesia. Cuman bedannya mereka kalo udah bilang "ngga yaa ngga". Aku ngerasa pembeli bakalan kalah sama penjualnya. Jadi ngga bisa tuh kalo main tinggal aja dengan harapan di panggil balik.

Mungkin karena pembelinya terlalu banyak jadi mereka ngga akan rugi kalo ngga dibeli sama kita. 

Setelah liat pasar kaget baru deh ke hotel buat makan pagi.

Nah kebetulan ketemu juga tuh sama para ibu-ibu jamaah lain dari biro kami. Beberapa ada yang dari Jamaah Indonesia dari kota lain juga.

Selama makan jadi banyak sharing sama jamaah lain dan dari situlah kami denger kalo ternyata beli emas asli di Makkah tuh menguntungkan 'katanya' karena lebih 'murah' (aku lupa harganya berapa. Selain itu ternyata ada mall di bawah zam-zam tower (menara jam yang tinggi banget).

Kaget donk. Akhirnya meskipun kaki udah kek jelly kami pergi lagi tuh keluar hotel dan cari toko emas dan mall.

Kami ngga sempet isitirahat karena waktu kami bener-bener terbatas banget. Jadi kalo ngga memanfaatkan waktu dan memforsir fisik kami ngga bakal tahu apa aja yang ada di sekitaran masjidil haram.

Singkat cerita kami sampai di toko emas, ini dia persis dibawah zam-zam tower.


Jujurly, emasnya ngga kaleng-kaleng guys. Gedhe-gedhe. Ngga kayak di kotaku (entah karena aku yang misqueen sampe ngga liat ada emas yang segedhe ini atau gimana) dilihat warnanya pun beda banget.

Meskipun minder pas masuk kami coba beraniin kali aja mampu beli emas. Eh pas dicari harga termurah, uangnya cukup tapi ngepress. Kemungkinan kami ngga bakal bisa beli oleh-oleh gara-gara beli emas doank. Alhasil batal ngga jadi beli.

Kami keluar dan cari ketempat lain yang mungkin ada barang lain yang lebih cocok buat kami sampai akhirnya kami ketemu donk supermarketnya.


Cuman berhubung kakinya kayak jelly, jadi kami ngga bisa masuk terlalu jauh. Kami cuman liat lantai bawah aja dan liat sekitaran supermarketnya. Kami harus mempersiapkan kaki kami buat umrah yang kedua dan tour lain.

Yaa meskipun aku kepincut sama kerudung pashmina hitam. Hitamnya tuh bener-bener pekat, malah semenjak di Arab aku jadi kepengen pake cadar dan baju item gitu lho. Ternyata pas dicari belum ketemu yang kayak cewe Arab punya.

FYI cewe arab tuh kalo pakai pashmina kayaknya ngga pakai jarum deh, karena cuman diuwel sekali aja anti mlorot. Ngga ngerti deh pakenya gimana. 

Jangan lupa cekrak-cekrek lagi guys. Tapi aku ngga mau tunjukin.

Entah kenapa pas sampai disana niat untuk bikin vlog jadi ngga ada minat saking sibuk dan hectic belum capek luarbiasa. Jadi aku ngga bisa bikin vlog sesuai yang aku cita-citakan pas di Indonesia.

Makannya aku ngga bisa kasih banyak video. Malah foto-foto penting kurang banyak. Kayaknya aku kebanyakan foto padang pasir deh 😭

Hmm sepertinya udah deh cerita hari itu ditanggal 14. Soalnya hari itu kami free dan habisin waktu buat di masjid. Jadi ngga ada acara lain.

Untuk tour akan ada di postingan selanjutnya. See youuu ❤️❤️

Wassalamualaikum wr. wb

***

14 Mei 2022

Jalan Kaki : 9,5 Km

07 Agustus 2022

Alhamdulillah Umroh : Jumatan di Masjidil Haram

Assalamualaikum Wr. Wb.

Hmm, as you know as aku tulis cerita ini pukul 23.49 WIB. Because, aku belum bisa tidur. 

Yaa, sekalian juga aku udah lama yaa ngga nyelesain cerita ini.  Jadi aku harap kalian juga suka yaa episode hari ini 💜

***

Hmm, sebenernya ngga jauh beda sih guys aktifitas aku, cuman bedanya tuh setelah salat subuh kami tidur karena saking capeknya proses ibadah umrah kami. Sebenernya bukan masalah proses ibadahnya sih tapi lebih ke apa yaa .. kami ini kurang istirahat aja. Mengingat dari awal mendarat di Madinah aja kan perjalanannya udah masya allah lah ya, terus uhm, perjalanan juga dari Madinah ke Makkah yang memakan waktu 7 jam-an itu bener-bener nguras tenaga banget. Terus tanpa istirahat kami kemudian melaksanakan ibadah umrah jadi yaa, nikmat.

Aku lupa sih bangun jam berapa kayaknya sekitar jam 08.00 pagi atau 09.00 yaa pokoknya pas sama jadwal makan pagi gitu. 

Singkat cerita, habis dari makan pagi, kami pergi siap-siap buat salat jumat. Kenapa? Karena kata pak Ustadz kalo mau jumatan di masjidil haram itu kami harus otw jam 10.00 pagi guys ㅜㅜ karena kalo kami datengnya pas kayak jadwal salat jumat apalagi berangkatnya kayak pas jumatan di Indonesia itu pasti ngga akan dapet saf salat yang strategis guys and you know what, meskipun datengnya itu jam 10.00 pagi. Kami terbukti kesulitan cari saf salat.

Ada sih pas ketemu saf strategis, eh baru duduk habis salat sunnah tahiyatul masjid malah di usir sama askarnya yang ternyata saf salat kami itu khusus untuk jama'ah laki-laki (tapi sebenernya pas kita duduk emang pada di usir sih baik cowo-cewenya katanya ngehalangin pejalan kaki jadi suruh pindah tempat).

Alhasil pindahlah kami para cewe ke saf jamaah cewe. Udah rame banget tuh. Hampir ngga ada saf yang lapang saking padetnya. Sampai kami jalan lumayan jauhlah dari tempat sebelumnya. Akhirnya nemu di saf belakang. 

Udah duduk, di pas bagian kepala aku nyentor AC yang beuh bikin masuk angin untung karpet tebel poll. Terus samping kiri aku itu ada 2 perempuan (ibu-ibu) 1 perempuan remaja, 1 anak kecil perempuan, 1 lagi anak kecil laki-laki (mereka keluarga guys). Sumpah asli mereka cantik-cantik banget, wajahnya ya Allah ademm banget pokoknya mah. Khas orang timur tengah banget anaknya juga cantik dan ganteng banget. Aku sempet insecure sih tapi ah sudahlah. 

Oh iya, selama disitu kami emang cuman nunggu sih guys sampai boring poll. Punggung juga mulai sakit, kaki juga udah semutan, sedangkan jumatan baru dimulai sekitar 12.30 siang. BAYANGKAN!

Makin lama pun makin rame poll. Ada bahkan yang duduknya udah ngga sesuai sama lajur saf karpet, pokoknya asal duduk aja. Termasuk sama orang yang baru ada disebelah aku. Jadi dia itu udah agak tua gitu guys, aku lupa dia dari negara mana pokoknya slayernya warna biru.

Awalnya tuh emang banyak kan orang sliweran, jadi kayak ngejawil buat minta kasih jalan lewat. Digituin aku minggir donk eh ternyata ngga, dia pake bahasa isyarat buat ijin duduk. Terus aku okein aja, pas dia duduk, udah kan sama-sama nunggu nih. Pas nunggu ternyata dia kena flu guys. Beuh, maaf nih maaf tapi jujur aku agak jijik gitu lho, mana tisu bekas lap idung di taruh pas di perbatasan saf antar aku sama dia (si oramg baru) lagi. Jadi kalo gerak ngga ati-ati mukena aku bisa kena tisu bekas idung itu dan itu sampai selesai salat jumat. Sumpah tega banget dan maaf jijik akunya.

Balik ke cerita awal, udah tu selama nunggu aku baca quran online kan lewat hp terus sesekali buka medsos sampe gumoh. 

Singkat cerita sekitar jam berapa yaa, mau jam 12.00 siang kayaknya tuh ada adzan dzuhur. Tapi itu lebih ke pengingat aja sih kalo bentar lagi waktunya salat jumat. 

Nah abis adzan pertama tuh disambung sama khutbah. Beuh, kamu kalo dengerin mirip-mirip lah kayak pas listening tes IMKA (tes bahasa arab) bedanya suaranya lembut guys yang khutbah, ngga kayak masjid di deket rumah aku kalo khutbah kadang suka bernada tinggi rendah biar jama'ah nya ngga pada tidur wkwkwkw

Asli sih keren tapi aku ngga ngerti isi khutbahnya apa dan sayangnya ngga aku rekam juga :(

Selesai khutbah adzan lagi tuh terus baru deh salat dua rakaat. Setelah sekian abad menunggu akhirnya dimulai juga. Ya Allah ㅜㅜ

Hari jumat ini tuh sebenernya ngga gitu banyak aktifitas sih, soalnya kan emang kita juga udah capek kan jadi yaa ibadahnya juga semampunya atau rehat dulu sebelum lanjut ke thawaf sunnah di hari berikutnya.

As you know as, keluarga aku itu ditawarin temen pasangan rekan ayah aku buat ikutan thawaf sunnah buat besok selepas salat subuh. Jadi yaa di iyain tuh. Lagian orang kita mampu secara fisik jadi kita harus memanfaatkan momen sebaik mungkin yaa kan. 

Oh iya kalo kalian tanya, kenapa ngga umrah lagi? Selain kondisi fisik yang di utamakan, kalo mau umrah lagi itu harus siap finansial jadi kita harus bayar transportasi buat ambil miqat terdekat terus harus jaga aurat juga niat umrah itu juga sebetulnya gampang tapi yang susah itu jaganya. Makannya kita pilih thawaf sunnah karena lebih praktis dan ngga begitu melelahkan. Selain itu, persyaratannya juga ngga seribet pas umrah.

Tapi kisah yang ini aku ceritain nanti aja. Aku udah capek banget asli. Jempol aku udah pegel banget. 

Hmm .. terus kalo kalian tanya kondisi kaki aku .. masih sakit cuman udah ngga senyeri kemaren. 

Okey, aku pikir sekian cerita aku hari ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb. 

***

13 Mei 2022



18 Juli 2022

Alhamdulillah Umroh : Umrah Pertama

Assalamualaikum Wr. Wb. 

Halo .. hai .. halo ...

Gimana kabarnya? Aku alhamdulillah baik (yakali setiap pembukaan ngeluh teruss). 

Seperti yang tertera pada judul, aku akan menceritakan pengalaman umrah pertama aku. Yaa setelah sekian abad aku menghilang ã…  ã…  maaf yaa tapi aku akan terus berusaha menyelesaikan kisah ini kok. 

***

Sekitar pukul 23.00 KSA tentunya setelah makan malam, bersih-bersih dan wudhu. Oh iya untuk wudhunya ada aturan khusus pakai madzhab yang berbeda dari biasanya. CMIIW, seinget aku ada 4 gerakan wudhu (nanti aku cari deh biar ngga salah).

Kenapa wudhunya beda, karena biar ngga batal kalo sentuhan sama laki-laki bukan muhrim mengingat yang namanya umrah itu pasti bersinggungan dengan yang bukan muhrim. 

Lanjut, setelah sampai di lobi, ternyata udah ada banyak banget yang turun dan berkumpul di sekitar pak Ustadz. Waktu itu, pak ustadz lagi ngatur alat komunikasi radio bentuknya kayak mik gitu, aku ngga begitu tahu jelas sih, jadi alat itu nanti tersambung ke radio hp masing-masing jamaah. Kita juga disediain earphone karena ngga mungkin kan kalo ibadah tapi pakai loudspeaker lagian juga ngga denger wkwkw

Nah setelah semuanya siap, jangan lupakan pakaian ihram yang masih melekat yaa meskipun ribet buat daily life tapi kalo udah niat ihram harus hati-hati sampai umrahnya selesai. 

Okey, selanjutnya kita jalan kaki menuju ke masjidil haram tempat ka'bah berada. 

Sebelum masuk pak Ustadz kasih informasi sebagai penanda jamaah yang akan keluar masuk masjid nantinya. Penandanya adalah WC 3 letaknya persis di depan pintu masuk masjid (aku ngga kepikiran buat fotoin). Gunanya biar jamaah nanti ngga kesasar.

Setelah selesai kita masuklah ke kawasan masjid, awalnya kita masuk ke lorong yang dijaga ketat sama askar laki-laki dan perempuan. Cuman emang ngga seketat di Madinah sih, alias ngga ngecekin tas jamaah satu-satu. Paling ngusir aja sih😅

Nah sebelum masuk lebih dalam ke kawasan masjid kita belok ke kiri disitu ada eskalator buat menuju lantai dasar tempat ka'bah berada.  Oh iya, kalo dilantai 2 nya tuh keliatan kok.  Jadi kalo pertama kali banget masuk kalian udah bisa liat ka'bah dan orang-orang yang lagi thawaf dari atas sini. Kurang lebih kayak begini keliatannya. 

Noted :

Di masjidil haram ini ada sekitar 3 lantai kayaknya. Cuman kalo aku pribadi sih cuman pernah ke lantai 1&2.

Di lantai 1 ini kalian udah memasuki kawasan ka'bah, kalian bisa menunaikan umrah bahkan salat wajib 5 waktu di kawasan ka'bah. Bagi laki-laki kalian bisa banget buat salat persis depan ka'bah dan bagi perempuan agak kebelakang (ada pembatasnya yang biasa buat salat sunah setelah thawaf).  Khusus di lantai 1 bagi laki-laki wajib hukumnya buat menggunakan kain ihram selama menunaikan ibadah baik untuk umrah, salat atau thawaf sunah dan salah wajib 5 waktu. Sedangkan bagi perempuan ngga wajib pakai pakaian ihram yang penting menutup aurat. Kalo aku biasanya pakai atas mukena dan rok bawahan hitam. 

Dilantai 2 fungsinya kayak masjid biasa jadi ngga ada aturan khusus untuk penggunaan kain ihram, pakai pakaian bebas sopan&rapi bagi laki-laki udah boleh kok. Kalo perempuan yaa sama. Tapi yaa jangan tanya seramai apa yaa dilantai 2 ini. Kalo udah waktu salat beuh ramainya masyaallah, pulangnya apalagi, selesai keluar masjid terus baru selesai makan dihotel udah adzan sih kayaknya wkwkwwk makannya sangat penting untuk dicatat baik di masjid nabawi maupun masjidil haram sangat aku rekomendasikan berangkat minimal satu jam sebelum adzan supaya bisa lebih lapang buat cari tempat salat. Maksimal setengah jam sebelum adzan itupun udah bisa dipastikan kalian mulai kesusahan cari saf salat yang strategis letaknya. 

Khusus di masjidil haram, silakan bisa pergi ke lantai 1 (kawasan ka'bah) kalo mau agak lengang (tapi selengang-lengangnya yaa jangan dibayangin sepi juga sih) cuman disini, kalian ngga perlu khawatir buat kedudukan pantat pas sujud atau himpitan sama jamaah perempuan berbadan bongsor. Cuman kalo mau sepi yaa silakan jalan yang jauh maka kalian akan menemukan saf salat yang lumayan sepi dan nyaman. Tapi kalo mau strategis yaa silakan dateng 1 jam sebelum adzan atau kalau perlu jangan pulang ke hotel.

Aku jeda dulu, mau cerita perasaan aku waktu pertama kali liat ka'bah. Pertama ucap subhanallah dulu. Bayangin aja aku yang biasanya cuman liat di TV atau di gambar aja, ini bisa liat dengan mata kepala aku sendiri liat ka'bah, liat orang-orang thawaf dan menyandungkan lantunan doa. Ada juga orang-orang yang nangis dan meratap pas liat ka'bah.

Bahkan aku bisa liat ka'bah dan menunaikan ibadah umrah di usia aku yang 22 tahun ini bukanlah perkara yang mudah lho. Memang bukan biaya aku pribadi tapi dari orang tua aku. Tapi kalo dilihat perjuangan kedua orang tua aku yang dipandang rendah sana-sini sama orang. Belum penghasilan yang juga pekerjaan yang 'kata orang ngga mungkin' buat bisa pergi umrah pun bisa pergi umrah berempat. Bukankah itu keajaiban dari Allah.

Aku ngga nyangka dan seneng banget sih bisa merasakan surga dunianya Allah. Aku bersyukur.

Lanjut, saat turun dan bener-bener liat ka'bah di depan mata, pak ustadz ajak kami jamaah umrah untuk berdoa melihat ka'bah melalui panduan yang tersambung di radio hp. 

Pak ustadz juga memberikan arahan untuk berbaris rapi dengan urutan perempuan di tengah sedangkan laki-laki ada di sebelah kanan tujuannya biar lebih aman karena kan rame banget jadi laki-laki a.k.a suaminya atau anak laki-laki ngelindungin perempuan biar ngga kegencet atau hilang.

Setelah itu kita mulai thawaf dengan patokan lampu hijau yang terpasang di lantai 1 sebagai tanda putaran. Jadi setiap ngelewatin lampu hijau itu satu putaran.

Selama thawaf kita berdoa sesuai panduan dari pak Ustadz. Aku berdoa sambil natap ka'bah yang subhanallah indah banget, lebih besar dari gambar yang aku liat dan segala kengga mungkinannya. Meskipun selama putaran aku mulai ngerasain kalo telapak kakiku mulai terasa nyeri. 

Selesain thawaf, kami jama'ah umrah melakukan salat sunah 2 rakaat di tempat yang di sediakan (pembatas tadi) tempat mukjizat kalo ngga salah belakang maqam ibrahim. 

Selesai salat kami foto bersama dulu hehe tanda umrah pertama hampir selesai.


Muka-nya sengaja aku blur karena privasi dan yang aku kasih watermark itu keluarga aku dari pojok bawah kiri laki-laki nomer 1  terus kakak aku, ibu dan aku di huruf "eta".

Setelah foto bersama, sunah hukumnya buat minum air zam-zam sebelum lanjut sai.

Baru setelah itu kita masuk ke lorong, terus masuk ke jalan agak nanjak naik barulah sampai ke tempat sai bukit safa&marwa.

Fyi, bukit disini bukan bukit kayak pasir gitu yaa (dulu jaman nabi iya) tapi kalo sekarang kan udah ngga (kali aja kalian membayangkannya itu bukit pasir).  Tempatnya tuh dinginnnn banget nget, kalo habis thawaf beuh mantapp dinginnya bisa menusuk tulang. Belum lantai marmernya yang sangat dingin juga dan aku ngerasanya yaa kayak lebih keras daripada lantai pada umumnya. Terus kalo udah sampai di perbatasan safa&marwa tuh jalannya naik dan lantainya beda, kotak-kotak timbul (kayak lantai terapi kaki). 

Jalannya jauh banget guys, berapa putaran yaa 7 putaran yaa? Kalo mau minun zam-zam ada kok. Bentuknya kayak keran wastafel+ada gelas plastik baru juga. Jadi bisa minum kalo haus. Cuman airnya itu dingin kayak es mencair. Aku bilangnya kayak air kutub.

Dibanding thawaf jujur sai ini lebih melelahkan sekali. Ketahanan kaki kamu diuji disini. Di putaran yang ke berapa yaa waktu itu 4 atau 5 sinyal radio pak ustadz terputus. Situasi di tempat sai lagi ramai banget, sedangkan bapak aku udah jalan dulu (mengingat di beberapa part ada anjuran kalo laki-laki harus lari-lari kecil) sedangkan aku ibu dan kakak aku harus jalan pelan karena terhalang kondisi. Alhasil kami ketinggalan rombongan dan berakhir telapak kaki kanan aku nyeri banget nget udah ngga ketahan. Bahkan waktu kaki kanannya aku seret aja masih nyeri banget (kayaknya cedera otot) tapi berhubung sai belum selesai dan kami ngga tahu udah putaran ke berapa alhasil kami jalan terus sampai aku nangis (keluar airmata aja ngga sampai tersedu-sedu) saking ngga tahan sakitnya. Kesalahan ibu aku waktu itu ngga langsung telpon pak ustadz malah mutusin buat muterin safa&marwa, ada kalo ditotal 9 atau 10 putaran sampai ketemu rombongan dan tahalul (itupun setelah ibu aku nelpon)

Oh untuk tahalul itu ada syaratnya, yang pertama harus muhrimnya yang potong rambut (sedikit aja potongnya) dan boleh motongin rambut kalo dia udah potong rambut dulu. Ngga bisa motong rambut sendiri.

Setelah tahalul maka umrah pun selesai dan kami selesai pukul 03.00 KSA mungkin lebih sih hampir setengah 4 pagi. 

Setelah selesai aku lepasin sarung tangan aku dan hal-hal yang ribet lainnya. 

Singkat cerita, di perjalanan pulang ke hotel itukan jauh banget yaa, jujur kaki kanan aku ini bener-bener udah ngga bisa diajak kompromi karena nyeri poll sampe aku dimarahin bapak aku gara-gara nangis dan hampir di gendong. Tapi aku ngga mau aku pilih jalan sendiri karena posisinya pasti bukan cuman aku yang rasain kayak gini kan? Kadang aku merasa aku lemah.  Makannya aku jujur marah banget disituasi itu tapi yamg bikin aku coba buat tegar, ya karena ini rumah Allah. Aku ngga mau nambah dosa lebih besar disini.

 Setelah perjalanan panjang sampailah kami di kamar hotel. Aku langsung lepas kerudung dan ganti baju habis itu aku pergi buat rendamin kaki aku di wastafel. Yah, meskipun harus nangkring keatas kakinya tapi itu lebih baik setidaknya dengan direndam air anget kaki aku lebih ringan karena kaki-kaki kami udah bengkak jadi ya ngga heran kalo kaki aku jadi sakit. Habis itu aku kasih plossa. Terus tidur. Di hari pertama kami ngga salat subuh di masjid karena waktu itu subuh sekitar jam 04.45 KSA kayaknya. Jadi kami putusin salat di hotel aja. Lagian kaki aku udah ngga kuat. Begitulah. Kaki aku baru membaik sekitar 2 atau 3 hari kemudian. Setelah menggunakan rendamain air anget dan plossa.

***

13 Mei 2022

Jalan kaki 12,7 km

***

Okey sekian cerita aku hari ini. I hope you like it. Oh iya, untuk besok kami berkesempatan buat salat jumat di masjidil haram guys😭

So aku akhirin sampai disini dan sampai jumpa.

Wassalamualaikum wr.wb.













30 Juni 2022

Alhamdulillah Umroh : Menuju Baitullah Makkah

Assalamualaikum Wr. Wb
Entah yaa ini udah hari keberapa, yang jelas bukan karena tanganku keriting sih. Tapi, kali ini aku agak sedikit malas guys. Masalahnya tuh aku lagi seneng banget lanjutin game the sims freeplay aku, aku nonton drakor juga dan mengerjakan tugas yang sangat membuat aku sangat amat tertekan. Jadi yaa, gimana yaa, aku belum mood buat bercerita.

Tapi yaa, aku akan berusaha untuk menyelesaikan cerita ini karena takut keburu lupa. Sayang juga kan yaa. Uhm, aku harus mulai dari mana nih ...

***

Masih di kota Madinah, sekitar selepas salat subuh rombongan grup kami berkumpul di plataran masjid Nabawi nomer 25. Kami duduk melingkar sedangkan pak Ustadz duduk di tengah-tengah lingkaran kami. Di perkumpulan itu, pak Ustadz  memberikan penjelasan kepada kami terkait pelaksanakan umroh yang akan dilaksanakan malem ini (sebenernya dulu di tahun 2020 udah sempet dapet pelatihan cuman kan lupa yaa udah sekitar 2 tahun mana inget kan). 

Okey, tenang guys, aku akan ceritakan sedikit yaa tentang isi materi yang disampain pak Ustadz, tapi aku ngga bahas detai karena sisanya kalian bisa baca sendiri atau liat di youtube hehe ...

Jadi waktu itu pak ustadz  ngejelasin cara penggunaan kain ihrom bagi laki-laki, cara pakainya gimana terus larangan-larangan selama menggunakan kain ihrom (setelah niat berihrom), terus kalo perempuan dijelasin batas auratnya yang boleh kelihatan bagian mana (setelah niat ihrom). Lanjut dijelasin juga jadwal selama di Makkah dan lain sebagainya.

Ohh iyaa aku udah pernah cerita belum sih, kalo aku kepengen banget liat payung di masjid Nabawi kebuka? seinget aku belum sih, jadi aku pernah berdoa guys. Again, aku pernah menyesal waktu ibu aku nawarin buat duduk di plataran masjid Nabawi selepas salat subuh sampai matahari terbit. Jujur yaa sebagai manusia yang masih banyak dosa tuh jiwa malas aku agak susah untuk berkompromi, jadi waktu itu ajakanya ibuku aku tolak.

Nah, alhamdulillahnya hari itu di waktu pertemuan itu, aku bisa liat payung di Masjid Nabawi kebuka guys. Jadi bener-bener apa yaa ... ajaib sih. Mengingat hari itu hari terakhir di Madinah dan alhamdulillah banget aku bisa mendapatkan kesempatan bisa pergi ke Raudhah dan ngeliat payung kebuka. Siapa coba yang yang nyangka kalau jadwal ke Makkah dipercepat. Tapi yaa segala sesuatu itukan ada positif dan negatifnya kan. 

Hmm berhubung aku baik hati dan tidak sombong, aku akan kasih tunjuk vidionya yaa guys.



Bisa ke play ngga vidionya? 
Fyi, disana payungnya ngga satu-dua please kayaknya puluhan atau ratusan yaa, banyak banget. 

Okey aku lanjut lagi, jadi setelah dapet arahan dari pak Ustadz dan udah selesai liat payung aku dan keluarga aku memutuskan buat pulang ke hotel buat persiapan beresin koper dan makan pagi. 

Berhubung mendadak banget dan bentuk kamar hotel yang indah jadi kayak kapal pecah karena seberantakan itu. Sebenernya bukan karena males tapi lebih ke ngga ada waktu buat beres-beres karena meskipun kegiatan kami sebagian besar buat ibadah tapi bisa se ngga sempat itu karena perjalanan kaki yang cukup panjang dan melelahkan.

Singkat cerita, setelah selesai makan siang dan koper juga udah dikemas dan masuk ke dalam bus, kami pun berangkat untuk pergi ke Makkah. Dengan estimasi waktu perjalanan sekitar 6-7 jam melalui tol (kalo ngga salah atau emang kayak gitu yaa jalurnya?).


Bus nya bagus banget dan nyaman banget sih ini. Tapi aku ngga fotoin dalemnya.

Setelah semua siap, bus pun berjalan menuju bir Ali yaitu sebuah masjid untuk mengambil miqat pertama, jadi di bir Ali ini para jamaah udah bersiap-siap buat menggunakan pakaian ihram dan salat sunnah ihram 2 rakaat. 

Jarak dari hotel ke bir Ali deket sih menurut aku ngga sampai 30 menit kayaknya. 

Oh iyaa sebelumnya mari kita ucapkan "selamat tinggal kota Madinah". Ada doanya sih sebenernya tapi aku ngga hapal ㅜㅜ


Ini bukan hotel tempat aku tinggal tapi ini tepat diseberangnya hotel tempat aku tinggal. Nah sebelah kirinya kalo jalan sedikit udah sampai di depan masjid Nabawinya.

Setelah perjalanan pendek sampailah kita di bir Ali. Seperti biasa ramai banget dan banyak bus juga berjejeran. Oh, tolong jangan lupakan teriknya matahari di tengah hari yaa karena itu bener-bener seterik itu belum cahaya panas menyengat ke kulit dan mata lalu udara kering yang nusuk-nusuk lubang hidung.

Oh iya, aku ngga ambil foto tempatnya karena saking ramai dan emang riweuh buat antri wudhu, terus siap-siap pakai pakaian ihram dan salat jadi aku ngga bisa fotoin tempatnya itu tapi aku fotoin halamannya dan pemandangan yang ada di sekitar situ. Kira-kira kayak gini kondisi tempatnya. 


Nah terus aku, ibu dan kakakku sempet foto di sekitar situ. Menurutku cukup bagus kok hehe .. oh iya kalo udah berihram wajib untuk lebih menjaga perilaku, jangan cabut-cabut tumbuhan atau ambil sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. 

Ada sekitar -/+ 30 menit di bir Ali selanjutnya kita masuk ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan sekaligus membaca niat ihram. Setelah membaca niat ihram semakin ketatlah aturannya. Baik perilaku maupun menjaga aurat yang meliputi salah satunya tidak boleh menampakkan punggung tangan atau dagu dsb bagi perempuan sedangkan bagi laki-laki salah satunya tidak boleh menutup kepala (sering khilafnya disitu karena panaz jadi reflek nutup kepalanya pakai kain ihram). 

Pokoknya yaa setelah dibaca niat ihram bener-bener harus dijaga banget karena kalo ngelanggar akan di kenai dam (denda). Setiap pelanggaran memiliki harganya sendiri-sendiri. Memang bentuk pelanggaran ini hanya diri sendiri yang tahu jadi yaa disinilah kejujuran kita di uji. 

Lanjut, disepanjang perjalanan menuju Makkah jangan harap buat liat deretan rumah penduduk dan pepohonan yaa karena agak sulit kayaknya buat direalisasikan. Kenapa? Karena yang akan kalian liat adalah tebing berbatu besar dan padang pasir. Kalo ada tumbuhan pun kering guys. Ngga ada pemandangan menyejukkan yang ada matahari yang bersinar terik.


Apakah aku bisa tidur? Hmm, ngga sih karena ngga terlalu nyaman mengingat harus jaga aurat sebab udah ambil miqatkan. Makan-nya gimana atau kalo berhadas gimana? 

Ngga apa-apa kok, mau makan-minum, berhadas dan sebagainya juga ngga apa-apa. Ngga harus menjaga ke sucian seperti wudhu (paham kan yaa?) Kalo niat ihram ini lebih ke menjaga aurat dan adab berpakaiannya aja sih (bahasa mudahnya begitu)

Jadi yaa alhamdulillah meskipun cuman tidur sebentar-sebentar karena cape banget.  Sampai menjelang maghrib kita berhenti di salah satu rest area yang amat sangat buruk. Baik secara fasilitas maupun kondisi lingkungannya. Ngga terawat banget. Bahkan menurut aku rest area di Indonesia jauh lebih bagus. Sayangnya aku ngga bisa fotoin karena again diburu-buru mengingat antri toilet aja bisa setengah jam sendiri.

Di rest area ini bener-bener hati-hati karena meskipun sesama perempuan tetapi tetep ngga boleh tunjukkin auratnya. Jadi harus bener-bener waspada yaa buat perempuan. 

Setelah selesai kita pun kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan. Kalo ngga salah sisa perjalanan kurang 2,5 jam- 3 jam-an.

Seinget aku sampai di Makkah sekitar pukul 20.00/21.00 p.m KSA posisinya udah malem sih itu tapi jalanan masih ramai bahkan jauh banget sebelum area masjidil haram itu udah banyak jamaah umrah yang berlalu lalang karena sama kayak di Madinah yang mana penginapan disini tuh banyak banget bahkan terlalu banyak sih dan itu penuh guys. 

Kalo aku sendiri alhamdulillah penginapannya deket dari kawasan masjidil haram jadi ngga perlu pakai kendaraan cukup menggunakan kaki. Maka dari itu kondisik fisik terutama kaki itu harus ekstra kuat karena perjalanannya aja meskipun keliatannya deket tapi jauh banget guys. Sejauh itu dan seluas itu tempat ibadahnya. Ngga cukup kayaknya kalo keliling masjid dalam satu hari ㅜㅜ

Berhubung kita sampainya malem jadi kita ngga tidur guys wkwkw soalnya sekitar jam 22.00/23.00 yaa kita harus udah siap buat pergi umrah pertama. 

Tapi sebelum aku menceritakan umrah aku yang pertama aku mau kalian tahu tempat hotel kami menginap selama beberapa hari di Makkah (kali ini Ayah aku yang fotoin guys) 



Fotonya emang pas siang-siang mau pulang ke Indonesia deh kayaknya. Jangan heran yaa, soalnya ngga sempet foto pas baru dateng. 

Oh iya aku akan kasih review dulu tentang hotel ini. Sejujurnya hotel disini cukup berbeda yaa dari segi fasilitas yang di dapet cuman poin plus nya adalah deket dengan kawasan masjidil haram.

Kalo dibandingin sama hotel Madinah kayaknya sulit yaa untuk disamakan hehehe

Hotelnya ini tuh definisi kesederhanaan, keterbatasan dan juga kesabaran. Ditambah perpaduan antara kepasrahan atas kenikmatan makanan yang disediakan. Apakah mungkin karena kami sering ngedumel waktu di Madinah? Ngga juga sih, hanya kurang beruntung aja.

Maaf yaa kalo aku akan bahas hotel ini dari sisi kurangnya karena maaf memang sedikit unik sepertinya. Dimana di hotel ini aku menemukan tempat tidur aku yang kalo badan aku ngga sengaja gerak tuh kasurnya ngejeglek (bahasa indonesia nya apa yaa?) Jadi suka bikin aku terkejut. Belum lagi ac yang aduhay sepertinya ngga ada tanda-tanda dia hidup. Jadi kamarnya cukup pengap. Ruang kamarnya juga cukup sempit guys dan terbatas ruangannya. Yaa begitulah.

Sekarang aku bahas makanan, makanannya gimana? Hmm, di sini kamu akan berjumpa dengan potongan sosis dan buncis yang hampir dominan mengisi sarapan dan makan siang bahkan kadang makan malam juga. Bayanginnya udah eneg sumpah. 

Jangan lupakan juga dengan menu sup yang ngga tahu deh mereka terinspirasi dari mana karena aku sendiri baru tahu ada sup kayak gitu ㅜㅜ

Kalian pernah ngga bikin atau makan sup potongan timun. Bener-bener timun aja ngga ada campuran sayur lain. Timun dikasih air aja tapi bukan acar lho yaa.  

Meskipun gitu ada kok beberapa menu yang masih bisa di selamatkan kayak sayur sop, ayam goreng, kepala ikan goreng (udah aku ingetnya itu). 

Nah sekarang ke lift-nya. Aduh lift yang ini tuh masyaallah sangat mendukung kami untuk lebih lambat ke lantai dasar (kami dapet kamar lantai 13 btw). Ini lift kalo ngga bisa asal pencet kalo dia naik tuh yaa naik terus, kalo turun ya turun terus ngga bisa kalo main ceplak-ceplik. Harus sabar. Aku agak bingung sih ngejelasinnya gimana, beda pokoknya. Udah gitu agak lambat gitu mana sering rusak. Yaa hamdallahnya ngga begitu pusing sih kalo naik lift disitu beda kayak Madinah yang udah bikin orang jadi kena vertigo ㅜㅜ

Terus nih yaa, berhubung liftnya agak lambat dan kami lelah mengantri juga karena diburu waktu akhirnya ngga jarang kami naik tangga darurat buat ke lantai 2 atau 3 gitu. Kalo kami naik tangga sampai lantai 13 alhamdulillah belum yaa guys bisa-bisa baru nyampe depan kamar udah ada panggilan adzan karena naik lift aja yaa itu baru rebahan di kamar bentar aja udah adzan. Apalagi kalo naik tangga. Yaa Allah ngga kebayang.

Ya begitulah kisah cerita hari ini. Untuk cerita pas umrahnya itu di episode selanjutnya aja yaa. 

Pertanggal 12 Mei 2022
Jalan kaki total 6,3 km

See you ..
Wassalamualaikum wr. wb.










27 Mei 2022

Alhamdulillah Umroh : Jejak Islam di kota Madinah, Raudhah & Makam Nabi Muhammad SAW

Assalamualaikum Wr. Wb.

Acara menulis hari ini ternyata udah tertunda dua hari yaa. Bukan apa-apa sih, karena kondisi mentalku lagi ngga baik jadi aku ngga sanggup buat lanjutin cerita.

Uhm, ngga ada hentinya aku bilang kalo tanganku sepertinya bisa mengkriting yaa karena terlalu sering mengetik. Tapi ngga apa-apa, aku akan tetap bercerita meskipun kamu udah ngga tertarik buat baca karena buat aku pribadi bisa mengingat kenangan ini secara mendetail akan sangat berarti, mengingat otakku ini gampang lupa TT

***

Nghokeyy ...

Di tanggal 11 Mei 2022 kami akan pergi jalan-jalan atau bahasa kerennya adalah City Tour. Yaa meskipun pada pelaksanaannya  beberapa diantaranya hanya sekadar mampir atau lewat aja.

Seperti biasa, setelah sarapan pagi, kami kumpul di lobby bawah sekitar pukul 07.30 dan langsung masuk ke dalam bus. 

Ohh jangan lupakan bus yang sangat dingin juga, tapi tenang aja meskipun kesannya dingin banget tapi kedinginan ini akan sedikit bermanfaat ketika kami berada seharian penuh di luar, mengingat cuaca disana cukup panas dan kering.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah masjid Quba. Disini aku sama sekali ngga akan bahas cerita sejarahnya, aku akan menceritakan kesan-kesanku aja. Kalo kalian penasaran sejarahnya gimana, silakan cari sendiri!


Kalo ngga salah itu bagian samping atau  belakangnya deh. Aku ngga bisa ambil foto bagian depan karena cepet banget sampainya, udah gitu diburu-buru bironya buat segera salat sunnah disana yang kalo aku ngga salah inget pahalanya setara 'umroh' dan posisinya keluarga kamikan belum umroh, karena kami masih di Madinah sedangkan ka'bah kan di Makkah.

Tempatnya luas, tapi dibanding masjid Nabawi mah beda jauh yaa. Masjid quba ini mirip masjid besar yang ada di Indonesia. Tempat salat laki-laki dan perempuan menurut aku jauh yaa. Ngga kayak di Indonesia yang masih bisa dijangkau kalo masjid yang aku kunjungin disana jarak terpisahnya selalu jauh antara laki-laki dan perempuan. Di masjid ini juga dijaga sama askar/laskar perempuan bagi yang perempuan begitupun dengan laki-laki. Seinget aku tasnya juga di cek-cekin juga sama askarnya (aku ngga tau kalo yang laki-laki gimana).

As you know as, masjid quba ini juga sangat amat ramai guys, ada banyak banget orang-orang dari luar negeri juga. Ya kurang lebihnya sama sih kayak para jamaah di masjid Nabawi. Apalagi di pintu masuknya. Oh, sandal jepit, meskipun merknya swallow sekalipun, sangat wajib untuk di masukkan ke dalam plastik atau tas tenteng yaa karena kalo hilang, buat cari sandal jepitnya susah, mengingat lagi di negara Arab, harganya juga pastilah mahal TT (berlaku di tempat manapu yang ramai dan rawan hilang termasuk masjid).

Nah, di masjid quba ini, memang waktu deket-deket pintu masuknya ramai tapi setelah masuk agak dalem, tempatnya masih luas kok. Sedikit lebih cepet salatnya karena kan cuman salat sunnah 2 rakaat. Tapi yaa jangan heran juga sih, kalo kelamaan salat atau berdoa yang ada bakal diusir sama askarnya (ini berlaku dimasjid-masjid yang emang ramai atau tempat khusus).

Selesai salat, kami disuguhkan sama burung merpati yang berkeliaran di halaman masjid, mereka ada banyak banget pada makan disitu (disana ada yang khusus jualan makanan burung) jadi burungnya pada makan disitu, kalo diganggu bakal terbang hehe. Tapi yaa meskipun di sekitaran masjid (rata-rata masjid yang kami kunjungin) itu banyak burung merpati tapi tempat-tempatnya bersih, sama sekali aku ngga temuin kotoran burung. bahkan di masjid besar sekalipun juga belum pernah ketemu. Entah emang burungnya yang tahu diri atau petugas kebersihan yang gercep.

Ah, aku juga dimintai tolong sama salah satu ibu-ibu dari Malaysia buat minta tolong potoin dia huhu ... jujur aku ngga PD banget kalo suruh motoin orang. Tapi ibunya keliatan narsis banget, gonta-ganti gaya sampai berkali-kali. Aku harap ibu-ibunya agak puas yaa sama hasil fotoku.

Di masjid Quba ini memang ngga dikasih waktu lama guys, cuman sekitar 30-60 menit aja. Bayangin aja buat salatnya aja bisa dibilang udah memakan waktu 30 menit sendiri, jalan kaki anggap aja 15 menit. Mana sempat buat kami menikmati atau sekadar foto selfie. Tapi kami tetep selfie sih, meskipun di kasih wajah jutek sama guide dari biro nya wkwkwkw

Tempat kedua yang kami kunjungi adalah kebun kurma. Bilangnya sih kebun yaa, aku pertama kali denger, yang aku bayangin bakal liat deretan pohon kurma, terus dijelasin budidayanya atau nanti metik sendiri terus dibeli. Kayak gini kebunnya :

Eh, ternyata salah guys. Memang di sekitaran wilayah situ banyak banget kebun kurmanya tapi yang aku kunjungin bukan kebunnya tapi pasar kurmanya, uhm, lebih tepatnya pasar oleh-oleh sih. Sayangnya, aku ngga foto karena disana hectic banget.

Nah dipasar oleh-oleh itu kami juga dibatasi waktunya yaitu sekitar 60 menit aja. Pasarnya ngga luas kok, kecil termasuknya cuman emang dominannya jual kurma. disana jual macem-mecem kurma. ada juga jual dodol khas arab, berbagai merk coklat (bisa icip-icip banyak coklat btw), atau makanan-makanan khas lainnya.

Kami juga beli beberapa makanannya kok, yang jelas diatas 10 riyal harganya (kayaknya sih). Soalnya kami asal beli aja, jadi kalo pas di icip enak ya udah beli, soalnya kalo di itung pake uang rupiah mulu yang ada harganya pada mahal semua TT.

Again, setelah selesai belanja, kami kumpul di depan tempat oleh-olehnya dan aku menjadi tukang poto amatir sama ibu-ibu Malaysia atau Jakarta yaa .. ya pokoknya semoga suka deh yaa sama jepretanku. Soalnya aku asal jepret aja, yang penting banyak, juga gaya-gaya ibu-ibunya beda-beda.

Ngga ketinggalan kami para jamaah juga ikutan poto di tempat ibu-ibu tadi. Terus kami juga ngajakin sepasang lansia dari negara mana gitu, ngomongnya pake bahasa arab juga kok buat poto bareng.

Note :

Rata-rata jamaah dari luar negeri yang aku temuin di Madinah atau Makkah tuh adalah jamaah yang bahasanya pake bahasa Arab juga tapi bukan dari Arab karena ciri fisiknya beda-beda. Eh tapi ngga ngerti juga sih, bahasanya ditelinga aku kebanyakan arab soalnya. Ada juga yang dari India, Malaysia dan Indonesia. Aku ingetnya ciri fisiknya termasuk bentuk tubuh yang kalo jalan suka nubruk-nubruk aku tandain.

Setelah poto-poto, kami kembali ke bus. Hari udah mulai terik tuh jadi manfaat dinginnya AC bus sangat berarti.

Ke tempat yang ketiga adalah Jabal Uhud.

Beuh, you know what i mean, jelas sekali kalo sepanjang jalan yang kelihatan hanya gunungan batu dan pasir. Tapi itu tuh ngga cuman satu aja, tapi bener-bener sepanjang jalan gunung pasir. Aku bener-bener ngga bisa bayangin sih jamannya Rasulullah, Madinah itu kayak apa panas ataupun gersang kayak begitu. Belum gunung itu tinggi dan yaa begitu. Unta atau kudanya gimana jalannya, belum kalo haus atau kepanasan ngga ada air, berapa lama jarak tempuhnya terus kalau puasa gimana TT Ya Allah. 

Note :

Digambar kok kayak sejuk yaa .. tapi percayalah guys, disana sangat amat terik, panas dan kering sekitar -/+ 40°C

Definisi teriknya matahari semakin terasa, silau banget guys. Kalo panas, memang panas tapi panasnya tuh beda sama di  Indonesia, kalo di Indonesia tuh panas mataharinya di kulit kayak cekit-cekit tapi kalo di sana panasnya tuh kayak kita lagi di deket setrika atau kompor atau air panas. Hangat tapi melukai. Kalo menurutku sendiri di sana terik banget sih sama kering banget udaranya. Makannya berkali-kali aku bilang saking kering udaranya, kami ngga pernah keringetan dan hidung kami sakit kayak mau mimisan. Aku pun memunculkan teori dibalik mancungnya hidung orang Arab, karena kalo lubang hidungnya kecil dan tulang hidungnya tinggi akan meminimalkan jumlah udara kering yang masuk jadi hidungnya ngga terlalu sakit. Karena hidungku yang lebar ini kalo aku pencet ke atas lendirnya (buat lembabin area hidung) keluar tapi perih poll kalo dipencet. (Aku ngga ngerti apakah kalian paham atau ngga dengan teori ku)

Di Jabal Uhud ini kami mengunjungi makam sayyidina hamzah yang dimakamkan di sekitaran Jabal Uhud. Disana juga ada masjid, tapi kami ngga kesana. Ada cerita menarik yang aku dapet dari pak Ustadz kalo makam sayyidina hamzah ini pernah hampir dipindahkan beberapa kali namun sebuah kejaiban hadir yaitu Gunung Uhud yang hidup maksudnya, Gunung Uhud ini akan bergerak kemanapun makam sayyidina hamzah ini akan dipindahkan. Singkat cerita makam sayyidina hamzah tidak jadi dipindahkan karena saking cintanya gunung uhud pada sayyidina hamzah. Setelah berdoa, kami melanjutkan perjalanan menuju ke destinasi selanjutnya yang ternyata hanya sekadar lewat aja karena waktu yang terbatas, mengingat sebentar lagi sudah memasuki waktu dzuhur sekitar jam 11.00 siang. Memang masih lama adzan-nya tapi kami membutuhkan waktu satu jam sebelum adzan untuk mendapatkan saf salat yang lapang. 

Jadi aku akan menunjukkan beberapa foto masjid-masjid yang kami lewati aja. Ah, sayangnya aku juga lupa nama setiap masjid yang aku poto, diantara poto ini ada masjid Qiblatain dan Khandaq. Semoga potonya ngga salah yaa TT karena aku bingung.



Okey, setelah kunjungan yang sekadar lewat itu kita sampai juga di hotel dan kami rebahan bentar karena jam 12.00 siang harus udah siap-siap buat ke masjid Nabawi salat dzuhur.

Oh iya, di episode kali ini aku juga akan masuk ke raudhah. Jadi aku akan mempersingkat aja. 

Setelah salat dzuhur dan makan siang dan menjelang salat ashar kami memutuskan buat stay di masjid Nabawi. Awalnya kami berada di lorong pintu nomor 26 (bukan lorong juga sih sebenernya) sampai akhirnya ibu aku cari tempat di daerah pintu 25 dan kami pun menemukan saf yang singkatnya kami bisa sampai ke saf paling depan.

Kenapa harus di pintu 25? Karena pintu 25 adalah pintu utama yang akses menuju raudhah bagi perempuan. Selain itu hari kemaren pula raudhah di buka di pintu 25. Jujur waktu itu kami cukup senang karena kami bisa mendapatkan barisan depan tanpa susah payah seperti hari sebelumnya, semua ini berkat Allah SWT dan Rasulullah SAW yang telah mengabulkan doaku.

Aku akan kasih sedikit informasi bagi jamaah perempuan yang akan ke raudhah. 

Note 

Di setiap tempat salat perempuan itu dibatasi masing-masing dua pintu gedhe (aku ngga ngerti ukurannya berapa) bayangin aja kayak pintu garasi versi mewah dan kayu yang super tebel. Nah, semenjak pandemi pintu itu hanya di buka setelah salat isya dan setelah salat subuh (kalo dulu katanya dzuhur juga dibuka) tapi dibukanya pintu nomer berapa itu ngga ada yang tahu karena kami pun juga salah. Kami ngiranya yang dibuka pintu 25 lagi ternyata pintu 26 yang dibuka. 

Lanjut, kami nunggu dari salat asar sampai selesai salat isya, sama seperti kemaren yang makin lama jamaahnya semakin banyak, bahkan kami yang udah di saf pertama pun terselip oleh jamaah yang menduduki barisan (bukan saf (seharusnya ngga boleh ditempati)). Namun, beruntungnya kami masih bisa salat dengan gerakan yang normal ngga seperti hari kemaren. 

Lalu apa yang aku lakukan sepanjang menunggu salat asar - selesai salat isya. Aku pribadi membaca al-quran karena di setiap sudut masjid pasti ada al-quran dan kita bebas ambil buat di baca. Sesekali juga rebahan karena punggung bakal pegel banget apalagi menunggu dengan waktu yang ngga lama yang jelas tetap pertahankan wudhu nya yaa. Makannya kami pun ngga berani pulang ke hotel apalagi hanya sekadar untuk makan malam karena saf depan jauh lebih berharga daripada makan malam.

Salat isya itu selesai sekitar pukul 20.30 KSA dan tepat setelah itu para jamaah termasuk kami segera berdiri dan menunggu antrian (antriannya kayak sembako) saling berdesakan dan berhimpit. Tubuh kami yang kecil dan ramping pun terkena imbas himpitan, ibu-ibu berbadan bongsor. 

Ada banyak cerita dan kisah yang kami alami selama berada di antrian ini. Bahkan antrian semakin ricuh dan tak erkendali ketika hampir 2 jam lebih pintu tak kunjung dibuka. Padahal pintu 26 udah dibuka sejak satu jam yang lalu (karena kami jamaah mengira pintu akan bergilir di buka) sampai akhirnya beberapa askar laki-laki datang dan menyuruh jamaah untuk segera memasuki pintu 26 (pintu di buka pukul 22.30 KSA selama itu pula kami berdiri)

Pas setelah intruksi itu, kami jamaah perempuan sangat ricuh, banyak jamaah berlarian, bahkan masuk ke celah kecil (sekat antara daerah 25&26 untuk bisa masuk. Hal ini dilakukan karena kami tidak tahu kapan pastinya pintu akan ditutup.

Begitu pula dengan kami yang segera berlari kencang, kami bertiga saling bergandengan tangan supaya tidak ada yang hilang (karena kalo salah satu dari kami hilang akan susah untuk bertemu).

Jarak antara pembatas menuju raudhah masih tergolong jauh, bahkan ketika kami hampir sampai di raudhah kami masih di batasi oleh para askar perempuan. Askar perempuan itu berusaha keras supaya kami para jamaah masuk dengan tertib (tapi sejujurnya kami pun tidak bisa percaya karena kalo kami menunggu lebih lama akses menuju raudhah bisa di tutup sewaktu-waktu).

Dengan diteriaki oleh askar perempuan "ibu ... Ibu .. jangan ibu ... Nanti dulu ..  ibu يا .. ya ibu يا ... " Ucap salah satu askar perempuan yang meneriaki kami saat kami menerjang batas askar itu supaya kami bisa segera salat 2 rakaat dan berdoa, mengingat tempat tersebut adalah tempat mustajab dan taman mini surganya Allah.

Sejujurnya hampir tidak ada tempat salat yang layak (supaya gerakan salat bisa dilakukan dengan baik) bagi kami karena sangat penuh tempatnya. 

Kami menangis, salat dan berdoa di sela sujud kami yang lama (kalo berdoa setelah selesai salat berkemungkinan besar bisa di usir sama askarnya) setelah selesai salat kami ingin melihat makam nabi Muhammad, namun sayang kami tidak bisa bahkan hanya sekadar untuk menengok karena kami langsung di usir untuk segera meninggalkan tempat tersebut. Begitulah nasib perempuan yang serba dibatasi.

Note :

Untuk akses raudhah bagi laki-laki jauh berbeda (berdasarkan cerita ayah aku) . Aksesnya lebih fleksibel, jam buka raudhah juga bisa sewaktu-waktu di buka setelah salat wajib. Proses mengantri nya juga tidak se-ekstrim perempuan, bahkan jangkauan lingkup ke raudhah dan makam nabi pun lebih terbuka daripada perempuan yang dibatasi ketat. Maka dari itu, Ayah aku bisa berkali-kali masuk ke raudhah. Ah tentu saja, ayah aku juga membutuhkan taktik, bagi kamu laki-laki harus bersedia buat berpindah-pindah antrian sampai bisa mendapat peluang karena kalo hanya berdiam diri juga sulit. Kamu juga harus berkeliling dari pintu ke pintu untuk menemukan jalur terdekat menuju raudhah begitu katanya.

Berhubung aku tidak sempat mengambil gambar di makam nabinya (sebenernya ada 3 makam salah satunya makam nabi Muhammad SAW). Aku kirimkan hasil foto Ayah aku yaa ..






Dan yang ini bagian luarnya ...



Singkat cerita, kami selesai dari raudhah pukul 00.00 KSA. Setelah itu kami mendapatkan kejutan tiba-tiba kalo besok pagi koper kecil dan besar harus dikumpulkan pukul 09.00 pagi KSA karena kami harus sudah checkout untuk menuju ke Makkah (sebenarnya ini jadwal berubah mendadak). Akhirnya kami baru sampai hotel pukul 01.00 KSA dan kami makan pop mie yang kami bawa dari Indonesia karena kami sudah melewatkan jam makan malam.

Dan tidur lalu jam 03.30 KSA kami berangkat menuju masjid Nabawi dan kami telat akhirnya dapet saf di terasnya huhu

Total jalan kaki kami mencapai -/+ 9,8 Km pertanggal 11 Mei 2022

***

Alhamdulillah cerita di Madinah selesai juga. Selanjutnya adalah petualangan di Makkah. I hope you like it. See you.

Wassalamualaikum Wr. Wb.







24 Mei 2022

Alhamdulillah Umroh : Berkunjung Ke Raudhoh Dan Makam Rasulullah SAW

Assalamualaikum Wr. Wb.

Huwaa sebenernya agak capek aku hari ini karena aku udah ngetik 'tugas' aku selama beberapa jam TT. 

Eh aku juga mau cerita, finally aku nemuin channel TV Makkah dan Madinah. Jadi kalo Channel TV Makkah itu siaran langsung di sekitaran ka'bah sedangkan kalo Madinah itu di masjid Nabawi-nya. Sumpah aku kangen banget. 

"Aku ngga masalah jarak tempuh Indonesia-Arab Saudi atau jalan kaki yang berkilo-kilo selama disana, aku ngga apa-apa. Tapi kalo biaya-nya aku sangat terbebani Ya Allah, buat perjalanan dan biaya hidup disana, Apakah kami bisa mengulang kembali buat pergi ke Baitullah dan Makam Rasulullah?"

Jujur yaa pas nonton siaran itu hatiku terenyuh dan terharu. Rasanya bener-bener pengen banget kesana lagi. 

***

Tanggal 10 Mei 2022

Kami mulai pada pukul 03.00 pagi. Dimana hari masih gelap dan alarm yang aku setting udah berbunyi. Kata pak Ustadz kalo ingin bisa masuk ke bagian dalam masjid Nabawi maka syaratnya adalah harus udah stand by sejak satu jam sebelum adzan subuh. 

Berikut jadwal salat di kota Madinah :

Jadi dengan mata yang masih setengah terpejam dan jangan lupa dengan suhu AC di hotel tempat aku tinggal yang sangat mampu membuat tubuh menggigil serta lantai marmer kamar mandi yang mampu membuat telapak kaki membeku. Berrr🥶

Setelah bersiap-siap kurang lebih setengah jam, kami sekeluarga berangkat untuk pergi ke masjid Nabawi. 

Jaraknya tuh deket banget kok cuman nyeberang jalan aja juga udah sampai di plataran masjid Nabawi. Tapi dari plataran masjid ke teras sampai ke bagian dalam masjid Nabawi itu, subhanallah jauh banget. Selain itu berhubung 'mungkin' masih pandemi covid 19 jadi setiap bagian masjid itu di kasih sekat-sekat (pembatas gitu) padahal yaa kalo ngga ada pembatas itu akan jauh lebih luas buat tempat para jamaah salat.

Note :

Sebagian besar aku cerita dari sudut perempuan yaa karena kalo peraturan-peraturan buat laki-laki itu aku ngga tau yang tau Ayah aku karena kayaknya sih beda antara laki-laki dan perempuan peraturannya.

Sesampainya di depan pintu masuk masjid (fyi pintu masjid Nabawi itu kembar semua yang membedakan itu nomer setiap pintunya. Jadi WAJIB UNTUK DI INGAT NOMOR PINTUNYA SUPAYA TIDAK TERSESAT) awalnya kami hendak masuk ke pintu 25 tapi ternyata udah ramai banget, belum yang namanya pertama kali, waktu itu kami bingung "ini kemana?" Karena posisinya kami udah ngga ada pendampingan dari pak Ustadz jadi kalo salat 5 waktu itu kesadaran masing-masing buat pergi ke masjidnya. Alhasil kami ngikutin serombongan perempuan (rata-rata bajunya hitam panjang) buat ke samping masjid (masih belum terlalu jauh dari pintu depan (pintu 25)) dan ternyata adalah pintu 27 atau 30 gitu. Lewat pintu itulah kami masuk dan itu subhanallah, masyaallah, ketar-ketir banget. Kenapa? Karena ternyata setiap hendak masuk masjid itu harus di cek tasnya satu-satu sama laskar perempuan berbaju hitam+niqab (setelah sering bolak-balik masjid ternyata yang ngga boleh dibawa itu kamera, makanan, benda tajam)

Nah, karena awalnya kami ngga tau, jujur kami agak takut dan waspada, apalagi ini di negara orang kalo kena masalah kan beda cerita TT.  Tapi yaa ternyata ngga apa-apa sih, ngga begitu ketat juga kok tergantung laskarnya. Terus masuklah kami ke dalam masjid yang subhanallah penuh banget banget banget banget saking penuhnya tuh kayak udah ngga ada tempat buat bikin saf salat lagi. Belum lagi laskar perempuannya teriak-teriak (حاي) / (تعل) / (عجلس) / (ayo ibu) 'maaf yaa kalo penulisannya salah, nanti aku koreksi lagi. ' Intinya si Laskarnya itu minta supaya jamaahnya itu pindah/jalan terus cari tempat yang lebih lapang (tapi kenyataannya sama sekali ngga ada yang lapang).

Note :

Jadi saf Makkah dan Madinah (terutama di Madinah= Masjid Nabawi) tuh kaya bener-bener siapa cepat dia dapat, belum lagi ada jamaah yang salatnya 'duduk' juga jadi satu sama yang salatnya berdiri, terus nanti kalian akan sering banget berjumpa sama jamaah yang saking ngga ada tempatnya "asal duduk" di tempat sujud orang atau pakai bahasa isyarat "apakah di sela-sela sini masih kosong?" Habis itu main geser aja alhasil jadi sempit banget salatnya. 

Bahkan kalo antri Raudhah (nanti aku ceritain) bisa banget salat (sujud) kepala kedudukan pantat orang, bahkan meskipun tubuh udah dibikin mengkeret juga susah cukup buat salat dengan gerakan 'normal' wallahuallam salatnya gimana deh kalo kayak gitu, saking terbatasnya.

Oleh karena itu, pentingnya datang satu jam lebih awal, kalo perlu ngga usah pulang ke hotel kecuali buat makan aja. Soalnya emang sepadet itu buat cari saf salat yang layak.

Alhamdulillahnya di hari pertama kami bisa dapet saf yang gerakan salat kami masih bisa sedikit normal, paling kepentok tas pas sujud. Subhanallah kami masih bisa diberi kesempatan juga buat liat langit masjid nabawi yang bagus banget dominan cream dan emas lalu dengerin lantunan adzannya ya Allah merdu banget, menenangkan banget. 


Masjidnya bagus banget, selain itu masjidnya juga luas banget, kalo jalan kaki akan jadi berkilo-kilometer jauhnya (nanti aku kasih tau berapa Km-nya)

Selesai salat 5 waktu kalo di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram ada kebiasaan yang selalu dilakukan yaitu salat jenazah. 

Selesai salat, kami bingung "harus lewat mana?" Sedangkan kalo balik ke pintu awal tuh udah jauh dan kami harus ngelewatin banyak orang. Berhubung kami lebih deket sama pintu 25 akhirnya kami keluar lewat pintu 25. Tapi sebelum itu kami minum air zam-zam yang udah tersedia di dalam masjid ada yang "cool/dingin" dan "not cool/ngga dingin" 

Di setiap sudut masjid tuh ada banyak tempat minum air zam-zam, disediain gelas plastik sekali pakai juga. Fyi, gambarnya aku ambil di masjidil haram Makkah, karena yang masjid Nabawi lupa ngga aku foto TT. Kalo yang masjid Nabawi itu setelah pintu masuk akan ada deretan tempat minum zam-zam. Sayangnya, sebagian besar minumannya "dingin".

Note :

Kalo minum air zam-zam akan lebih baik jika pilih yang "not cool" karena kalo yang "cool" itu rawan sekali buat terserang batuk yang sukar sembuh. 

Setelah selesai minum, kami pun keluar dan pulang ke hotel. Ups, hati-hati karena setelah keluar masjid hidung akan terasa sakit sekali karena tingkat kelembapan yang sangat rendah sekitar-/+8% dan suhu malam sekitar -/+37°C

Oh iyaa, di masjid tuh dingin banget yaa, lantainya marmer semua, pilarnya juga marmer, sedangkan di luar masjid itu pada pakain kipas angin turbo dan payung besar.


Nah, sekarang kita lanjut ke agenda selanjutnya. Jadi kita selesai salat subuh jam 05.00 a.m KSA. Kami langsung pulang ke hotel karena kami harus siap-siap ke agenda selanjutnya di pagi hari sekitar jam 08.00 pagi buat ditunjuin makam tempat raudhah dan makam nabi Muhammad SAW juga makam Baqi (orang saleh). 

Tapi sebelum itu kami pergi ke kamar hotel dulu buat lemesin kaki sama rebahan karena jujur aku sendiri masih capek banget, setelah perjalanan panjang dan kami ada waktu tidur hanya 1-2 jam sehari dan itu akan menjadi waktu tidur kami selama di Madinah ataupun Makkah. Jadi jangan kaget yaa.

Kami rebahan pun tujuannya karena restoran hotelnya belum buka. 


Akhirnya setelah jam restoran buka kami pun pergi buat sarapan. Eit, apakah semudah itu? Tentu tidak. Posisi kami ada di lantai 4 sedangkan tempat makan ada di lantai 2. Apakah dekat? Iya dekat tapi akan terasa jauh kalo kalian harus antri menunggu giliran lift. 

Sedikit review tentang lift nya..

Liftnya bagus banget, beuh jangan tanya kecepatannya, beda jauh sama lift yang pernah aku naiki di Indonesia bahkan untuk sekelas mall menurutku kalah sama lif di hotel Madinah ini. Pintu liftnya dominan gold. Kalo jarak antara lantai 2 menuju lantai 4 itu power speed nya akan naik. Bayangkan !!!

Kalo kalian yang naik lift di Indonesia masih suka mlorot jantungnya atau mual atau kliyengan, mungkin akan semakin tidak terbiasa guys. Bener deh, karena lift nya sangat bar-bar TT

Terus kenapa masih antri?

Yaa bayangin aja jamaah yang nginep aja banyak belum yang mau makan juga banyak. Oh iya, jamaahnya bukan hanya dari Indonesia atau hanya dari grup kami aja, TIDAK YAA. Ada jamaah dari Malaysia dan India yang sama banyaknya. Para jamaah tuh hampir tiap hari ada yang dateng baru-baru. Jadi yaa bayangin sesibuk apa hotel dan liftnya. 

Habis antri lift terbitlah antri makan. Kayak antri prasmanan di kondangan, panjang poll ada kali yaa setengah jam antri ambil makan. Adalah suka dukanya pas antri makan, manalagi aku kalo dikeluarga aku emang tukang antri ambil jatah makan jadi sekali ambil langsung 3 piring TT

Setelah makan selesai, singkat cerita kami turun ke ground buat kumpul dengan jamaah lain, karena pagi ini kami ada agenda seperti yang telah aku sebutkan sebelumnya. 

Jadi setelah semua jamaah terkumpul, kami foto bersama dan pergi jalan kaki ke kawasan masjid Nabawi ke bagian samping masjid Nabawi lalu berdiri di depan pintu keluar makam Nabi Muhammad SAW (jaraknya cukup jauh dari tempat makam nabi Muhammad) karena kami ngga bisa masuk (jadi ngga boleh sembarang masuk ada syarat khususnya)

Note :

Raudhah bagi perempuan dibuka hanya saat setelah salat subuh dan salat isya dan di pintu tertentu. Waktu kami disana pintu yang di buka di tanggal 10 Mei 2022 adalah pintu 25 sedangkan di tanggal 11 Mei adalah pintu 26. Di Raudhah pun memikiki aturan yang ketat dan akses serba terbatas. 

Sedangkan bagi laki-laki jam buka Raudhah lebih fleksibel dan akses raudha yang tidak begitu dibatasi seperti perempuan.

Sesampainya di pintu keluar makam nabi, kami berdoa dipimpin oleh pak Ustadz dan
mendapat ceramah selama -/+ setengah jam dari pak Ustadz, terkait dengan Raudhah, para sahabat, kisah orang-orang saleh. Sampai akhirnya kami beranjak berjalan menuju ke makam baqi yang cukup jauh dari sekitar halaman masjid nabawi (sekitar luar masjid)


Setelah melihat-lihat kami oun melanjutkannya dengan berdoa yang dipimpin oleh pak Ustadz. 

Ada sedikit informasi ..

Pemakaman yang terdapat di Arab Saudi bentuknya kurang lebih sama seperti yang ada pada makam Baqi yaitu hanya berupa patok tanpa kijing. Uniknya, makam akan dibuka setiap 3 tahun sekali untuk melihat apakah jasad tersebut masih utuh atau sudah berubah menjadi tulang belulang. Jika sudah berubah tulang maka jasad akan di pindah lalu dikumpulkan menjadi satu dengan tulang belulang manusia lain dan makamnya akan di gunakan oleh jasad baru. Sedangkan jasad yang masih utuh selama 3 tahun berturut-turut akan dibiarkan dan tidak akan di buka kembali karena tandanya jasad tersebut merupakan jasad orang saleh.

Singkat cerita pada sore harinya  sekita pukul 16.30 p.m KSA kami mendapat jadwal untuk pergi ke raudhah dan mengunjungi makam nabi Muhammad SAW bersama ustadzah yang kebetulan sengaja dihadirkan untuk menemani para jamaah umroh perempuan, khusus untuk berkunjung ke Raudhah.

Aku, ibuku dan kakakku memang sudah stand by berada di masjid sejak salat ashar karena memang rencananya kami akan berkumpul di depan pintu 25 masjid Nabawi


Setelah semua jamaah terkumpul kami oara jamaah pun masuk ke dalam masjid yang ternyata sudah sangat teramat ramai. Para jamaah lain (selain rombongan kami) rupanya juga sudah berada di saf masing-masing membuat kami sangat kesulitan untuk mencari tempat terdekat dengan sekat pintu menuju raudhah. Setelah berjalan cukup lama melewati begitu banyak orang dan melompati banyak kaki, kami pun terpaksa "asal duduk". 

Waktu terus berjalan jumlah jamaah yang datang semakin ramain, kami pun semakin berhimpitan bahkan untuk sekadar meluruskan kaki pun sangat sulit apalagi jika melakukan gerakan salat. 

Hal ini terbukti ketika kami menunaikan salat maghrib, badanku yang sudah sangat meringkuk masih saja di desak oleh jamaah dari negeri luar untuk lebih mempersempit saf. Belum lagi jamaah perempuan lain yang memiliki tubuh besar dan bongsor semakin memenuhi saf kami. Ngga masalah kalo mereka hanya duduk tetapi masalahnya bukan hanya itu, mereka justru rebahan pada kondisi seperti itu. Membuat kami sangat "gedeg" karena perilaku tersebut. 

Terjadilah saat salat maghrib dimana kepala ketindihan pantat dan kaki di buat alas sujud padahal badanku sendiri tipe yang seperti triplek, datar dan kurus :( semakin tersudutkan. 

Kondisi seperti itu terus berlangsung bahkan meskipun sudah sangat sempit, masih banyak sekali jamaah baru yang terus berdatangan, sampai akhirnya karena aku tak tahan dengan situasi tersebut (sejujurnya aku takut kalo keinjak saat antri nanti) akhirnya aku meminta ibu aku untuk pulang ke hotel saat salat isya dan memutuskan salat di hotel.

"Aku tahu ini adalah kerugian besar bagiku, untuk itulah aku tidak akan mengulanginya".

Note :

Total jarak yang ditempuh dalam satu hari per tanggal 10 Mei 2022 mencapai 11,0 Km 

***

Sampai jumpa di hari besok ..

Wassalamualaikum Wr. Wb.






23 Mei 2022

Alhamdulillah Umroh : Kota Madinah Al Munawaroh


Assalamualaikum Wr. Wb.

Hari ini tuh adalah hari pertama aku mencoba memulai hidup baru. Bukan 'baru' juga sih lebih tepatnya memulai aktifitas aku kembali, nah. Sejujurnya yaa aku masih suka ngebo alias tidur terus. Disisi lain aku juga masih kebayang-bayang kota Madinah dan Makkah yang bener-bener aku rinduin banget. Bahkan udah aku rinduin sejak aku checkout hotel Makkah. Rasa-rasanya aku pengen banget bawa pulang kedua kota suci itu TT.  Doakan kami yaa semoga kami bisa datang ke kota Makkah dan Madinah lagi. Aamiin.

***

Kota pertama yang kami kunjungi adalah kota Madinah Al-Munawaroh tempat dimana Rasulullah SAW dimakamkan dan ada banyak sekali jejak-jejak peninggalan Rasulullah SAW disini. 

Kotanya cukup indah, malam ketika kami datang tuh jalanannya cukup sepi jarang ada mobil berlalu lalang. Suasanannya keliatan damai dan menenangkan. 

Waktu itu rasa-rasanya aku masih belum bisa percaya kalau aku ada di Luar Negeri, di Negara Arab, di Kota Madinah, untuk berkunjung ke makam Rasulullah SAW. 

Jarak perjalanan antara bandara menuju hotel cukup dekat dan disela perjalanan rombongan kami dipimpin oleh pak Ustadz juga guide yang hadir untuk menemani perjalanan kami melantunkan salawat untuk nabi Muhamaad SAW. Meskipun rasa tidak percaya karena bisa berada dikota ini masih melanda, aku masih merasa sangat terharu, aku bener-bener tidak bisa membayangkan bagaimana perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama islam, lalu aku juga tidak bisa membayangkan seperti apa nabi Muhammad itu dan bagaimana para sahabat begitu mencintai nabi Muhammad SAW. Aku tahu, aku belum bisa seperti sahabat ataupun orang-orang terdekat nabi Muhammad yang begitu mencintai-Nya ataupun seperti kalian mencintai nabi Muhammad. Aku memang belum sempurna, ibadahku juga masih belum sempurna, aku masih memiliki banyak dosa dan aku masih berusaha untuk belajar dan memperbaiki diri. Oleh karena itu, mungkin dengan kedatangan aku ke Madinah dan Makkah mengunjungi Rasulullah dan Baitullah adalah cara Allah untuk membantuku dan membuka mata, hati dan pikiran aku supaya aku menjadi orang yang lebih baik lagi. 

"Aku bersyukur atas segala ridho dan kuasamu ya Allah, terimakasih atas rahmat dan karuniamu kepada aku dan keluargaku."

Sesampainya di depan pintu hotel (setelah kami mendapatkan beberapa informasi dan jadwal kegiatan hari itu) kami pergi menuju ke lantai 2 (kalo tidak salah ingat) untuk makan malam. 

Berbicara soal makan malam di kota Madinah, makanan yang disajikan di hotel ini adalah makanan khas arab. Aku sendiri juga tidak begitu tahu nama setiap masakannya itu apa, yang jelas kesan pertamaku adalah "aneh banget rasanya". 

Aku juga ngga ada foto setiap makanannya karena aku ngga ada kesempatan buat foto makanan-makanannya. Percayalah, segala sesuatu yang akan kami lakukan akan dimulai dengan "antri" dimanapun itu. 

Jadi disini aku akan jelasin aja makanan yang di sajikan salah satu hotel bintang 5 do kota Madinah. 

1. Nasinya, nasi yang ada di kedua hotel Madinah dan Makkah itu bulirnya panjang. Kalo kalian pernah nge-gunting bungkus jaring-jaring buah yang ada di Mall itu persis kayak gitu. Warnanya putih bersih dan rasa ataupun teksturnya sama aja sih kayak nasi yang ada di Indonesia. Sedangkan kalo nasi yang rupanya kayak nasi kebuli/nasi goreng itu rasanya sama "anehnya" kayak lauk-lauk lain. 

2. Masakan-masakan dikedua hotel Madinah ataupun Makkah sama-sama tidak mengandung citra rasa Indonesia. Aku sendiri tidak begitu paham dengan bumbu-bumbu yang dipakai, kalo kata Ayah, dominan rasa jinten pokoknya kayak jamu-jamuan gitu.

3. Mie goreng, wah ini aku sendiri tidak begitu bisa membedakan mana mie mana nasi karena hampir tidak terbedakan. Sekilas kayak nasi kuning, eh giliran dimakan teksturnya beda, ngga kayak nasi.

4. Telor orak-arik, ini telur yang sangat bikin enegnya minta ampun. Aku ngerasa kayak telur yang di kocok sampai berbusa habis itu di orak-arik sampe jadi kayak apa yaa, ngerti ngga sih kayak busa gitu, bukan busa sabun sih tapi bahasa jawanya tuh (ngumpluk). Sulit untuk di definisikan pokoknya. Rasanya hambar bangett nget, itu telur kalo dimakan tanpa nasi atau lauk pendamping, beuh bawaanya pengen muntah. 

5. Daging yang kukira rendang. Again, aku tidak tahu apakah yang kumakan ini sejenis rendang, yang jelas bentuknya kayak rendang dan tentu saja bahan utamanya adalah daging. Nah, disinilah pokok bahasan utamanya, "daging". Keliatannya sih enak waktu aku lagi antri sambil liat jamaah lain yang udah bawa sepiring nasi+lauk berupa daging. Sesampainya di depan meja makan dan berusaha menikmati daging ini, beuh rasanya dominan kenyel-kenyel, baunya prengus banget, bukan prengus daging kambing tapi prengusnya kayak berkali lipatnya daging sapi. Ya, katanya yang aku makan ini adalah daging onta :( idk.

6. Ayam goreng yang digoreng setengah mateng, ini juga sulit di definisikan, ayamnya tuh di goreng kulitnya kering tapi basah gitu lho, belum rasanya hambar.

7. Ada juga kayak daging nugget tapi ternyata bukan, saking aneh rasanya aku ngga begitu inget. 

8. Ada lauk bentuknya segitiga, kalo di google bentuknya kayak kue samosa persis tapi katanya mirip kayak pastel. Sedangkan,  menurutku enakan pastel TT karena kue segitiga ini emang luarnya enak tapi isiannya, masyaallah warnanya tuh kayak lendir bening, asin, asem, kecut uanehhh bangett, entah apakah itu keju atau bukan, kalo keju tapi kok bening. Pokoknya kalo udah kecetus sama isian itu ngga aku makan lagi, jadi yang aku makan luarannya aja.  

9. Ada lagi sejenis biji-bijian atau timun-timunan kecil-kecil ngga ngerti apa namanya dari tampilan aja udah bukin mual banget. Jadi ngga aku makan.

Oh iya, nilai positif dari hotel disini tuh, juga pilihan menu makanannya banyak, lauknya macem-macem. Termasuk kayak jajanannya, rotinya tuh banyak rata-rata bahan utamanya pakai gandum jadi tekstur rotinya agak keras dan hambar. Pengunjung bisa pilih selainya sendiri dan manggang rotinya sendiri.  Menurut aku rotinya enak sih. Beberapa selai termasuk madunya dibawa ibu aku pulang hehe

Aku mau bicara soal tehnya nih, teh celup di hotel ini tuh rasanya pahit poll, di kasih 2 sachet gula tuh kurang manis, kata orang tua aku kayak teh pagilaran. Tapi aku lebih suka minumnya tuh tanpa gula karena lebih nikmat.

NOTE :

Bagi yang penasaran silakan cari sendiri di google gambar-gambarnya. Tapi untuk rasanya belum tentu sama seperti yang aku rasain. Oh iya, setelah aku cari sendiri, hampir sebagian besar yang aku makan tidak ada di google. Jadi aku semakin tidak tahu apa yang aku makan selama ini. 

Setelah makan malam, saatnya pembagian kunci kamar. Satu ruang dibagi menjadi 2 ruang kamar tidur. Kamar keluarga kami ada di lantai 4 paling ujung. Ruang kamarnya bagus banget, kamar mandi juga juga bagus dengan dominan marmer warnah crem, ada bathub, shower, 2 closet satu ukuran normal satu lagi kayak wastafel pendek (aku ngga tau bedanya apa) terus ada wastafel yang dilengkapi haidryer. Jangan lupakan air hangatnya. Untuk ruang tidur sendiri ada 4 kasur, 2 lampu tidur, 1 standlamp, 3 kaca hias (kamar mandi, depan kamar mandi dan ruang tidur), meja+kursi, TV, sofa, lemari gantung dan teko listrik +minuman sachet. Terakhir jangan lupankan AC yang keliatannya kayak AC jadul tapi suhunya sangat amat dingin banget. Pengaturan suhunya tuh ngga pake remot AC tapi pake puteran gitu (bingung jelasinnya). Parahnya kalo selimutan di kasur itu akan semakin dingin dan justru gemetaran, belum kalo habis dari kamar mandi yang lantainya marmer itu akan semakin membuat kaki seperti menginjak es. Ada sandal hotel sih, tapi tetep aja dingin banget. Kami udah coba hubungin room service tapi ternyata ngga diangkat-angkat. 

Oh iya, kita ada waktu sekitar 1 jam buat persiapan (mandi+bersih-bersih) ke masjid Nabawi buat salat jama' takhir. Waktu itu kami kumpul dengan jamaah lain sekitar jam 00.00 KSA.

Berhubung udah larut malam jadi suasananya agak senyap tapi di sekitaran masjid Nabawi always ramai orang salat. Jarak antara plataran masjid sampai ke teras masjid itu jauh banget lalu dari teras masjid ke dalam masjid lebih jauh lagi mungkin total ?1 km? Tapi di hari pertama itu kami para jamaah umroh menunaikan salat jama' takhir di teras masjidnya aja karena jamaah laki-laki dan perempuan harus pisah dan itu jauh banget pisahnya. Jadi biar kami salatnya bisa bareng-bareng akhirnya salatnya di terasnya aja. 

Di teras masjid itu ada banyak saf-saf salat yang udah di sekat-sekat, ada banyak payung juga kipas-kipas yang besar (di sangkutin di payung) buat menghalau panas. Jangan lupakan hidung yang mulai terasa nyeri, dan akan semakin nyeri kalo di pencet rasanya tuh kayak mau mimisan terus. Di teras masjid kalo jalan agak jauh bisa nemuin kran air minum, tempat wudhu pria, toilet pria dan wanita. Jangan lupakan jaraknya yang jauh sekali. Kalau makam nabi ada di dibelakang masjid  yang jaraknya sangat amat jauh lagi (nanti akan aku ceritain yaa)

Setelah selesai salat sekitar pukul 01.00 KSA kita pulang ke hotel dan pergi beristirahat.

***

Dari sini cerita baru akan dimulai petualangan-petualangan dan kisah-kisahnya. Jadi aku harap kalian jangan bosan okey. 

Sampai jumpa pada petualangan pertama besok ..

Wassalamualaikum Wr.Wb.