Menjelang dua puluh tiga, ada banyak sekali kecamuk dalam pikiran. Semakin bertambah usia bukannya meraih kebebasan justru semakin dibebani oleh berbagai tuntutan, pencapaian, ketakutan,, ambisi dan sebagainya.
Memang betul diusiaku yang menginjak dua puluh saat itu, aku pun mengalami berbagai pikiran yang menurutku kompleks, entah aku emang ditakdirkan untuk banyak pertimbangan atau justru karena aku orang yang cukup perfeksionis dan idealis.
Saat ini aku merasa bingung, ada begitu banyak pilihan dikepalaku yang aku sendiri ngga tahu mana yang menunjukkan kebenaran jalan yang harus aku pilih. aku hanya merasa buntu.
dunia seperti semakin berubah, perkembangan semakin cepat, waktu pun juga berlalu begitu saja. Seolah hari kemaren dan kemarinnya lagi bukan apa-apa. Seolah-olah masa depan seperti terowongan yang gelap. Memang sesekali seperti melihat jalan terang, namun semakin diri ini berjalan justru yang ada hanya langkah yang semakin jauh.
Menjadi dewasa bukan hanya dipisahkan oleh hal-hal yang menyenangkan seperti teman dan suatu keadaan yang menyenangkan tapi ... menurutku menjadi dewasa itu ketika ... bagaimana cara untuk mencari kebahagiaan disaat hanya ada kesedihan, ketakutan dan kemarahan dan rasa ingin mengutuk pada dunia.
dulu semasa sekolah memang banyak hal yang membuat sedih tapi aku merasa lebih mudah bahagia karena definisi bahagia pada saat itu apa yaa... mudah aja datengnya. Ngga perlu susah payah untuk diciptakan sedangkan saat dewasa seperti sekarang ini sekalipun kebahagiaan itu diciptakan nyatanya hanya sebagai pengalihan dari rasa penatnya duna ini.
Mungkin aku hanya melihat dunia dari kacamataku saja, mungkin memang benar aku kurang bersyukur tapi ...apa yang disekeliling menunjukkan bagaimana caraku melihat.
aku bingung ...
aku bahkan tidak punya waktu untuk berbicara dengan diriku sendiri. Semua seolah berubah, aku bahkan tidak memiliki seseorang seperti "itu" lagi.
sejujurnya aku juga takut jika hal seperti itu datang lagi.