Berita HITZ

21 Oktober 2024

Sendirian itu Menyenangkan!

Pernah ngga sih, berpikir buat travelling sendirian?

Buat aku yang jarang banget keluar rumah, apalagi main sendiri. Bahkan sekadar jajan cilok aja aku lebih milih diem di rumah. Makan? aku lebih milih kelaperan atau bikin pop mie dua kali sehari daripada harus keluar rumah. 

Kalo kamu bilang aku pemales? iya. Introvert? Iya, tapi bukan karena aku intorvert jadi kayak gitu ya. NGGAK, karena menurutku kepribadian introvert itu cuman perkara recharge energi, bukan pemalas atau ngga mau ketemu atau keluar rumah. Jadi jangan disangkutin sama introvert yaa.

Jadi jawabanku adalah, takut dan ngga berani


Aku lupa sih, apakah aku pernah cerita atau ngga di postinganku sebelumnya kalo aku tuh bener-bener anti sosial banget, bukan yang kayak penyakit yang kalo ketemu orang-orang jadi panic attack juga sih. Kalo aku lebih ke menghindari ketemu orang dan takut kalo harus berinteraksi dengan orang 'sendirian'.

Yah singkat cerita, semasa kuliah aku dipertemukan dengan temen terbaikku. Aku belajar banyak dari dia, aku belajar bagaimana cara bersikap ramah, menghargai orang dan memperlakukan orang-orang sekitarku. Tapi itu aja ngga cukup, aku ketiban masalah yang bener-bener jadi titik balik hidupku. Aku kehilangan harga diriku, rasa pecaya diriku dan tenggelam dalam keputusasaan. Mungkin orang yang tahu menganggap masalahku biasa aja karena yaa, perkara skripsi. Tapi disini, aku ngga akan ceritakan detail permasalahanku.

Sampai aku tiba di ujung rasa keputusasaanku dimana aku mencoba mengambil jeda dan waktuku untuk sekadar menikmati hidup. Disitulah aku mencoba untuk berubah dan mulai menerima segala apa yang terjadi dalam hidupkku.

Aku inget banget, untuk pertama kalinya aku merasa menikmati 'jalan sendirian'. Sore itu, aku berjalan di sebuah kompleks perumahan elite. Taman itu ada danau dengan suasana yang adem dan nyaman. Banyak orang yang berolahraga, duduk santai, bahkan prewedding. Waktu itu aku senidrian, aku berjalan dan meneguhkan hati agar aku cukup menikmati apa yang aku lakukan hari itu. 

Jujur, aku masih ngga nyaman dan aku merasa pandangan orang-orang tertuju padaku, aku ngerasa aku aneh. Tapi, rasa lukaku yang buat aku mencoba buat berjalan tegak dan berusaha buat ngga mempedulikan pandangan orang.

Kedua, aku inget saat aku pergi ke beberapa mall di kota rantauan. Situasiku saat itu, aku bener-bener stress dan aku butuh hiburan tapi temenku lagi pulang. Akhirnya dengan modal nekad aku pergi sendiri. Kali itu, aku jauh lebih percaya diri. Aku merasa, ternyata sendirian itu tidak semenakutkan itu dan justru aku merasa aku lebih banyak menikmati momen bersama diriku sendiri.

Ketiga, adalah travelling kali ini. Lagi-lagi aku ketiban masalah yang menurutku tidak adil. Pekerjaan pertama yang memberikan kesan sangat mendalam. Aku juga ngga akan menceritakan detail. Tapi, saat itu daripada aku berlarut-larut dengan perasaanku, aku memilih untuk berpetualang. Aku melakukan riset wisata dan biaya, secara mandiri.

Meskipun bukan di kota yang aku idamkan tapi bagiku petualanganku bener-bener menyenangkan. Aku benar-benar bahagia dan sangat sangat menikmati hidupku. Aku pergi ketempat wisata yang ngga pernah aku kunjungi, aku belajar skill baru, aku juga belajar untuk berinterakasi dengan orang-orang baru untuk sekadar meminta bantuan.

Disaat aku dihadapkan dengan situasi yang mungkin seharusnya aku terpuruk tetapi berkat momen membahagiakan itu aku merasa bersyukur dan menurutku adalah kenangan yang baik. Bicara tentang perasaan? aku bahagia. Aku bahkan merasa sangat excited saat merancanakan perjalanan dan memikirkan besok. Aku bahkan ngga memikirkan apapun selain perasaan yang bahagia karena aku akan travelling besoknya. Oh, aku juga ngga takut tersesat, aku juga ngga takut ketemu orang jahat, aku ngga takut apapun. Percayalah, itu menyenangkan! Pengalaman terbaik dalam hidupku ditahun ini!




13 Agustus 2024

Just be With You

    Di sebuah rumah kecil yang asri, dengan taman yang dipenuhi bunga-bunga indah dan pepohonan rindang, hiduplah sepasang suami istri yang dikenal tetangga sebagai pasangan yang harmonis. Setiap sore, suara piano klasik mengalun lembut dari ruang tamu, dimainkan oleh sang suami, Arman. Di luar, di taman belakang, istrinya, Maya, dengan tekun merawat tanaman-tanamannya, memberikan sentuhan penuh kasih pada setiap daun dan bunga. 

    Namun, di balik keharmonisan itu, ada kenyataan yang tak terlihat oleh mata. Pernikahan mereka, yang tampak sempurna di luar, sebenarnya kosong dan tanpa cinta. Arman dan Maya menikah lima tahun lalu, bukan karena paksaan keluarga atau tekanan apapun. Mereka menikah atas kesadaran diri, mungkin karena mereka merasa ada beberapa kecocokan di antara mereka. Namun, kecocokan itu tidak mampu menutupi setiap luka yang dimiliki kedua pasangan itu. 

    Arman, dengan jari-jarinya yang lincah di atas tuts piano, sering kali kehilangan dirinya dalam melodi-melodi klasik. Musik adalah pelariannya, tempat ia bisa melupakan sejenak rasa sakit dari masa lalu. Sepuluh tahun lalu, ia kehilangan kekasih yang sangat dicintainya dalam sebuah kecelakaan tragis. Kenangan itu terus menghantuinya, membuat hatinya tak mampu benar-benar mencintai lagi. Setiap nada yang ia mainkan adalah ungkapan rasa rindu dan kehilangan yang tak pernah bisa ia lupakan.    

    Maya, di sisi lain, menemukan kedamaian dalam merawat tanamannya. Tangan-tangannya yang lembut merawat setiap bunga dengan penuh perhatian, seolah-olah berharap bahwa cinta dan kebahagiaan bisa tumbuh dari sana. Masa lalunya pun penuh luka. Ia pernah dikhianati oleh seseorang yang ia percayai sepenuh hati, membuatnya sulit membuka diri untuk cinta yang baru. Setiap bunga yang ia tanam adalah simbol dari harapannya yang rapuh dan kesedihannya yang mendalam. 

    Selama bertahun-tahun, Maya telah terbiasa dengan rutinitasnya, merawat tanamannya dan menghindari konflik dengan Arman. Namun, suatu hari, saat ia sedang duduk di taman, ia mendengar melodi piano yang sangat menyentuh. Ada sesuatu dalam nada-nada itu yang membuatnya tiba-tiba terenyuh. Ia mulai menyadari bahwa setiap melodi yang dimainkan Arman adalah ekspresi dari rasa sakit dan emosi yang mendalam. Untuk pertama kalinya, Maya merasa empati terhadap Arman, menyadari betapa sulitnya hidup dengan luka-luka yang tak pernah benar-benar sembuh. 

    Kesadaran ini memicu perubahan dalam diri Maya. Ia memutuskan untuk mulai memperhatikan Arman lebih serius dan mencoba untuk memperbaiki pernikahan mereka. Meskipun sulit bagi Maya untuk benar-benar memahami Arman dan perasaannya, ia mulai berusaha untuk lebih terlibat dalam kehidupan suaminya. Ia mulai duduk di samping Arman saat ia bermain piano, mendengarkan melodi-melodi itu dengan penuh perhatian. Ia mulai mencoba memahami perasaan yang mungkin tertuang dalam setiap nada yang dimainkan. 

    Pada awalnya, Arman merasa heran dengan perubahan ini. Maya yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di taman kini sering berada di ruang tamu, memperhatikan dan mendengarkan saat ia bermain piano. Ia tidak merasa aneh atau marah, dan tidak ada rasa risih yang muncul. Sebaliknya, Arman merasakan sesuatu yang berbeda. Ada suatu hal yang mulai mengisi kekosongan hidupnya. 

    Suatu malam, suasana di rumah terasa hening dan sunyi. Langit tampak kosong tanpa bintang atau bulan, dan ketenangan malam mengisi setiap sudut ruangan. Di bawah cahaya lampu berwarna kuning yang lembut, Maya dan Arman duduk di ruang tamu, memandangi pekarangan rumah yang terpisah oleh dinding kaca. Mereka duduk berdua, saling merangkul, merasakan kedekatan yang baru mulai terjalin. 

    Maya memulai obrolannya dengan perasaannya yang dulu. Suaranya mulai bergetar saat ia membicarakan masa lalunya, ketika kenangan-kenangan lama dan luka-luka lama muncul kembali. Arman hanya terdiam, sambil memandangi Maya dengan penuh perhatian. Dengan lembut, ia menepuk pelan bahu Maya, berharap bisa menyalurkan ketenangan dan dukungan untuk Maya. Momen tersebut penuh dengan kehangatan dan empati, menunjukkan betapa jauh perjalanan mereka telah membawa mereka untuk saling memahami dan mendukung satu sama lain. 

    Lambat tapi pasti, hubungan mereka mulai terasa hangat. Setiap kali Maya duduk di samping Arman saat ia bermain piano, ia merasakan ada ikatan yang semakin kuat di antara mereka. Arman mulai memperhatikan Maya lebih sering, melihat cara Maya dengan penuh kasih merawat tanaman-tanamannya, bagaimana ia tersenyum kecil saat berhasil membuat bunga-bunga bermekaran. Arman mulai melihat sisi-sisi indah dari Maya yang selama ini terabaikan. 

    Suatu malam yang tenang, ketika mereka duduk bersama di teras, Maya mulai bercerita tentang kenangannya saat kecil, tentang bagaimana ia selalu ingin memiliki taman sendiri. Arman mendengarkan dengan seksama, melihat kilau kebahagiaan di mata Maya saat ia berbicara. Mereka mulai berbicara tentang hal-hal kecil yang mereka sukai, dari makanan favorit hingga film yang mereka tonton saat masih muda. Obrolan mereka menjadi lebih dalam dan pribadi, menjelajahi setiap sudut hati yang sebelumnya tersembunyi. 

    Arman mulai merasakan debaran di dadanya setiap kali Maya berada di dekatnya. Ia merasa terpesona dengan ketulusan dan kebaikan Maya. Setiap kali ia melihat Maya tertawa atau tersenyum, hatinya terasa hangat. Maya, di sisi lain, mulai melihat Arman dengan cara yang berbeda. Setiap melodi yang ia mainkan di piano, setiap cerita yang ia bagi tentang musik, membuat Maya semakin jatuh cinta pada suaminya. 

    Suatu ketika, Arman merasa dikelilingi oleh rasa kesedihan yang mendalam. Maya, melihat Arman hanya tertidur seharian dengan tampak lelah dan putus asa, hanya bisa menatap punggungnya dari kejauhan, merasa tidak tahu harus berbuat apa karena Arman sama sekali enggan menoleh atau berbicara. Maya merasa hatinya hancur melihat suaminya begitu menderita, tapi dia tidak tahu cara yang tepat untuk mendekatinya. 

    Di pertengahan malam, saat Maya terbangun dari tidurnya, ia berjalan menuju ruang tengah dan mendapati Arman duduk melamun di bawah cahaya temaram lampu. Wajah Arman terlihat murung, dengan mata yang masih basah. Maya mendekati Arman dengan hati-hati dan menggenggam lembut telapak tangannya yang terasa dingin dan basah. 

    Arman, dalam keadaan emosional, mulai menceritakan kejadian masa lalunya dengan suara bergetar. Ia berbicara tentang betapa dalamnya kesedihan yang ia rasakan setelah kehilangan kekasihnya, dan bagaimana hari ini adalah peringatan kematian kekasihnya. Meskipun Maya merasa terluka karena Arman masih mengingat mantannya, ia menyadari bahwa selama pernikahan ini, ia tidak pernah melihat Arman seterluka ini. Malam itu, Arman tidak berhenti menangis, mungkin air mata ini adalah yang seharusnya ia keluarkan sejak 16 tahun yang lalu. 

    Maya duduk di samping Arman, memegang tangannya erat, dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Malam itu, dalam keheningan dan tangisan Arman, mereka berbagi momen yang mendalam. Maya merasa terharu, mengetahui betapa dalamnya rasa sakit Arman dan betapa kuatnya dia untuk terus bertahan. 

    Setelah malam itu, hubungan mereka mulai berubah. Arman mulai melihat Maya sebagai seseorang yang selalu ada untuknya, yang mencintainya dengan tulus. Ia mulai memperhatikan setiap detail kecil tentang Maya: cara ia menyisir rambutnya, bagaimana ia menata bunga di taman, senyum lembutnya saat melihat hasil kerja kerasnya mekar dengan indah. 

    Malam-malam berikutnya, hubungan mereka semakin hangat. Arman sering kali terbangun di tengah malam untuk melihat Maya tertidur dengan damai di sampingnya. Ia merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya—rasa cinta yang mendalam dan ketulusan yang murni. Setiap pagi, ketika Maya membangunkannya dengan senyuman lembut, Arman merasa bahwa hidupnya telah berubah. 

    Arman mulai jatuh cinta pada Maya secara perlahan-lahan. Setiap hari, ia menemukan keindahan dalam kebaikan dan perhatian Maya. Mereka mulai berbagi lebih banyak hal pribadi. Maya bercerita tentang harapan dan impian masa kecilnya, sementara Arman mulai berbagi kenangan-kenangan kecil dan preferensi pribadi yang belum pernah ia ungkapkan sebelumnya. Mereka saling menemukan kecocokan yang lebih dalam, dan setiap obrolan yang sebelumnya terasa seperti rutinitas menjadi momen berharga untuk saling memahami. 

    Maya mulai melihat bagaimana Arman, yang dulu cenderung tertutup, kini lebih terbuka dan sering tersenyum. Setiap kali Maya melihat Arman berbicara tentang musiknya, matanya bersinar dengan antusiasme. Ia merasa terpesona dengan cara Arman menghidupkan setiap melodi dan bagaimana musiknya menjadi bagian dari jiwanya. 

    Bahkan kini melodi musiknya pun terdengar berubah tidak lagi alunan lambat yang terdengar menyedihkan. Namun melodinya berubah cepat dan memiliki kesan yang unik. Seolah-olah, melodi-melodi yang dia ciptakan diitujukan khusus untuk Maya, dan dia mulai menyadari bahwa perasaan Arman seakan tumbuh lebih dalam dari sekadar ketertarikan. 

    Di setiap malam yang tenang dan hening, mereka berdua duduk bersama, saling berpelukan di bawah cahaya lampu temaram, berbicara tentang segala hal—mulai dari kesederhanaan sehari-hari hingga harapan dan impian mereka. Dalam setiap percakapan, mereka menemukan bahwa mereka bukan hanya pasangan, tetapi juga teman sejati yang saling memahami dan mendukung. 

    Dalam keheningan dan kehangatan itu, Arman dan Maya akhirnya menemukan kembali cinta yang selama ini mereka cari. Arman mulai merasa bahwa Maya adalah orang yang ia butuhkan untuk mengisi kekosongan di hidupnya, dan Maya merasa bahwa Arman adalah bagian penting dari hidupnya yang membuatnya merasa utuh. Mereka menyadari bahwa meskipun mereka tidak bisa mengubah masa lalu, mereka masih memiliki kesempatan untuk menciptakan masa depan yang penuh cinta dan kebahagiaan bersama. 

    Dengan lembut, Arman menggenggam tangan Maya dan mendekatkannya. Mata mereka saling bertatapan, dan tanpa kata-kata, mereka saling mendekat. Di bawah sorotan lampu temaram dan diiringi melodi indah yang tercipta dari hati Arman, bibir mereka bertemu dalam ciuman yang lembut dan penuh kasih, menyatukan dua jiwa yang telah lama saling mencari untuk jatuh cinta. 

Arman -> Maya   "Bersamamu adalah sebuah pilihan yang tak akan pernah ku sesali seumur hidupku" Maya -> Arman "Membuka hatiku untuk mencintaimu adalah bukan suatu hal yang sia-sia untuk hubungan pernikahan kita berdua"

11 Maret 2024

Review Ginza Pore Clear Cleansing Oil

Halo ..

Ini udah tahun 2024 dan kayaknya ini postingan pertama aku di tahun ini.

Okey to the point aja, seperti dijudul aku mau review sebuah produk yang banyak banget diomongin orang yaitu oil cleanser.

Di beberapa platform kayak tiktok dan twitter/X ini bilang kalo oil cleanser ini bener-bener salah satu best produk buat gentle exfoliation dan ramah buat tipe kulit berjerawat, sensitif dan berkomedo. Mereka bilang kalo setelah bersihin produk pakai oil cleanser ini bisa ngilangin sebaceous filaments kayak gini gambarnya :

Pict dari google-lemonilo

Selain itu banyak yang bilang kalo wajah jadi lebih bersih dan kulitnya tuh jadi berubah semakin terawat. Bahkan ngga perlu lagi kegesek-gesek sama kapas yang bikin iritasi.

Lanjut ..

Sekarang dari pov aku.

Mungkin dari pertanyaan, kenapa aku tertarik buat coba?

Bukan, bukan karena perubahan kulit bakal lebih terawat. Melainkan karena lebih hemat. 

Selama ini aku pakai micellar water dan kapas. Ada kali harganya hampir 40-an buat total dari kedua produk itu. Belum aku takut kalo salah satu dari mereka habis harus siapin dana terpisah.

Dari situ aku mikir, kalo pakai oil cleanser itu akan jauh lebih hemat dan dari ukuran pun juga jauh lebih gedhe. Jadi buat aku yang masih belum punya penghasilan tetap bakal meringankan pengeluaran.

Nah dari pemikiran itu akhirnya aku semakin penasaran produk apa aja yang aman buat kulitku yang rada problematik ini. Tentunya yang ngga semahal itu buat dibeli.

Kalo dari review orang, banyak yang rekomendasiin skin 1004, ini produknya :


Saking larisnya sampai susah dicari, karena cepet habis. Dari segi ukuran dan harga juga menurutku mahal yaa. Cuman dapet 30ml. Jadi meskipun secara kualtas mungkin lebih bagus tapi buat aku yang masih mendang-mending ngga worth it.

Lanjut ke produk oil cleansing dari Teratu, yup brand skincare langganan aku. Ini produknya :


Sebenernya udah masuk wishlist aku semenjak Teratu ini menjadi produk andalan aku. Jadi udah dulu banget aku masukin ke wishlist. Berhubung aku cocok dengan skincarenya aku juga cukup mempercayai si cleansing oil ini. Nah, masalahnya balik ke budget, memang dari segi ukuran banyak yaa, dan worth lah buat dibeli. Tapi kalo aku harus keluarin 100K buat beli satu produk sayang banget. Jadi dengan terpaksa aku harus pilih yang lain.

Selanjutnya produk yang ngga kalah heboh alias sering diomongin juga. Ini produknya :


Jujur ini produk yang udah aku mau checkout karena dia punya yang aku butuhin yaitu harganya cuman 50K, ukurannya pun 150ml, kandungan bahan-bahannya juga bagus dan menyegarkan yaa semacam teh-tehan gitu. Kalo kalian baca reviewnya di shopee jujur bagus kok, aku suka sebenernya sama klaim yang ditawarkan. Cuman aku mikir kayaknya dia tipe oil cleanser yang wangi gitu lho dan ada pokoknya, ada rasa ngga sregnya buat beli. 

Jadi TMI aja, aku tuh udah hampir ngga pernah pakai skincare yang ada pewanginya. Bahan-bahan yang dipakai juga tipe yang gentle di kulit. Makannya aku agak takut kalo ketemu produk yang ada wanginya.

Singkat cerita waktu mau aku checkout ternyata total harga+ongkir melebihi budget aku. Berhubung masih ngga butuh-butuh banget akhirnya aku tunda.

Tiba-tiba pas buka Tiktok ternyata munculah produk dari Ginza Oil Cleanser. Ini produknya :


Harganya sama yaitu 50K tapi untuk di Tiktok shop sendiri ada potongan gitu. Ya kalian bisa liat sendirilah yaa. Terus untuk ukurannya 155ml. Lebih banyak 5ml dari KKV tadi.

Nah Ginza oil cleanser ini ada 2 tipe yang satu pore cleanser (gambar diatas) dan satu lagi skin barrier cleanser. 

Setelah aku cek bahan-bahan dan fungsinya aku cenderung ke pore cleanser karena lebih ramah buat kulitku. Kandungan bahannya hampir mirip sama produk skincare yang biasa aku pakai dari Teratu. 

Bahan udah lumayan sreg, sekarang ke harga, berhubung aku sangat teramat perhitungan buat pengeluaran belanja pribadi, aku bener-bener harus press banget harganya, kalo bisa nominal belanjanya itu harus jauh dibawah standar budgetku.

Hmm, jadi aku tuh punya prinsip belanja yang menguntungkan. Meskipun ngga ada yaa yang namanya belanja kok untung haha

Tapi gini-gini, misalnya harga oil cleanser tadi 50K otomatis aku harus memperhitungkan juga donk keseluruhan biaya+ongkirnya tanpa voucher belanja dan koin shopee wkwkw.

Tapi aku juga punya plann lain, kalo aku punya koin shopee, misal target ku ada 10.000 koin berarti aku totalin +kemungkinan voucher yang aku dapat.  Misal jatuhnya di angka 40K. Itu aku press lagi, "gimana caranya biar aku bisa dapet 35K". Jadi aku mikirnya kayak "aduh aku cuman ada duit segini gimana yaa biar aku bisa beli dengan press budget segitu. 

Singkat cerita, dari pertimbangan itulah yang buat aku lama banget buat beli suatu barang. Meskipun oil clenaser saat ini belum butuh banget, tapi aku antisipasi kalo micellar waterku habis. Jadi kalo harganya pas sama standarku, aku beli.

Akhirnya setelah aku cek ke berbagai platform belanja online. Ternyata di Tiktok shop ini lebih murah karena aku pengguna baru. 

Setelah banyak pertimbangan dan debat dengan diri sendiri aku bisa dapet harga dibawah ini :

Yup, aku dapet harga 33.500 super menguntungkan wkwkwk. Jauh dibawah standar budget ku. 

Lanjut ...
Setelah barangnya sampai alhamdulillahnya ngga bocor. Yaa karena di review pembeli banyak yang bilang produknya bocor. Jadi agak takut, kan jadi rugi yaa.

Ini foto produknya setelah sampai :



Tanganku kecil sekalii 😭😭
Tapi kalian fokus ke produknya aja yaa.

Ini produknya emang ngga ada packaging kardus gitu. Jadi waktu dibuka emang langsung botolan gitu.

Awal coba aku bingung cara pumpnya gimana, ternyata diputer sampai bunyi klik baru bisa dipump. Ternyata emang oilnya gampang tumpah karena aku sempet puter tutupnya. Jadi sekarang agak rembes gitu kalo dimiringin botolnya. Ya setidak pumpnya bisa di lock.

Setelah itu, di pump 2X di telapak tangan terus dipijit ke muka deh sampai makeup luntur dan ilang. Baru di semprot pakai air terus dipijat lagi sampai keluar putih-putihnya baru deh dibilas pakai air mengalir dan cuci muka pakai facial wash. Udah banyak video yang bertebarang cara pakainya.

First impression aku, produk oil cleanser ini ternyata merubah gaya pembersihan aku banget. Selain lebih simple, ngga ribet, ngga perlu gesek-gesek kapas, ngga perlu mikirin beli dua barang sekaligus. Makeup juga luntur cepet bahkan pas pakai eyeshadow glitter atau shimmer tuh dia larut ilang gitu dibanding micellar water yang meskipun udah cuci muka tetep nempel serbuk berliannya. Udah gitu harus ngabisin kapas 4 lembar buat bersihin muka. Sedangkan kalo oil cleanser ngga perlu pakai kapas cukup pakai tangana aja udah hempas makeupnya. Ngga usah effort deh.

Untuk Ginza oil cleanser ini sendiri ngga pedih kalo kena mata, teksturnya cair banget waktu pertama kali di pump ke telapak tangan kayak ngga kerasa kalo oil. Tapi waktu digosok ke tangan baru kerasa kalo ini tuh oil. Jadi inget kalo pakai minyak zaitun. Terus pas di apply ke muka ngga kerasa apa-apa, aku ngga ngerasain makeupnya luntur gitu lho. Jadi aku menggosok mukaku dengan bar-barly. Terus pas aku semprot pakai air baru deh kerasa kalo luntur. Seketika aku sadar kalo harusnya dipijit bukan digosok dan ngga perlu bar-barly :(

Nah perbedaan yang bikin aku terkejut itu pas setelah selesai cuci muka. Kulit lebih cerah dan halusss banget. Padahal sekarang aku lagi banyak jerawat hormonal, kulit sekitar jerawat juga kering gitu terus yang deket hidung tuh kayak minyakan gitu. Pokoknya lagi ngga banget deh.

Tapi setelah pakai oil cleanser ini bener-bener kerasa bedanya. Jadi aku suka bangett deh. Oh, untuk wanginya, sebenernya ada. Tapi tipis banget ngga nyengat. Masih aman kok buat kulit problematik.

Asli habis pakai ini muka jadi bersih bangett. Habis itu aku kasih moisturizer juga ke kulitku. Alhamdulillah belum ada tanda-tanda ngga cocok dan sejauh ini produk ginza oil cleanser ini baguss dan merubah hidup banget. 

Untuk sementara ini aku ngga perlu keluarin anggaran buat beli exfoliating toner, ngga perlu kapas juga. 

Okey, kita habis bahas positifnya, negatifnya apa?

Untuk sementara ini aku baru nemuin satu sih yaitu dia kurang fleksibel dan harus banget pakai air mengalir.

Kasus, aku tuh kalo pergi bisa dari pagi sampai malem. Paginya aku makeup baru pas mau pulang di sore/malemnya aku hapus makeupku di mobil. Setelah sampai rumah aku cuci muka.

Sedangkan kalo pakai oil cleanser ngga bisa kayak gitu. Kalo bersihin makeup pakai oil terus ngga langsung bilas, auto jerawatan nanti. 

Jadi agak tricky yaa, dari hasil review orang-orang memang harus bersih pas setiap stepnya juga harus bener supaya ngga jadi jerawatan. Makannya ada yang bilang balik lagi skincare itu cocok-cocokan. Tapi kalo ngga coba gimana mau cocok wkwkw

Hmm kalo solusi dari aku sih, tadi lihat bahan-bahannya, cek bahan-bahan yang pas kalian pake tuh ngga cocok dimuka. Di inget-inget aja. 

Terus aku juga belum coba juga kalo pemakaian oil cleansernya setiap hari apakah berbeda? Karena aku baru first impression jadi belum bisa kasih jawaban.

Sejauh ini untuk nilai produk sendiri adalah ⭐⭐⭐⭐⭐ worth to try!

Semoga review singkatku ini membantu kamu buat lebih yakin untuk beli oil clenser atau kamu butuh perubahan hidup, please coba oil cleanser!